Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Sampaikan Tanggapan Positif soal Proposal Gencatan Senjata 60 Hari ke Mediator
Hamas menyampaikan tanggapan positif terhadap proposal gencatan senjata 60 hari yang diusulkan Trump ke mediator, namun tidak menjawab ya atau tidak.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan tanggapannya terhadap proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh sekutu Israel, Amerika Serikat (AS).
Hamas menyampaikan tanggapan positif terhadap proposal tersebut setelah melakukan sesi konsultasi dengan faksi dan pasukan Palestina lainnya.
Pernyataan Hamas mengindikasikan mereka telah menyampaikan tanggapannya kepada para mediator.
"Kami telah menyampaikan tanggapan kepada saudara-saudara kami yang menjadi mediator (Mesir dan Qatar)," bunyi pernyataan Hamas pada hari Jumat (4/7/2025).
Hamas juga menegaskan kembali kesiapannya untuk segera terlibat dalam putaran negosiasi mengenai mekanisme pelaksanaan kerangka kerja ini.
Juru bicara faksi Palestina Jihad Islam (PIJ) mengonfirmasi bahwa Hamas berkonsultasi dengan PIJ terkait perjanjian gencatan senjata dan menegaskan bahwa responnya bertanggung jawab.
"Kami telah menyampaikan beberapa poin rinci mengenai mekanisme pelaksanaan usulan mediator. Kami tertarik untuk bergerak menuju kesepakatan," kata PIJ, seperti diberitakan Al Mayadeen.
Media Israel Channel13 mengonfirmasi bahwa Israel telah menerima tanggapan Hamas dan mulai mempelajarinya.
Sementara itu, media Axios melaporkan bahwa Hamas memberikan jawaban yang tidak jelas dan tidak menjawab "ya" atau "tidak".
Sebelumnya pada 1 Juli, Presiden AS Donald Trump mengajukan proposal gencatan senjata 60 hari yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Trump mengatakan Israel menyetujui persyaratan gencatan senjata selama 60 hari dan berharap Hamas juga menyetujuinya.
Baca juga: Hamas Bahas Usulan Gencatan Senjata dengan Faksi Palestina, Keputusan Final Segera Diumumkan
Menurut salinan yang diperoleh Axios, usulan Trump mencakup pertukaran tahanan dan masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah yang lebih besar ke Jalur Gaza.
Delegasi Israel diperkirakan akan berangkat ke Doha untuk merundingkan ketentuan perjanjian.
Sementara itu, pembicaraan tidak langsung antara kedua belah pihak diperkirakan akan dimulai, seperti diberitakan Al Jazeera.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.