3 Streamer Meninggal di Depan Kamera saat Live, Terbaru Pria Prancis yang Dianiaya Teman-temannya
3 kasus kematian influencer atau streamer viral di media sosial selama beberapa bulan terakhir. Terbaru kematian streamer yang dianiaya rekannya.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya tiga kasus kematian influencer atau streamer saat siaran langsung terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Kasus terbaru menimpa seorang pria 46 tahun asal Prancis yang meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh rekan sesama streamernya.
Berikut ulasan lengkapnya.
1. Jean Pormanove – Prancis

Dilansir CBS News, seorang pria berusia 46 tahun meninggal dunia saat siaran langsung.
Jaksa di Prancis selatan pada Selasa (19/8/2025) menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus ini.
Korban diketahui bernama asli Raphael Graven, tetapi dikenal di dunia maya sebagai “Jean Pormanove” atau “JP”.
Ia meraih popularitas dengan melakukan siaran langsung yang menampilkan dirinya menerima kekerasan fisik atau dipermalukan oleh teman-temannya.
Jaksa di kota Nice mengonfirmasi bahwa ia meninggal pada Senin (18/8) di desa Contes yang berlokasi tak jauh dari kota tersebut.
Netizen menyebut video itu — yang ditayangkan langsung di platform asal Australia bernama Kick dan kemudian dibagikan secara luas — memperlihatkan Graven terbaring tak bergerak di bawah selimut ketika salah satu dari dua pria di ruangan melemparkan botol air plastik ke arahnya.
JP dan rekan-rekannya dikabarkan telah melakukan live streaming selama sekitar 10 hari.
Menteri Pemerintah Prancis, Clara Chappaz, menyebut kematian Graven sebagai kengerian yang luar biasa. “Jean Pormanove dipermalukan dan dianiaya selama berbulan-bulan secara langsung di platform Kick,” tulis Chappaz di X.
Baca juga: Beauty Influencer Pakistan Tewas Ditembak Stalker usai Rayakan Ulang Tahunnya yang ke-17
Chappaz juga melaporkan insiden ini kepada regulator media Prancis dan menegaskan:
“Tanggung jawab platform daring terkait penyebaran konten terlarang bukanlah pilihan, tetapi kewajiban hukum. Kegagalan semacam ini bisa menyebabkan tragedi dan tidak boleh dibiarkan.”
Kejaksaan Nice telah memerintahkan otopsi dan meluncurkan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematian.
Sebelumnya, polisi di Nice memang telah menyelidiki dugaan tindak kekerasan terhadap orang-orang rentan selama delapan bulan terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.