Minggu, 7 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sekelompok Anak-anak Israel Ditolak Masuk Taman Rekreasi di Prancis

Sekelompok anak Israel ditolak masuk taman rekreasi di Prancis. Manajer ditahan atas dugaan diskriminasi agama.

Bernaert_B / Pays d'Albertville
KASUS ANTISEMITISME. Sumber foto berasal dari situs resmi Pays d'Albertville – Tyrol Adventure dan tercantum atas nama fotografer Bernaert_B, yang diambil Sabtu (23/8/2025). Seorang manajer taman rekreasi di Prancis selatan ditahan usai diduga menolak akses anak-anak Israel di Tyrovol Adventure Park, Porté-Puymorens, Kamis (21/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang manajer taman rekreasi di Prancis selatan ditahan polisi setelah diduga menolak akses sekelompok anak-anak Israel dengan alasan diskriminasi agama.

Kejaksaan Perpignan menyebut insiden itu terjadi pada Kamis (21/8/2025) di Tyrovol Adventure Park, sebuah taman luncur gantung atau zipline di Porté-Puymorens, wilayah Pyrenees dekat perbatasan Spanyol.

Tyrovol terletak di lembah Font-Vives, di kaki Gunung Calit. Tyrovol berada dekat perbatasan Spanyol dan Andorra, hanya sekitar 15 menit dari pusat Porté-Puymorens dan mudah dijangkau melalui Route des Lacs.

Tyrovol bukan sekadar zipline biasa. Ini adalah jalur flying fox terbesar di Pegunungan Pyrenees yang menawarkan pengalaman udara yang luar biasa melintasi Danau Passet dan ngarai Carol.

Peristiwa ini terjadi saat kelompok anak-anak berusia 8 hingga 16 tahun tersebut tengah berlibur ke Spanyol sebelum memesan kunjungan ke taman.

Menurut pihak kejaksaan, sang manajer awalnya mengatakan penolakan dilakukan karena "keyakinan pribadi", namun kemudian memberikan alasan berbeda kepada pihak lain.

Sehari sebelumnya, akun media sosial taman itu mengumumkan bahwa lokasi akan ditutup sementara karena badai dan pemeriksaan fasilitas.

Baca juga: Para Pemimpin Yahudi di Australia Mengecam Benjamin Netanyahu karena Ini

Meskipun ditolak, kelompok anak-anak itu tetap berhasil mengunjungi fasilitas rekreasi lain di wilayah Prancis tanpa hambatan.

Manajer taman membantah telah melakukan diskriminasi.

Reaksi keras muncul dari komunitas Yahudi di Prancis.

"Ada batas yang telah dilanggar. Kami sangat terkejut," kata Perla Danan, Presiden Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis di Languedoc-Roussillon, dikutip The Guardian (23/8/2025).

Danan menyamakan peristiwa itu dengan diskriminasi pada masa Holocaust.

“Awalnya hanya grafiti, hinaan, dan serangan fisik, dan sekarang benar-benar larangan bagi anak-anak berusia 8 hingga 16 tahun. Ini mengingatkan pada tanda ‘Yahudi atau anjing dilarang’,” ujarnya.

Jean-Philippe Augé, Wali Kota Porté-Puymorens, juga menyesalkan kejadian itu.

“DNA komunitas kami dibangun atas rasa persaudaraan. Insiden ini menimbulkan keheranan yang mendalam,” katanya.

Kelompok advokasi Yahudi Prancis turut mengecam insiden itu.

Dalam pernyataan resmi, lembaga tersebut menyebut kasus ini sebagai “tindakan diskriminasi serius yang merusak prinsip dasar republik”.

Diskriminasi berbasis agama di Prancis merupakan pelanggaran hukum yang dapat diganjar hukuman hingga tiga tahun penjara.

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kasus antisemitisme di Prancis sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan perang Gaza yang menyusulnya.

Antisemitisme adalah bentuk permusuhan, prasangka, diskriminasi, atau kekerasan terhadap orang Yahudi, baik karena agama, etnis, maupun ras mereka.

Istilah ini populer sejak 1879 dan memiliki akar sejarah panjang, mulai dari pengusiran di Eropa abad pertengahan hingga Holocaust oleh Nazi Jerman.

Bentuknya bisa berupa teori konspirasi, penganiayaan fisik, diskriminasi sosial, hingga kebencian politik yang masih muncul di era modern.

Baca juga: 7 Negara Kutuk Israel, Kecam Ide Netanyahu Perluas Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

Sepanjang 2023, dilaporkan ada lonjakan tajam serangan fisik, ancaman, vandalisme, hingga pelecehan yang memicu kekhawatiran komunitas Yahudi.

Awal bulan ini, Presiden Emmanuel Macron kembali menegaskan komitmennya melawan kebencian anti-Yahudi setelah pohon zaitun memorial untuk seorang pemuda Yahudi yang dibunuh secara brutal pada 2006 ditebang oleh pelaku vandalisme.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan