Rabu, 27 Agustus 2025

Top Rank

10 Kota Paling Tidak Layak Huni di Dunia, Damaskus Paling Bawah, Kyiv Juga Masuk Daftar

Economist Intelligence Unit (EIU) umumkan 10 kota paling tidak layak huni di dunia 2025. Damaskus kembali berada di peringkat terbawah.

|
AFP/LOUAI BESHARA
KOTA DAMASKUS. Gambar ini menunjukkan pemandangan bangunan tempat tinggal yang terkena serangan udara Israel yang dilaporkan, di pinggiran kota Mazzeh di pinggiran barat ibu kota Suriah, Damaskus, pada 8 Oktober 2024. (Foto arsip 2024/LOUAI BESHARA/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Economist Intelligence Unit (EIU) juga merilis daftar 10 kota paling tidak layak huni di dunia dalam Global Liveability Index 2025.

Penilaian dilakukan terhadap 173 kota berdasarkan lima kategori utama: stabilitas, layanan kesehatan, budaya-lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur.

Dikutip dari Daily Mail, kota-kota yang menempati posisi terbawah umumnya berada di wilayah konflik atau negara berkembang dengan tantangan serius seperti perang, instabilitas politik, layanan publik minim, serta risiko keamanan tinggi.

Damaskus, ibu kota Suriah, kembali menempati posisi paling bawah.

Konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade menghancurkan infrastruktur kota, memicu krisis kemanusiaan, dan membatasi akses layanan kesehatan serta pendidikan.

Berikut daftar 10 kota paling tidak layak huni versi EIU 2025:

1. Damaskus (Suriah)

2. Tripoli (Libya)

3. Dhaka (Bangladesh)

4. Karachi (Pakistan)

5. Aljir (Aljazair)

6. Lagos (Nigeria)

7. Harare (Zimbabwe)

8. Port Moresby (Papua Nugini)

9. Kyiv (Ukraina)

10. Caracas (Venezuela)

Baca juga: 10 Negara Anggota ASEAN, dari Indonesia hingga Brunei Darussalam

Faktor utama yang membuat kota-kota ini memiliki skor rendah antara lain:

  • Konflik bersenjata atau ketegangan politik kronis
  • Infrastruktur rusak parah
  • Ketimpangan sosial-ekonomi
  • Pelayanan kesehatan terbatas
  • Ancaman keamanan tinggi seperti kejahatan terorganisasi atau terorisme

Tripoli di Libya dan Karachi di Pakistan juga menghadapi tantangan serupa, dengan kekerasan politik dan lemahnya sistem hukum yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Dhaka, ibu kota Bangladesh, mendapat nilai buruk untuk infrastruktur dan polusi ekstrem.

Kyiv di Ukraina mengalami penurunan skor signifikan akibat perang berkepanjangan yang menghancurkan infrastruktur dan meningkatkan risiko keamanan.

Caracas di Venezuela menghadapi krisis ekonomi berkepanjangan dengan hiperinflasi, kelangkaan barang pokok, dan tingginya angka kriminalitas.

Menurut EIU, stabilitas politik dan keamanan sosial menjadi faktor paling krusial dalam menentukan skor kelayakan huni. Kota-kota ini dianggap berisiko tinggi bagi ekspatriat, perusahaan asing, dan investor.

Indeks ini digunakan oleh perusahaan multinasional dan pemerintah untuk menilai risiko bisnis dan kemanusiaan.

Kota dengan skor terendah menghadapi tantangan besar untuk menarik investasi asing dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan