Konflik Iran Vs Israel
Ali Khamenei Ternyata Tak Dilibatkan dalam Gencatan Senjata Israel-Iran, Mengapa?
Ayatollah Ali Khamenei diklaim tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan gencatan senjata Israel-Iran.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, diklaim tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan gencatan senjata Israel-Iran.
Klaim itu dilontarkan Iran International, sebuah media bermarkas di Inggris yang kerap mengkritik rezim Iran.
Menurut narasumber yang didapatkan media itu, Khamenei memang tidak terlibat dalam keputusan gencatan yang mulai berlaku 13 Juni lalu. Keputusan itu diambil oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Dewan tersebut ingin merespons cepat usul gencatan yang diajukan Amerika Serikat (AS).
Saat itu, tidak ada kesempatan untuk menghubungi Khamenei. Oleh karena itu, keputusan gencatan itu disetujui tanpa dikomunikasikan dulu dengan Khamenei.
Selama serangan Israel ke Iran, komunikasi dengan Khamenei sangat dibatasi demi keamanannya. Iran takut Israel bisa menyerang lokasi Khamenei.
Sebelumnya, Khamenei dan anggota keluarganya dievakuasi ke bunker yang aman di Lavizan, Teheran bagian timur laut, setelah serangan Israel dilancarkan.
Iran International mengklaim Khamenei telah menyerahkan wewenang pengambilan keputusan penting kepada Dewan Tertinggi Korps Garda Revolusioner Islam. Penyerahan itu dianggap sebagai langkah untuk memastikan keberlangsungkan komando jika ada ancaman langsung terhadap Khamenei.
Sementara itu, Iran belum mengonfirmasi lokasi Khamenei dan rincian mengenai pengambilan keputusan gencatan.
Adapun pada Kamis(26/6/2025), Khamenei menyampaikan pidato kemenangan Iran atas Israel. Pidato itu dilaporkan direkam di bunker tempat dia bersembunyi.
"Rezim Zionis, bersama dengan racauan dan klaimnya, hampir dibuat bertekuk lutut," ujar Khamenei.
Baca juga: Ali Khamenei Sembunyi di Bunker Dikawal Pasukan Elite, Israel Susah Payah Menemukannya
"AS tidak mendapatkan apa-apa, dan menerima tamparan keras."
Latar belakang tempat saat Khamenei berpidato mirip dengan latar saat dia berpidato pada momen sebelumnya. Oleh karena itu, dia diperkirakan berada di bunker yang sama.
Di sisi lain, Presiden AS, Donald Trump, lewat Truth Social mengklaim AS mengetahui tempat persembunyiaan Khamenei. Bahkan, Trump menyebut Khamenei sebagai "target yang mudah".
Mehdi Fazaeli, seorang pejabat senior kantor Khamenei, pada Selasa lalu, menolak memberi tahu kondisi Khamenei ketika ditanya. Dia hanya meminta warga Iran mendoakan pemimpinnya.
"Kita semua harus berdoa. Orang-orang yang bertanggung jawab melindungi Pemimpin Tertinggi sedang mengerjakan tugasnya dengan baik. Insyaallah rakyat kita bisa merayakan kemenangan di samping pemimpin kita, insyaallah," kata Fazaeli, dikutip dari New York Times.
Menurut penyelidikan Reuters, Khamenei dan keluarganya dijaga oleh Vali-ye Amr, sebuah satuan elite IRGC.
Khamenei masih diberi tahu tentang persoalan internal. Sementara itu, sebuah komite khusus yang beranggotakan tiga orang sedang menyiapkan sosok pengganti Khamenei jika terjadi sesuatu padanya.
Salah satu calon terkuat pengganti Khamenei adalah putranya yang bernama Mojtaba. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.