Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Araghchi: Ilmu Teknologi Pengayaan Uranium Iran Tidak Bisa Dihancurkan Begitu Saja dengan Bom

Menlu Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa pengetahuan Iran seputar teknologi nuklir tidak bisa dihancurkan begitu saja dengan bom.

Instagram Abbas Araghchi/@araghchi
MENLU IRAN - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi saat upacara peringatan untuk mengenang Saba Babaei (Kuniko Yamamura), ibu dari martir Mohammad Babaei di Taman Kota Teheran, Rabu, 12 Juli 2022. Menlu Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa pengetahuan Iran seputar teknologi nuklir tidak bisa dihancurkan begitu saja dengan bom. 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa pengetahuan dan tekad Iran dalam bidang energi nuklir damai tidak bisa dihancurkan begitu saja melalui agresi militer.

“Tidak seorang pun dapat menghancurkan teknologi dan ilmu pengayaan uranium untuk tujuan damai hanya dengan pengeboman,” ujar Araghchi kepada CBS News dalam wawancara yang disiarkan pada Selasa (1/7/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul klaim Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa sejumlah lokasi strategis Iran telah dihancurkan melalui serangan udara.

Menanggapi hal itu, Araghchi menekankan bahwa Iran sepenuhnya siap dan mampu memulihkan segala kerugian.

Ia menggambarkan optimisme tinggi terkait kemampuan Iran untuk bangkit dan kembali mempercepat kemajuan industrinya.

“Jika ada kemauan dari pihak kami—dan kemauan itu ada—untuk kembali memajukan industri ini, maka kami dapat dengan cepat memperbaiki kerusakan dan menebus waktu yang hilang,” tegasnya.

Kepercayaan diri Iran dalam membangun kembali industri nuklir tercermin dalam gambar citra satelit terbaru yang diambil oleh perusahaan pencitraan komersial asal AS, Maxar Technologies pada Jumat (27/6/2025).

FASILITAS NUKLIR IRAN - Citra satelit menampilkan ekskavator yang tampak sedang memperbaiki akses ke fasilitas bawah tanah Iran di Fordow. Fordow dan 2 fasilitas nuklir Iran lainnya, menjadi sasaran serangan udara AS dan Israel.
FASILITAS NUKLIR IRAN - Citra satelit menampilkan ekskavator yang tampak sedang memperbaiki akses ke fasilitas bawah tanah Iran di Fordow. Fordow dan 2 fasilitas nuklir Iran lainnya, menjadi sasaran serangan udara AS dan Israel. (Citra satelit ©2025 Maxar Technologies/Business Insider)

Citra satelit itu menunjukkan bahwa peralatan konstruksi dikerahkan di Fordow, salah satu lokasi fasilitas nuklir Iran yang dibom oleh Amerika Serikat pekan lalu.

Berbagai aktivitas tampaknya sedang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan sekaligus menggali jalur akses baru menuju fasilitas tersebut, menurut Business Insider.

Menurut Business Insider yang memperoleh gambar tersebut, terlihat adanya aktivitas baru di sekitar pintu masuk terowongan, termasuk pada titik-titik serangan bom berat AS yang menghantam Fordow.

Salah satu gambar menangkap ekskavator dan buldoser yang tampak sedang memindahkan tanah di sekitar kawah dan lubang pada sisi utara pegunungan di Fordow.

Baca juga: Aliansi Iran-Rusia di Persimpangan? Benarkah Moskow Enggan Pasok Sistem Antirudal S-400 ke Teheran?

Gambar lainnya tampak menunjukkan alat berat yang tengah menggali jalan akses baru ke dalam fasilitas, serta terlibat dalam upaya memperbaiki kerusakan pada jalur utama menuju kompleks tersebut.

Iran kemungkinan tengah mencoba memulihkan akses ke lokasi bawah tanah guna menilai kondisi struktur dan peralatannya, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.

Nuklir Kebanggan Nasional

Dalam wawancara yang sama, Araghchi juga mengaitkan keteguhan Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir damai dengan status industri tersebut sebagai sumber kebanggaan nasional.

“Kebanggaan bangsa Iran terhadap industri nuklir sangat nyata, terutama terlihat dalam sikap tegas kami dalam mempertahankan instalasi nuklir,” ujarnya.

Ia menyinggung pula pengalaman Iran dalam menghadapi “Perang 12 Hari” yang baru saja terjadi.

“Kita telah melalui perang selama 12 hari yang dipaksakan kepada kita. Oleh karena itu, rakyat tidak akan mudah mundur dari komitmennya terhadap pengayaan uranium,” katanya.

“Selama perang, kami telah menunjukkan dan membuktikan kemampuan kami untuk membela diri.”

Araghchi juga menegaskan bahwa Iran akan segera bertindak untuk mempertahankan diri apabila terjadi agresi militer baru.

Soal Negosiasi dengan Amerika Serikat

Ketika ditanya soal kemungkinan dimulainya kembali perundingan dengan Amerika Serikat, Araghchi menyatakan pesimisme.

“Saya tidak berpikir negosiasi akan segera dimulai kembali,” ujarnya.

“Agar kami dapat memutuskan untuk kembali terlibat dalam dialog, kami harus terlebih dahulu memastikan bahwa Amerika tidak akan melancarkan serangan militer selama proses diplomatik berlangsung.”

“Dengan semua pertimbangan ini, saya rasa kami masih membutuhkan lebih banyak waktu.”

Iran dan Amerika Serikat sebelumnya telah memulai serangkaian perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman sejak April lalu.

Hingga kini, enam putaran perundingan telah dilangsungkan.

Namun, proses negosiasi itu terhambat oleh sejumlah faktor, termasuk desakan AS agar Iran menghentikan seluruh aktivitas pengayaan uranium hingga ke tingkat “nol”, serta serangan militer Israel terhadap Iran dalam konflik yang dikenal sebagai "Perang 12 Hari".

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan