Selasa, 9 September 2025

Konflik Suriah

Konflik Druze vs Badui di Suriah Melebar, Picu Kekerasan Nasional dan Intervensi Israel

Pertikaian lokal antara komunitas Druze dan suku Badui di Suwayda, Suriah, memicu bentrokan luas, tewaskan 18 tentara dan picu intervensi Israel.

reuters/tangkaplayar MEE
KOMUNITAS DRUZE ISRAEL - Tangkap layar Middle East Eye, Minggu (2/3/2025) menunjukkan komunitas Druze di Israel melakukan demonstrasi. Israel menyatakan akan melindungi komunitas ini yang berada di dataran tinggi Golan di bagian Suriah yang diduduki Israel dari ancaman militer pasukan pemerintahan baru Suriah, pimpinan Ahmad Al-Sharaa. Konflik Druze vs Badui di Suriah melebar hingga memicu kekerasan skala nasional bahkan intervensi dari Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Konflik Druze vs Badui di Suriah melebar hingga memicu kekerasan skala nasional, bahkan intervensi dari Israel.

Konflik antara komunitas minoritas Druze dan kelompok bersenjata dari suku Badui di Provinsi Suwayda, Suriah selatan, meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Bentrok tersebut menewaskan sedikitnya 18 tentara Suriah dan mendorong Israel melancarkan serangan udara sebagai bentuk intervensi militer.

Menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mereka tewas dalam baku tembak yang berlangsung selama dua hari terakhir.

Al Jazeera melaporkan, bentrokan pecah pekan ini setelah anggota komunitas Druze terlibat konfrontasi dengan kelompok Badui bersenjata yang dituduh mencuri ternak dan merampas tanah.

Ketegangan meningkat drastis ketika pemerintah Suriah mengirimkan pasukan keamanan ke wilayah tersebut untuk memadamkan konflik.

Namun, kehadiran pasukan Suriah malah memicu pertempuran sengit di dalam dan sekitar Kota Suwayda.

“Situasinya sangat kacau. Tentara masuk dengan kendaraan lapis baja, tapi malah disergap oleh kelompok bersenjata lokal,” ungkap seorang aktivis lokal kepada Al Jazeera.

Dalam respons yang mengejutkan, militer Israel melakukan serangan udara terhadap sebuah tank milik pemerintah Suriah di wilayah perbatasan.

The Times of Israel menyebutkan, serangan itu dilakukan sebagai "peringatan langsung" kepada Damaskus agar tidak mengancam komunitas Druze, yang juga merupakan bagian dari populasi Israel di Dataran Tinggi Golan.

"Israel bertanggung jawab melindungi warga Druze. Kami tidak akan tinggal diam jika mereka terancam oleh rezim Assad," ujar seorang pejabat militer Israel kepada The Jerusalem Post.

Baca juga: Perjanjian Gencatan Senjata di Sweida, Tentara Suriah Mulai Mundur

Suwayda selama ini dikenal relatif stabil dibanding wilayah Suriah lainnya yang dilanda perang saudara sejak 2011.

Provinsi ini mayoritas dihuni oleh etnis Druze, yang cenderung menjaga netralitas dan tidak secara terbuka berpihak kepada rezim maupun oposisi.

Namun dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan meningkat akibat krisis ekonomi, kelangkaan bahan bakar, dan meningkatnya kehadiran kelompok bersenjata asing di sekitar provinsi tersebut.

Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), kekerasan terbaru ini merupakan salah satu eskalasi terburuk di Suwayda dalam beberapa tahun terakhir dan berpotensi menyulut konflik yang lebih luas jika tidak segera dihentikan.

Sejumlah warga sipil dilaporkan mengungsi ke daerah pegunungan untuk menghindari pertempuran.

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Suriah terkait jumlah korban di pihak militer maupun serangan Israel.

Organisasi HAM internasional mendesak kedua pihak agar menghentikan kekerasan dan mengedepankan jalur dialog.

“Konflik sektarian seperti ini hanya akan memperpanjang penderitaan warga sipil,” kata perwakilan Human Rights Watch, seperti dikutip dari Reuters.

Siapa Suku Druze?

Druze adalah komunitas minoritas bermazhab Islam yang lahir pada abad ke-11 di Mesir.

Jumlah mereka sekitar satu juta orang di Timur Tengah, terutama di Suriah, Lebanon, dan Israel.

Di Suriah, komunitas Druze terkonsentrasi di Provinsi Suwayda di selatan, dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sejak 1967.

Lebih dari 20.000 Druze tinggal di Golan bersama sekitar 25.000 pemukim Yahudi.

Sebagian besar Druze di Golan menolak kewarganegaraan Israel dan tetap memegang identitas Suriah.

Baca juga: Jumlah Korban Israel Bombardir Mabes Militer Dekat Istana Presiden Suriah

Prinsip agama Druze menolak perpindahan masuk atau keluar agama.

Druze juga melarang pernikahan campuran.

Komunitas ini dikenal tertutup dan sangat menjaga solidaritas internal.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan