Konflik Iran Vs Israel
3 Langkah Iran Bikin Trump Keder, Awalnya Bantu Israel Menyerang Lalu Seolah Jadi Mediator
Hikmahanto Juwana menilai ada tiga langkah Iran yang membuat Amerika Serikat (AS) seperti menarik diri dari konflik Iran vs Israel.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai ada tiga langkah Iran yang membuat Amerika Serikat (AS) seperti menarik diri dari konflik Iran vs Israel.
Padahal AS sempat ikut menyerang Iran, namun Presiden Donald Trump kemudian seolah menjadi mediator kedua negara melakukan gencatan senjata.
"Mungkin orang bertanya, kenapa sekarang Presiden Trump justru kelihatannya mundur, yang tadinya dia mengancam Iran hanya punya dua pilihan, make peace berdamai atau Amerika Serikat akan menyerang Iran lebih keras lagi kalau tidak mau berdamai," ungkapnya dalam dialog bersama Tribunnews, Rabu (25/6/2025).
1) Serangan Fisik ke Pangkalan Militer AS
Langkah pertama yang membuat AS berpikir ulang untuk menarik diri dari pertempuran ialah Iran yang berani menyerang pangkalan militer Al Ubeid di Doha, Qatar.
Meski disebut serangan itu tidak terlalu berarti, namun cukup membuat AS mengetahui keberanian Iran.
"Iran tidak mau berdamai dan malah menyerang balik menyerang Amerika Serikat, pertama secara fisik melakukan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat," ungkapnya.
2) Iran Merapat ke Rusia
Langkah kedua ialah merapatnya Iran ke Rusia.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Aragchi, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, pada Senin, 23 Juni 2025.
Pertemuan ini untuk membahas konflik Iran–Israel dan serangan udara AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Sebut Trump Terlalu Lebay Membela Israel: Takut Zionis Hancur
"Iran mendapatkan konfirmasi dari Presiden Putin bahwa yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini ilegal, melanggar hukum internasional."
"Bagi Iran ini cukup karena memberikan sinyal kepada Amerika Serikat bahwa Putin akan ada di belakang Iran," ungkapnya.
3) Ancam Tutup Selat Hormuz

Langkah ketiga yang semakin membuat AS menahan diri adalah ancaman Iran menutup Selat Hormuz yang dapat berpengaruh pada lonjakan harga minyak dunia.
"Ini yang sangat fatal mungkin untuk Amerika Serikat adalah adanya wacana di Parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz walaupun ini kan baru diputus oleh Majelis tertinggilah di sana."
"Permasalahannya adalah bagi dunia muncul kekhawatiran kalau Selat Hormuz ini benar-benar ditutup padahal 80 persen minyak BBM itu dari mana? Arab Saudi dan sekitarnya yang harus melewati Selat Hormuz," ujar Hikmahanto.
Menurutnya, penutupan Selat Hormuz bakal berakibat pada harga minyak dan perekonomian internasional, termasuk bursa di Amerika Serikat.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Iran Vs Israel
Gudang Senjata AS Menipis karena Seperempat Rudal THAAD Digunakan untuk Israel dari Serangan Iran |
---|
Kementerian Intelijen Iran Merinci Taktik Kontraintelijen Jitu Selama Perang Iran Lawan Israel & AS |
---|
Arab Tolak Perintah Trump, Enggan Serahkan Rudal THAAD untuk Bantu Israel Hadapi Iran |
---|
Tanda-Tanda Israel Sedang Siapkan Serangan Baru ke Iran, Ancaman Nuklir Cuma Kedok |
---|
Iran Siap Berperang dengan Israel, Tidak akan Menghentikan Program Nuklir, Kata Presiden Pezeshkian |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.