Konflik Iran Vs Israel
Iran dan Israel Tak Lagi Saling Luncurkan Rudal, tapi Perang Siber Makin Memanas, Kata Pakar
Pakar keamanan menyebutkan bahwa perang Iran dan Israel belum sepenuhnya mereda, masih ada perang siber yang semakin memanas.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Perang rudal antara Iran dan Israel mungkin telah mereda, tetapi perang siber di antara keduanya justru semakin memanas.
Hal ini diungkapkan oleh para pakar keamanan kepada Iran International.
"Meskipun gencatan senjata Iran-Israel telah menghentikan konfrontasi militer langsung, operasi siber justru meningkat," kata Marwan Hachem, salah satu pendiri perusahaan keamanan siber FearsOff.
Menurut Hachem, sejak gencatan senjata dimulai, telah tercatat hampir 450 serangan siber terhadap target-target di Israel, sebagian besar dilakukan oleh kelompok peretas pro-Iran.
Sebaliknya, serangan terhadap Iran, terutama di sektor keuangan, infrastruktur, dan energi, lebih sedikit secara jumlah, tetapi jauh lebih canggih dan dikaitkan dengan aktor yang memiliki afiliasi dengan intelijen Israel.
"Pasca gencatan senjata, hanya sekitar 10 serangan siber dari aktor pro-Israel terhadap Iran yang tercatat. Meskipun lebih sedikit, serangan ini cenderung lebih terarah dan berdampak besar," ujarnya.
Selama perang 12 hari, kelompok peretas pro-Israel yang dikenal sebagai Predatory Sparrow sempat mengklaim bertanggung jawab atas serangan besar terhadap Bank Sepah, salah satu bank terbesar di Iran.

Kelompok tersebut juga menyatakan berhasil menguras dana senilai 90 juta dolar AS dari Nobitex, bursa mata uang kripto terbesar di Iran.
Mereka bahkan mengunggah kode sumber Nobitex di platform X (sebelumnya Twitter).
Walaupun saat ini tidak ada aksi militer terbuka, serangan siber tetap terjadi.
"Kami memperkirakan operasi siber akan semakin agresif, hanya saja dilakukan secara lebih terselubung. Keheningan bukanlah indikator bahwa situasi sudah aman," kata Hachem.
Baca juga: Ali Khamenei Muncul Kembali ke Publik untuk Pertama Kalinya sejak Perang Iran-Israel Berakhir
Serangan Tiap Hari
Pakar siber Israel, Boaz Dolev, dari perusahaan Clearsky Cyber Security, menyebutkan bahwa serangan terhadap bisnis kecil hingga menengah di Israel terjadi setiap hari.
"Iran belum berhasil mengganggu infrastruktur penting Israel lewat siber. Tapi beberapa perusahaan kecil dan menengah telah diretas, dan informasi sensitif berhasil bocor," kata Dolev.
Ia menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi target biasanya menyediakan layanan bagi organisasi besar di Israel, sehingga informasi yang bocor bisa sangat bernilai.
"Mereka menggunakan berbagai metode, mulai dari mengeksploitasi celah keamanan dalam sistem hingga teknik phishing. Tapi sejauh ini, kebanyakan serangan belum berhasil menembus sistem vital," tambahnya.
Iran Dilaporkan Memiliki Banyak Kelompok Ancaman Siber
Iran disebut memiliki jaringan kelompok peretas (hacktivist) yang sangat aktif, terutama sejak konflik terbaru dengan Israel kembali memanas.
Mengutip Euro News, Ron Meyran, Wakil Presiden Bidang Intelijen Ancaman Siber di perusahaan keamanan siber AS, Radware, menyampaikan dalam laporannya bahwa setidaknya 60 dari 100 kelompok hacktivist yang muncul sejak dimulainya Perang 12 Hari adalah pro-Iran dan berasal dari kawasan Timur Tengah atau Asia.
Kelompok-kelompok ini diketahui meluncurkan hingga 30 serangan DDoS (Distributed Denial of Service) per hari terhadap berbagai situs di Israel, yang mengakibatkan gangguan serius terhadap lalu lintas internet normal, menurut temuan Radware.
Bahkan, beberapa di antaranya mengancam akan menyerang situs-situs di Inggris dan Amerika Serikat apabila para pemimpin negara tersebut memutuskan untuk "bergabung dalam perang melawan Iran."
Laporan Radware juga menyoroti keberadaan sejumlah besar kelompok peretas yang disponsori negara Iran, yang sebelumnya telah menargetkan infrastruktur Israel.
Kelompok-kelompok yang dimaksud antara lain MuddyWater, APT35 (juga dikenal sebagai OilRig atau Charming Kitten), dan APT39 (Remix Kitten).
Dengan dukungan dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), kelompok-kelompok ini terlibat dalam berbagai operasi dunia maya seperti serangan terhadap infrastruktur penting Israel, penyebaran malware, dan spionase siber dan pencurian data sensitif
Menurut laporan Microsoft tahun 2024, lonjakan aktivitas siber yang berasal dari Iran mulai terlihat sejak konflik antara Israel dan Hamas di Gaza pada tahun 2023.
Sejak saat itu, operasi siber tidak hanya meningkat secara kuantitas, tetapi juga dalam tingkat koordinasi, kompleksitas, dan dampaknya terhadap target-target asing.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Sumber: TribunSolo.com
Iran
Israel
perang siber
Konflik Iran vs Israel
Amerika Serang Iran
Perang Iran-Israel
Trump Bantu Israel
Konflik Iran Vs Israel
Iran di Ambang Bencana, Waduk Susut 10 Juta Warga Teheran Hadapi Risiko Krisis Air |
---|
Gudang Senjata AS Menipis karena Seperempat Rudal THAAD Digunakan untuk Israel dari Serangan Iran |
---|
Kementerian Intelijen Iran Merinci Taktik Kontraintelijen Jitu Selama Perang Iran Lawan Israel & AS |
---|
Arab Tolak Perintah Trump, Enggan Serahkan Rudal THAAD untuk Bantu Israel Hadapi Iran |
---|
Tanda-Tanda Israel Sedang Siapkan Serangan Baru ke Iran, Ancaman Nuklir Cuma Kedok |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.