Rabu, 17 September 2025

Latihan Militer Skala Besar Taiwan, Ini 5 Fakta yang Perlu Diketahui

Taiwan menggelar latihan militer besar-besaran selama 10 hari, melibatkan seluruh matra militer, berikut fakta-faktanya.

Penulis: timtribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
YouTube Associated Press
TANK M1A2T ABRAMS - Foto diambil dari YouTube Associated Press pada Jumat (11/07/2025), memperlihatkan dua unit tank tempur M1A2T Abrams buatan Amerika Serikat bergerak dalam latihan tembak langsung di Kota Hsinchu, Taiwan, pada Kamis (10/7/2025). Latihan ini merupakan bagian dari latihan militer tahunan Han Kuang, terbesar sepanjang sejarah Taiwan. 

TRIBUNNEWS.COM - Taiwan memulai latihan militer besar-besaran "Han Kuang" pada Rabu (9/7/2025), sebagai respons atas meningkatnya ancaman dari China

Selama 10 hari, seluruh matra militer dikerahkan, termasuk 22.000 pasukan cadangan, dalam simulasi tempur nyata menghadapi serangan darat, udara, laut, hingga siber. 

Latihan ini menampilkan senjata-senjata mutakhir buatan Amerika Serikat seperti tank Abrams dan sistem HIMARS.

Apa saja fakta penting di balik latihan ini? Berikut ulasannya.

1. Latihan Skala Besar

Mengutip dari bbc.com pada Jumat (11/7/2025), Han Kuang diselenggarakan setiap tahun sejak 1984.

Ribuan pasukan berpartisipasi dalam latihan darat, laut, dan udara berskala besar, memamerkan perangkat keras militer terbaru Taiwan.

Meskipun nama lengkapnya dalam bahasa Mandarin secara teknis merujuk pada reklamasi daratan Tiongkok, tujuan sebenarnya adalah untuk melatih kemampuan pertahanan Taiwan.

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa seiring eskalasi kekhawatiran akan potensi serangan dari China, skala dan intensitas latihan ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir san.com Jumat (11/7/2025) Taiwan telah memulai latihan militer tahunan terpanjang dan terluasnya hingga saat ini, yang bertujuan untuk mempersiapkan kemungkinan invasi China

Latihan Han Kuang berlangsung selama 10 hari, mencakup simulasi tempur 24 jam yang dirancang untuk menguji kemampuan Taiwan dalam merespons ancaman zona abu-abu dan serangan skala penuh. 

Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan bahwa “latihan ini akan melibatkan semua cabang militer, didukung oleh 22.000 prajurit cadangan” ujar Kementerian Pertahanan Taiwan pada situs website tersebut.

Baca juga: Kekuatan Militer Taiwan, Bisakah Bertahan Jika China Menginvasi?

2. Seluruh Matra Berpartisipasi

Latihan Han Kuang melibatkan semua matra angkatan bersenjata Taiwan mulai dari angkatan daratan, udara, dan laut, serta ribuan pasukan cadangan. 

Situs web lain, Reuters, menginformasikan sekitar 300 tentara cadangan terlihat pindah ke ruang kelas sebuah sekolah menengah pertama di kota Taoyuan yang dikosongkan untuk liburan musim panas, menerima instruksi tentang mortir dan senapan.

3. Senjata Baru Terlibat

Pasukan Taiwan menampilkan tank M1A2T Abrams buatan AS dalam latihan tembak langsung di sebuah pangkalan di Kabupaten Hsinchu pada Kamis (10/7/2025) serta disaksikan oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te.

Mengutip san.com, Lai Ching-te mengamati latihan tersebut, menyebutnya sebagai  "pertempuran skala besar dan realistis ".

Sumber tersebut juga menambahkan Taiwan telah membeli 108 tank Abrams dari AS dalam kesepakatan senilai $1,45 miliar dolar atau senilai Rp23,5 triliun, untuk menggantikan model-model lama.

Taiwan juga meningkatkan pertahanan di wilayah utara yang penting bagi industri teknologi dan peningkatan lainnya termasuk pesawat tempur F-16V, sistem roket HIMARS, dan kendaraan siluman nirawak.

4. Simulasi Serangan Infrastruktur dan Pertahanan Penuh

Latihan Han Kuang dirancang mensimulasikan serangan siber dan serangan langsung.

Serangan siber dan kampanye misinformasi dipandang oleh Taiwan sebagai tindakan "zona abu-abu" berintensitas tinggi yang kemungkinan akan mendahului serangan China yang lebih luas.

Pada tahap awal, pasukan diuji kemampuannya mendistribusikan komando ketika sistem komunikasi diserang. 

Selama 10 hari latihan, militer menjalankan operasi 24 jam sehari untuk menguji kesiapsiagaan melawan pendaratan amfibi dan serangan udara mendadak. 

Mengutip dari Reuters, seorang pejabat senior pertahanan Taiwan mengatakan:

"Kami belajar dari situasi di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir dan secara realistis memikirkan apa yang mungkin dihadapi Taiwan dalam pertempuran sesungguhnya,"

Pejabat senior pertahanan tersebut juga menambahkan para komandan harus memikirkan masalah apa yang mungkin dihadapi pasukan mereka dan mereka perlu menyampaikannya kepada bawahan mereka.

Cadangan tentara bahkan dilatih menembak dan bertahan di lokasi sipil seperti ruang kelas sebuah sekolah menengah, sementara stasiun pasokan darurat dan tempat perlindungan udara diuji penggunaannya.

5. Reaksi Keras China 

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai miliknya dan telah meningkatkan tekanan militer di sekitar pulau itu selama lima tahun terakhir, termasuk serangkaian latihan perang dan patroli harian.

Beijing tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya, dan serangan apapun terhadap Taiwan dapat memicu perang regional yang lebih luas.

Mengutip laporan Reuters tanggal 9 Juli 2025, Kementerian Pertahanan mengatakan hingga pukul 6 pagi, Taiwan telah mendeteksi 31 serangan pesawat dan tujuh kapal angkatan laut China serta sekitar 24 pesawat melintasi garis median, pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak.

Sumber tersebut juga mengatakan, Kementerian Perdagangan China menambahkan delapan perusahaan Taiwan ke dalam daftar kendali ekspornya, yang melarang ekspor produk-produk penggunaan ganda.

Daftar tersebut mencakup Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC). 

Menurut laporan Reuters Rabu (9/7/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa "penentangan kami terhadap hubungan militer AS-Taiwan konsisten dan sangat tegas".  

(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan