Konflik Iran Vs Israel
Trump: AS Tahu Lokasi Pemimpin Iran Ali Khamenei Sembunyi, Bisa Dibunuh Tapi Belum Saatnya
Presiden AS Donald Trump mengatakan AS tahu lokasi Ali Khamenei bersembunyi, ia bisa jadi target pembunuhan tapi tidak sekarang.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia mengetahui lokasi persembunyian Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.
Ia mengatakan Ali Khamenei dapat menjadi sasaran empuk dalam perang Israel-Iran, namun tidak akan menjadi sasaran saat ini.
"Kami tahu persis di mana Pemimpin Tertinggi Iran bersembunyi," cuit Trump di Truth Social pada hari Selasa (17/6/2025).
"Pemimpin Tertinggi adalah target yang mudah, dan kami tidak akan menghabisinya, setidaknya belum," lanjutnya.
Presiden AS mengatakan tidak ingin warga negara AS dan tentaranya menjadi sasaran rudal Iran jika pembunuhan itu terjadi.
Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan kesabaran AS mulai menipis dan menuntut Iran untuk menyerah sepenuhnya tanpa syarat.
Sebelumnya pada hari yang sama, Trump mengatakan ingin melihat akhir yang sesungguhnya dari perang antara Israel dan Iran, bukan hanya gencatan senjata.
Trump membantah laporan bahwa ia mengadakan pembicaraan damai dengan Iran setelah serangan Israel dimulai.
Sebelumnya, Trump menyatakan dukungan untuk sekutunya, Israel, dalam serangannya ke Iran, namun membantah bahwa AS berpartisipasi secara militer.
Sementara itu, militer AS dilaporkan sedang memindahkan jet tempur ke Timur Tengah, termasuk jet F-16, F-22, dan F-35, menurut laporan Reuters mengutip pejabat AS.
Israel meluncurkan serangan terhadap Teheran, Iran, dalam Operasi Rising Lion yang dimulai pada hari Jumat, 13 Juni 2025.
Baca juga: Ali Khamenei Pemimpin Iran Ditarget Israel: Selalu Lolos Percobaan Pembunuhan, Lengan Kanan Lumpuh
Serangan tersebut masih berlanjut, menewaskan lebih dari 224 orang dan melukai lebih dari 1.277 orang.
Namun, organisasi Hak Asasi Manusia Iran melaporkan serangan tersebut menewaskan setidaknya 450 orang.
Iran merespons dengan meluncurkan serangan balasan ke Tel Aviv hingga Haifa, menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 500 orang terluka.
Trump meninggalkan pertemuan puncak KTT G7 di Kanada dan bergegas kembali ke Gedung Putih pada Senin malam.
Berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One dalam penerbangan dari Kanada, Trump menegaskan ia ingin kepatuhan total dari Iran, tanpa menjelaskan apakah itu berarti menghentikan program nuklirnya atau sebaliknya.
Trump juga memperbarui peringatannya kepada Iran agar tidak menyerang pasukan atau kepentingan Amerika, dengan mengatakan, "Kami akan menanggapi dengan kekuatan ekstrem. Tidak akan ada pencegahan."
Pada Selasa pagi waktu setempat, Trump mengatakan ia akan berada di Ruang Situasi untuk bertemu dengan Dewan Keamanan Nasional ketika menghadapi krisis geopolitik yang serius atau ketika mereka ingin memerintahkan operasi militer besar.
Sejumlah media seperti Fox News dan The Wall Street Journal yang mengutip pejabat AS, melaporkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan opsi untuk menyerang target di Iran, termasuk fasilitas nuklir.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.