Konflik Rusia Vs Ukraina
Macron Sebut Putin 'Predator' dan Minta Eropa Tak Mudah Percaya: Jarang Menepati Komitmennya
Menanggapi rencana pertemuan antara Putin dan Zelensky, Macron menyebut Presiden Rusia itu jarang menepati komitmennya.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperingatkan sekutu-sekutu Eropa untuk tidak mempercayai Presiden Rusia Vladimir Putin yang ia sebut sebagai "raksasa di gerbang kita", Selasa (19/8/2025).
Pernyataan Macron muncul ketika Putin dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, direncanakan akan mengadakan pertemuan puncak perdamaian.
Prancis dan semua mitranya diketahui telah membuat keputusan tegas untuk membantu Ukraina.
Sementara, hingga kini Rusia dan Ukraina masih terlibat pertempuran sejak 24 Februari 2022.
Pertemuan Putin dan Zelensky direncanakan setelah digelar perundingan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin Eropa yang berfokus pada isu kunci jaminan keamanan jangka panjang untuk Kyiv.
Menanggapi rencana pertemuan Putin dan Zelensky, Macron menyebut Presiden Rusia itu jarang menepati komitmennya.
"Putin jarang menepati komitmennya," kata Macron, Selasa, dikutip dari Arab News.
"Dia (Putin) terus-menerus menjadi kekuatan yang menyebabkan ketidakstabilan."
"Dia telah berusaha untuk menggambar ulang perbatasan untuk meningkatkan kekuasaannya," papar Macron.
Selanjutnya, Macron mengatakan dia tidak percaya bahwa Rusia akan "kembali ke perdamaian dan sistem demokrasi dari hari ke hari."
"(Putin) Termasuk untuk kelangsungan hidupnya sendiri, perlu terus makan," kata Macron.
Baca juga: Zelensky Akhirnya Mau Bahas Teritorial dengan Putin, Ukraina Bakal Kehilangan Wilayah?
"Itu berarti dia adalah predator, raksasa di gerbang kita," sebutnya.
Menurut Macron, seperti yang dinyatakan oleh Le Figaro, Rusia telah menjadi kekuatan destabilisasi jangka panjang dan ancaman potensial bagi banyak negara Eropa.
Dalam wawancara dengan LCI, Macron mencatat bahwa sejak 2007–2008, Vladimir Putin jarang menepati janjinya dan secara konsisten berupaya menggambar ulang perbatasan untuk memperkuat kekuasaannya.
Dilansir RBC-UKRAINE, Macron mengatakan, Rusia menghabiskan sekitar 40 persen anggarannya untuk persenjataan dan telah mengumpulkan lebih dari 1,3 juta tentara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.