Konflik Palestina Vs Israel
Keluarga Sandera Israel Bertemu Utusan AS di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera
Dalam pertemuan dengan Utusan Khusus AS Steve Witkoff, keluarga para sandera mengajukan akhiri perang di Gaza dan pulangkan sandera.
Menurut laporan PBB, sebagian besar akibat tembakan pasukan Israel atau insiden desak-desakan saat berebut makanan.
Seorang warga, Yahia Youssef, menggambarkan kekacauan sebagai “episode harian yang sama", dikutip dari CBS News.
Kekacauan yang terjadi bukan semata-mata akibat sistem bantuan yang buruk, melainkan dampak langsung dari blokade, penghancuran infrastruktur, dan serangan udara berkelanjutan.
Israel yang Terus Serang Gaza
Militer Israel, melalui Kepala Staf Letjen Eyal Zamir, menegaskan bahwa tidak akan ada jeda pertempuran kecuali sandera dibebaskan.
Tapi tekanan militer terus diarahkan ke Gaza, bukan pada upaya perundingan yang adil.
Sementara itu, Israel menepis tuduhan bahwa telah terjadi kelaparan yang disengaja, dan menyebutnya sebagai kampanye fitnah.
Namun data lapangan dan kesaksian medis di Gaza menunjukkan sebaliknya: anak-anak kurus kering, ibu-ibu mengemis air, dan warga meninggal di antrean makanan.
Ironisnya, propaganda justru dialamatkan pada Hamas, yang beberapa kali merilis video sandera sebagai bentuk tekanan.
Video Evyatar David, seorang sandera yang tampak sangat kurus, menuai kecaman keras dari keluarganya dan media Barat.
Namun hanya sedikit yang menyoroti fakta bahwa puluhan ribu warga Palestina hidup dalam kondisi yang sama atau lebih buruk dari itu, tanpa ada perhatian global yang setara.
Keluarga-keluarga sandera yang biasanya diasosiasikan dengan nasionalisme garis keras Israel kini justru menjadi suara moderasi yang langka.
Mereka menyerukan kesepakatan damai, bukan balas dendam.
Lior Chorev, kepala strategi Forum Keluarga Sandera dan Hilang.
“Lakukan hal yang benar dan lakukan sekarang. Hentikan mimpi buruk ini. Bawa mereka pulang dari terowongan, dan buka terowongan ke arah perdamaian," tegasnya.
Sementara pemerintah Israel dan sebagian media terus menguatkan narasi bahwa Hamas adalah satu-satunya pihak yang harus disalahkan, realitas di lapangan menunjukkan kegagalan kolektif: dunia gagal melindungi warga Palestina dari kehancuran, gagal membebaskan sandera, dan gagal menghentikan perang yang membuat korban dari kedua pihak terus bertambah.
Hingga kini, lebih dari 60.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak, telah tewas dalam serangan yang disebut berbagai lembaga kemanusiaan internasional sebagai salah satu bencana sipil terburuk di abad ini.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.