Konflik Palestina Vs Israel
60.000 Tentara Cadangan IDF Dipangil untuk Operasi 'Gempur Gaza Penuh': Inginkan Hamas Hancur
IDF akan memanggil 60.000 prajurit cadangan untuk bertarung di Gaza, dalam operasi militer 'Gideon’s Chariots B' di Jalur Gaza, Palestina.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pengamanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) telah memanggil 60.000 pasukan cadangan untuk disiagakan di tengah operasi militer 'Gideon’s Chariots B' di Jalur Gaza, Palestina.
Operasi Gideon’s Chariots adalah serangan darat utama yang diluncurkan oleh Israel di Jalur Gaza yang terjadi setelah serangan udara menewaskan ratusan warga Palestina dalam beberapa hari terakhir dan selanjutnya melemahkan jaringan perawatan kesehatan Gaza.
Dengan dukungan angkatan udara mematikan Israel, operasi ini menargetkan Gaza selatan dan utara, mengutip Al Jazeera.
IDF akan mempresentasikan rencana operasional penuh tersebut, yang akan berlangsung secara bertahap, kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Kamis (21/8/2025)
Sebelumnya, IDF telah merilis rencananya untuk operasi pengambilalihan Kota Gaza penuh, yakni Operasi Gideon’s Chariots B, pada Rabu (20/8/2025).
Operasi ini sebagai bagian kedua dari serangan Gideon’s Chariots pada Mei 2025, yang bertujuan untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas dan mengambil kendali 75 persen dari Jalur Gaza.
Untuk menyelesaikan operasi, IDF akan memanggil tiga brigade cadangan dan batalyon tambahan, lima divisi secara total, jumlahnya sekitar 60.000 prajurit, mengutip Al Mayadeen.
Divisi yang ditunjuk untuk terlibat dalam operasi termasuk 36, 162, 98, 99, dan Divisi Gaza.
Beberapa batalyon cadangan akan dipanggil untuk periode layanan yang diperpanjang 40-60 hari.
Tentang Operasi Gideon’s Chariots B
Operasi Gideon’s Chariots B secara luas dipandang sebagai bagian dari rencana pembersihan etnis yang lebih luas terhadap penduduk Gaza, yang bertujuan untuk mengurangi populasi kota melalui pengepungan, penghancuran, dan pemindahan paksa dengan kedok manuver militer, mengutip Al Mayadeen.
Baca juga: Obsesi Israel Kuasai Gaza Lewat Operasi Gideons Chariots B: IOF Didukung 33.000 Tentara Cadangan
Media Israel melaporkan bahwa rencana tersebut dirancang dalam dua fase utama selama empat bulan.
- Tahap Pertama
Pada tahap pertama, pasukan pendudukan Israel bertujuan untuk membangun apa yang disebut 'zona kemanusiaan' dengan infrastruktur terbatas di selatan Jalur Gaza, menciptakan kondisi untuk evakuasi massal warga sipil dari Kota Gaza.
Ini akan diikuti oleh manuver darat untuk menyelesaikan pengepungan kota sambil melanjutkan evakuasi.
- Tahap Kedua
Tahap kedua diatur untuk melibatkan masuknya pasukan pendudukan secara bertahap ke Kota Gaza itu sendiri.
Didukung oleh serangan udara yang berkelanjutan dan penembakan artileri sampai kota itu sepenuhnya ditangkap.
81 Warga Gaza Meninggal usai Digempur Israel
Setidaknya 81 warga Palestina telah tewas di Gaza oleh serangan Israel dan kelaparan paksa sejak fajar ketika militer Israel mengatakan telah memulai tahap pertama dari serangan yang direncanakan tersebut, dilaporkan Al Jazeera, Kamis (21/8/2025).
Yakni serangan untuk merebut pusat kota terbesar di Kota Gaza, di mana hampir satu juta orang dalam kondisi berbahaya.
Tiga warga Palestina lainnya mati kelaparan di daerah kantong yang terkepung pada hari Rabu (20/8/2025), sehingga jumlah total kematian terkait kelaparan menjadi 269, termasuk 112 anak-anak.
Serangan Israel termasuk serangan terhadap sebuah tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Gaza selatan yang menewaskan tiga orang.
Mohammed Shaalan, mantan pemain basket nasional Palestina terkemuka, adalah korban terbaru dari penembakan di titik distribusi bantuan GHF, ketika pasukan Israel menembaknya mati di Gaza selatan.
Tak hanya itu, setidaknya 30 pencari bantuan tewas pada hari Rabu (20/8/2025).
Dam hingga saat ini Gaza telah dikuntit oleh kelaparan karena blokade Israel yang menghukum dan serangan yang sedang berlangsung telah mencekik makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.
IOF Setujui Pendudukan Kota Gaza
Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir telah menyetujui rencana untuk menduduki Kota Gaza, yang mencakup dua fase tersebut.
Diperkirakan Operasi Gideon’s Chariots akan memakan waktu empat bulan untuk dieksekusi, menurut perkiraan Israel.
Pada 7 Agustus 2025 lalu, kabinet Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mencakup pendudukan Kota Gaza, meskipun pertemuan itu ditandai oleh ketegangan yang tajam ketika Kepala Staf Eyal Zamir menimbulkan beberapa kekhawatiran, termasuk peringatan tentang ancaman serius dan segera terhadap tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza, hanya untuk memiliki semua keberatannya diberhentikan oleh anggota dewan.
Di antara kekhawatiran utama Zamir adalah bahwa setelah menduduki Kota Gaza, militer Israel mengantisipasi menghadapi operasi perang gerilya oleh Hamas di dalam wilayah yang dikuasai.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.