Gunakan AI, Penipu Tiru Suara Menlu AS Marco Rubio untuk Hubungi para Pejabat
Seorang penipu menggunakan AI untuk meniru suara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk menghubungi para pejabat AS.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Seorang penipu menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menyamar sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio dengan menggunakan suara yang mirip dengannya.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS memperingatkan para diplomat AS bahwa penipu tersebut mungkin juga menyamar sebagai pejabat lainnya untuk menghubungi para pejabat AS.
Dua pejabat senior AS melaporkan bahwa hal itu terungkap setelah minggu lalu mereka mengetahui komunikasi mencurigakan yang dikirim ke semua kedutaan besar dan konsulat.
Kemenlu AS menemukan bahwa seorang penipu yang menyamar sebagai Marco Rubio telah berupaya menghubungi setidaknya tiga menteri luar negeri, seorang senator AS, dan seorang gubernur, menurut telegram 3 Juli.
Laporan tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.
Penerima pesan penipuan, yang dikirim melalui teks, Signal, dan pesan suara, tidak diidentifikasi dalam pesan diplomatik tersebut, yang salinannya dibagikan kepada The Associated Press.
"Kementerian Luar Negeri mengetahui insiden ini dan saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut," katanya.
"Kementerian Luar Negeri menjalankan tanggung jawabnya dengan serius untuk melindungi informasi dan terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan postur keamanan siber departemen guna mencegah insiden di masa mendatang," lanjutnya.
Pihaknya menolak berkomentar lebih lanjut karena alasan keamanan dan investigasi yang masih berlangsung.
Salah satu pejabat mengatakan bahwa tipuan itu tidak berhasil dan "tidak terlalu canggih".
Meskipun demikian, pejabat kedua mengatakan Kemenlu AS menanggapi dengan bijaksana untuk memberi tahu semua karyawan dan pemerintah asing, terutama karena upaya aktor asing untuk membahayakan keamanan informasi meningkat.
Baca juga: Trump Kirimkan Marco Rubio sebagai Perwakilan AS untuk KTT ASEAN, Isu Tarif Jadi Topik Panas
Para pejabat tersebut tidak berwenang membahas masalah tersebut secara publik dan berbicara dengan syarat anonim.
"Tidak ada ancaman siber langsung terhadap departemen dari operasi ini, tetapi informasi yang dibagikan dengan pihak ketiga dapat terekspos jika individu yang menjadi target disusupi," kata departemen tersebut.
Pada bulan Mei lalu, FBI memperingatkan dalam sebuah pengumuman layanan publik tentang "kampanye pesan teks dan suara berbahaya" di mana "aktor jahat" tak dikenal telah menyamar sebagai pejabat senior pemerintah AS.
Skema tersebut, menurut FBI, mengandalkan pesan teks dan pesan suara buatan AI yang mengaku berasal dari pejabat senior AS dan bertujuan untuk menipu pejabat pemerintah lainnya serta rekan dan kontak korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.