Senin, 25 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

3 Langkah Iran Bikin Trump Keder, Awalnya Bantu Israel Menyerang Lalu Seolah Jadi Mediator

Hikmahanto Juwana menilai ada tiga langkah Iran yang membuat Amerika Serikat (AS) seperti menarik diri dari konflik Iran vs Israel.

YouTube NATO
DONALD TRUMP KEDER - Tangkapan layar YouTube NATO, Rabu (25/6/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam konferensi pers KTT NATO di Hague. Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai ada tiga langkah Iran yang membuat AS menarik diri dari konflik Iran vs Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai ada tiga langkah Iran yang membuat Amerika Serikat (AS) seperti menarik diri dari konflik Iran vs Israel.

Padahal AS sempat ikut menyerang Iran, namun Presiden Donald Trump kemudian seolah menjadi mediator kedua negara melakukan gencatan senjata.

"Mungkin orang bertanya, kenapa sekarang Presiden Trump justru kelihatannya mundur, yang tadinya dia mengancam Iran hanya punya dua pilihan, make peace berdamai atau Amerika Serikat akan menyerang Iran lebih keras lagi kalau tidak mau berdamai," ungkapnya dalam dialog bersama Tribunnews, Rabu (25/6/2025).

1) Serangan Fisik ke Pangkalan Militer AS

Langkah pertama yang membuat AS berpikir ulang untuk menarik diri dari pertempuran ialah Iran yang berani menyerang pangkalan militer Al Ubeid di Doha, Qatar.

Meski disebut serangan itu tidak terlalu berarti, namun cukup membuat AS mengetahui keberanian Iran.

"Iran tidak mau berdamai dan malah menyerang balik menyerang Amerika Serikat, pertama secara fisik melakukan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat," ungkapnya.

2) Iran Merapat ke Rusia 

Langkah kedua ialah merapatnya Iran ke Rusia.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Aragchi, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, pada Senin, 23 Juni 2025.

Pertemuan ini untuk membahas konflik Iran–Israel dan serangan udara AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Sebut Trump Terlalu Lebay Membela Israel: Takut Zionis Hancur

"Iran mendapatkan konfirmasi dari Presiden Putin bahwa yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini ilegal, melanggar hukum internasional."

"Bagi Iran ini cukup karena memberikan sinyal kepada Amerika Serikat bahwa Putin akan ada di belakang Iran," ungkapnya.

3) Ancam Tutup Selat Hormuz

SELAT HORMUZ - Tangkapan layar Google Maps, Minggu (15/6/2025) memperlihatkan Selat Hormuz (lingkaran merah), jalur air energi terpenting di dunia yang terletak di antara Oman dan Iran.
SELAT HORMUZ - Tangkapan layar Google Maps, Minggu (15/6/2025) memperlihatkan Selat Hormuz (lingkaran merah), jalur air energi terpenting di dunia yang terletak di antara Oman dan Iran. (Google Maps)

Langkah ketiga yang semakin membuat AS menahan diri adalah ancaman Iran menutup Selat Hormuz yang dapat berpengaruh pada lonjakan harga minyak dunia.

"Ini yang sangat fatal mungkin untuk Amerika Serikat adalah adanya wacana di Parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz walaupun ini kan baru diputus oleh Majelis tertinggilah di sana."

"Permasalahannya adalah bagi dunia muncul kekhawatiran kalau Selat Hormuz ini benar-benar ditutup padahal 80 persen minyak BBM itu dari mana? Arab Saudi dan sekitarnya yang harus melewati Selat Hormuz," ujar Hikmahanto.

Menurutnya, penutupan Selat Hormuz bakal berakibat pada harga minyak dan perekonomian internasional, termasuk bursa di Amerika Serikat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan