Konflik Suriah
Konflik Druze vs Badui di Suriah Melebar, Picu Kekerasan Nasional dan Intervensi Israel
Pertikaian lokal antara komunitas Druze dan suku Badui di Suwayda, Suriah, memicu bentrokan luas, tewaskan 18 tentara dan picu intervensi Israel.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Konflik Druze vs Badui di Suriah melebar hingga memicu kekerasan skala nasional, bahkan intervensi dari Israel.
Konflik antara komunitas minoritas Druze dan kelompok bersenjata dari suku Badui di Provinsi Suwayda, Suriah selatan, meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.
Bentrok tersebut menewaskan sedikitnya 18 tentara Suriah dan mendorong Israel melancarkan serangan udara sebagai bentuk intervensi militer.
Menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mereka tewas dalam baku tembak yang berlangsung selama dua hari terakhir.
Al Jazeera melaporkan, bentrokan pecah pekan ini setelah anggota komunitas Druze terlibat konfrontasi dengan kelompok Badui bersenjata yang dituduh mencuri ternak dan merampas tanah.
Ketegangan meningkat drastis ketika pemerintah Suriah mengirimkan pasukan keamanan ke wilayah tersebut untuk memadamkan konflik.
Namun, kehadiran pasukan Suriah malah memicu pertempuran sengit di dalam dan sekitar Kota Suwayda.
“Situasinya sangat kacau. Tentara masuk dengan kendaraan lapis baja, tapi malah disergap oleh kelompok bersenjata lokal,” ungkap seorang aktivis lokal kepada Al Jazeera.
Dalam respons yang mengejutkan, militer Israel melakukan serangan udara terhadap sebuah tank milik pemerintah Suriah di wilayah perbatasan.
The Times of Israel menyebutkan, serangan itu dilakukan sebagai "peringatan langsung" kepada Damaskus agar tidak mengancam komunitas Druze, yang juga merupakan bagian dari populasi Israel di Dataran Tinggi Golan.
"Israel bertanggung jawab melindungi warga Druze. Kami tidak akan tinggal diam jika mereka terancam oleh rezim Assad," ujar seorang pejabat militer Israel kepada The Jerusalem Post.
Baca juga: Perjanjian Gencatan Senjata di Sweida, Tentara Suriah Mulai Mundur
Suwayda selama ini dikenal relatif stabil dibanding wilayah Suriah lainnya yang dilanda perang saudara sejak 2011.
Provinsi ini mayoritas dihuni oleh etnis Druze, yang cenderung menjaga netralitas dan tidak secara terbuka berpihak kepada rezim maupun oposisi.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan meningkat akibat krisis ekonomi, kelangkaan bahan bakar, dan meningkatnya kehadiran kelompok bersenjata asing di sekitar provinsi tersebut.
Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), kekerasan terbaru ini merupakan salah satu eskalasi terburuk di Suwayda dalam beberapa tahun terakhir dan berpotensi menyulut konflik yang lebih luas jika tidak segera dihentikan.
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Suriah
Israel Meriang, Turki akan Beli 40 Jet Tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman |
---|
Tiga Percobaan Pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dalam 7 Bulan, Upaya Terakhir Paling Nekat |
---|
Prancis, Inggris, dan Jepang Sambut Baik Gencatan Senjata di Suwayda, Suriah |
---|
Arti Larangan Minum Kopi Bagi Suku-Suku Suriah, Genderang Perang Bagi Druze yang Dilindungi Israel |
---|
Israel Izinkan Akses Terbatas Pasukan Suriah ke Wilayah Sweida Selama 48 Jam |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.