Selasa, 26 Agustus 2025

Dari Sekutu Menjadi Musuh, Hubungan Azerbaijan-Rusia Sudah Berada di Titik Nadir, Apa Penyebabnya?

Putin membuat sejarah pada tahun 2024 dengan melakukan kunjungan presiden Rusia pertama ke Azerbaijan. Setahun kemudian, semua berubah.

HO/IST
KRISIS - Bagaimana hubungan antara Azerbaijan-Rusia kini mencapai titik kritis? Kedua negara ini sebelumnya memiliki hubungan erat. 

TRIBUNNEWS.COM, BAKU - Bagaimana hubungan antara Azerbaijan-Rusia kini mencapai titik kritis?

Baku (Ibu Kota/pusat pemerintahan Azerbaijan--red) memanfaatkan pertikaian terbaru dengan Moskow untuk mengurangi pengaruh Rusia di kawasan tersebut dan berpotensi memperkuat kerja sama keamanan dengan Turki.

Ketika Azerbaijan mengalahkan Armenia dalam perang Nagorno-Karabakh kedua pada tahun 2020, Presiden Rusia Vladimir Putin muncul sebagai mediator yang kuat.

Kremlin membantu menengahi kesepakatan gencatan senjata yang memaksa Armenia untuk menerima penarikan yang menyakitkan dari sebagian besar wilayah yang pernah dikuasainya di Azerbaijan.

Pada saat itu, Putin tidak dapat menyembunyikan rasa "jijik"-nya terhadap Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, karena hubungannya yang semakin dalam dengan Barat.

Meskipun Rusia secara tradisional mendukung Armenia dalam konfliknya dengan Baku, pada tahun 2020 Moskow jelas lebih memihak Azerbaijan.

Pihak berwenang Rusia secara teratur merilis pernyataan resmi yang berpihak pada posisi Baku.

Untuk mempererat hubungan lebih jauh, Putin membuat sejarah pada tahun 2024 dengan melakukan kunjungan presiden Rusia pertama ke Azerbaijan.

“Negara-negara kita terus bertindak sebagai sekutu, teman, mitra dekat, dan tetangga,” kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev selama pertemuan dengan Putin, ketika itu.

Namun, kurang dari setahun kemudian, suasana telah berubah total.

“Apa yang terjadi, Tuan Putin? Apakah Anda begitu khawatir bahwa Azerbaijan telah menjadi negara yang kuat, telah merebut kembali tanahnya, memulihkan kedaulatan, dan bahwa Presiden Ilham Aliyev diakui secara global?” tanya saluran TV pemerintah Azerbaijan dalam siaran awal pekan ini.

Sebenarnya benih-benih ketegangan sudah terlihat setelah Rusia secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Azerbaijani Airlines pada bulan Desember, menewaskan 38 orang di dekat Grozny.

Saat itu, otoritas Rusia mengatakan sistem pertahanan udara aktif untuk melawan potensi serangan pesawat nirawak Ukraina di Chechnya.

Hubungan semakin memburuk setelah polisi Rusia, selama penyelidikan pembunuhan di Yekaterinburg, menggerebek sebuah rumah dan membunuh dua bersaudara kelahiran Azerbaijan, Ziyaddin dan Guseyn Safarov, serta melukai beberapa orang lainnya pada hari Jumat pekan lalu.

Sebuah otopsi yang dilakukan di Azerbaijan menemukan bahwa kedua bersaudara itu sebenarnya disiksa dalam tahanan polisi. 

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan