Konflik Iran Vs Israel
Araghchi: Ilmu Teknologi Pengayaan Uranium Iran Tidak Bisa Dihancurkan Begitu Saja dengan Bom
Menlu Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa pengetahuan Iran seputar teknologi nuklir tidak bisa dihancurkan begitu saja dengan bom.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa pengetahuan dan tekad Iran dalam bidang energi nuklir damai tidak bisa dihancurkan begitu saja melalui agresi militer.
“Tidak seorang pun dapat menghancurkan teknologi dan ilmu pengayaan uranium untuk tujuan damai hanya dengan pengeboman,” ujar Araghchi kepada CBS News dalam wawancara yang disiarkan pada Selasa (1/7/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul klaim Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa sejumlah lokasi strategis Iran telah dihancurkan melalui serangan udara.
Menanggapi hal itu, Araghchi menekankan bahwa Iran sepenuhnya siap dan mampu memulihkan segala kerugian.
Ia menggambarkan optimisme tinggi terkait kemampuan Iran untuk bangkit dan kembali mempercepat kemajuan industrinya.
“Jika ada kemauan dari pihak kami—dan kemauan itu ada—untuk kembali memajukan industri ini, maka kami dapat dengan cepat memperbaiki kerusakan dan menebus waktu yang hilang,” tegasnya.
Kepercayaan diri Iran dalam membangun kembali industri nuklir tercermin dalam gambar citra satelit terbaru yang diambil oleh perusahaan pencitraan komersial asal AS, Maxar Technologies pada Jumat (27/6/2025).

Citra satelit itu menunjukkan bahwa peralatan konstruksi dikerahkan di Fordow, salah satu lokasi fasilitas nuklir Iran yang dibom oleh Amerika Serikat pekan lalu.
Berbagai aktivitas tampaknya sedang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan sekaligus menggali jalur akses baru menuju fasilitas tersebut, menurut Business Insider.
Menurut Business Insider yang memperoleh gambar tersebut, terlihat adanya aktivitas baru di sekitar pintu masuk terowongan, termasuk pada titik-titik serangan bom berat AS yang menghantam Fordow.
Salah satu gambar menangkap ekskavator dan buldoser yang tampak sedang memindahkan tanah di sekitar kawah dan lubang pada sisi utara pegunungan di Fordow.
Baca juga: Aliansi Iran-Rusia di Persimpangan? Benarkah Moskow Enggan Pasok Sistem Antirudal S-400 ke Teheran?
Gambar lainnya tampak menunjukkan alat berat yang tengah menggali jalan akses baru ke dalam fasilitas, serta terlibat dalam upaya memperbaiki kerusakan pada jalur utama menuju kompleks tersebut.
Iran kemungkinan tengah mencoba memulihkan akses ke lokasi bawah tanah guna menilai kondisi struktur dan peralatannya, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.
Nuklir Kebanggan Nasional
Dalam wawancara yang sama, Araghchi juga mengaitkan keteguhan Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir damai dengan status industri tersebut sebagai sumber kebanggaan nasional.
“Kebanggaan bangsa Iran terhadap industri nuklir sangat nyata, terutama terlihat dalam sikap tegas kami dalam mempertahankan instalasi nuklir,” ujarnya.
Ia menyinggung pula pengalaman Iran dalam menghadapi “Perang 12 Hari” yang baru saja terjadi.
“Kita telah melalui perang selama 12 hari yang dipaksakan kepada kita. Oleh karena itu, rakyat tidak akan mudah mundur dari komitmennya terhadap pengayaan uranium,” katanya.
“Selama perang, kami telah menunjukkan dan membuktikan kemampuan kami untuk membela diri.”
Araghchi juga menegaskan bahwa Iran akan segera bertindak untuk mempertahankan diri apabila terjadi agresi militer baru.
Soal Negosiasi dengan Amerika Serikat
Ketika ditanya soal kemungkinan dimulainya kembali perundingan dengan Amerika Serikat, Araghchi menyatakan pesimisme.
“Saya tidak berpikir negosiasi akan segera dimulai kembali,” ujarnya.
“Agar kami dapat memutuskan untuk kembali terlibat dalam dialog, kami harus terlebih dahulu memastikan bahwa Amerika tidak akan melancarkan serangan militer selama proses diplomatik berlangsung.”
“Dengan semua pertimbangan ini, saya rasa kami masih membutuhkan lebih banyak waktu.”
Iran dan Amerika Serikat sebelumnya telah memulai serangkaian perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman sejak April lalu.
Hingga kini, enam putaran perundingan telah dilangsungkan.
Namun, proses negosiasi itu terhambat oleh sejumlah faktor, termasuk desakan AS agar Iran menghentikan seluruh aktivitas pengayaan uranium hingga ke tingkat “nol”, serta serangan militer Israel terhadap Iran dalam konflik yang dikenal sebagai "Perang 12 Hari".
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Sumber: TribunSolo.com
Amerika Serang Iran
Perang Iran-Israel
Konflik Iran vs Israel
Uranium
Iran
Abbas Araghchi
Donald Trump
Konflik Iran Vs Israel
Gudang Senjata AS Menipis karena Seperempat Rudal THAAD Digunakan untuk Israel dari Serangan Iran |
---|
Kementerian Intelijen Iran Merinci Taktik Kontraintelijen Jitu Selama Perang Iran Lawan Israel & AS |
---|
Arab Tolak Perintah Trump, Enggan Serahkan Rudal THAAD untuk Bantu Israel Hadapi Iran |
---|
Tanda-Tanda Israel Sedang Siapkan Serangan Baru ke Iran, Ancaman Nuklir Cuma Kedok |
---|
Iran Siap Berperang dengan Israel, Tidak akan Menghentikan Program Nuklir, Kata Presiden Pezeshkian |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.