Selasa, 9 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bibit Perang Baru Mesir-Israel, Netanyahu Perintahkan Penghentian Perundingan Kesepakatan Gas

perjanjian damai antara Israel dan Mesir berada di titik rawan. Netanyahu menggunakan kesepakatan gas sebagai alat menekan Kairo

Khaled DESOUKI / AFP/File
DI PERBATASAN - Foto file yang menunjukkan tentara Mesir mengendarai kendaraan tempur infanteri (IFV) yang dikerahkan di dekat Perbatasan Rafah sisi Mesir dengan Jalur Gaza pada 23 Maret 2024. 

Bibit Perang Baru Mesir-Israel, Netanyahu Perintahkan Penghentian Perundingan Kesepakatan Gas

 

 

  • Benjamin Netanyahu menghentikan pembicaraan perjanjian gas Israel dengan Mesir.
  • Keputusan terkait dengan dugaan pelanggaran perjanjian damai 1979 oleh Mesir.
  • Israel mencari jaminan politik dan keamanan baru sebelum melanjutkan negosiasi.

 

TRIBUNNEWS.COM - Media Ibrani, Rabu (3/9/2025) melaporkan kalau Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan penghentian pembicaraan perjanjian gas dengan Mesir.

Menurut laporan, keputusan mendadak ini tidak akan dibatalkan tanpa persetujuan pribadi dan final dari Netanyahu.

Baca juga: Hamas Setuju Usulan Mesir Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Mau Bebaskan 10 Sandera Israel

"Netanyahu dilaporkan mengaitkan syarat dimulainya kembali perundingan tersebut dengan kondisi politik yang terkait dengan perjanjian damai bersejarah antara kedua negara," kata laporan RNTV mengutip kabar dari media Israel, Rabu.

Itu berarti, perjanjian damai antara Israel dan Mesir berada di titik rawan.

Perjanjian damai yang dimaksud adalah perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 26 Maret 1979 berlatar belakang perang Israel dan Mesir dengan pendudukan Semenanjung Sinai oleh Tentara Israel saat itu.

Perjanjian ini merupakan hasil dari Perjanjian Camp David tahun 1978.

Perjanjian ini mensyaratkan penarikan penuh pasukan dan pemukiman Israel dari Semenanjung Sinai.

Selain itu, Semenanjung Sinai juga di-demiliterisasi dan diisi oleh pasukan internasional, bukan pasukan dari kedua negara.

Di sisi lain, Mesir secara resmi mengakui Israel sebagai negara dan pembentukan hubungan diplomatik normal antara kedua negara.  

Aksi Netanyahu mengungkit kembali perjanjian damai ini akan membuat hubungan kedua negara menjadi kembali panas dan bahkan bisa memicu perang lagi.

PELABUHAN DADAKAN - Proyek pembangunan dermaga laut di lepas Pantai Gaza dengan dalih percepatan penyaluran bantua kemanusiaan yang diprakarsai AS.
PELABUHAN DADAKAN - Proyek pembangunan dermaga laut di lepas Pantai Gaza dengan dalih percepatan penyaluran bantua kemanusiaan yang diprakarsai AS. (khaberni/HO)

Mesir Impor Gas Israel

Pada awal Agustus kemarin, perusahaan Israel NeoMed Energy mengumumkan kalau mereka telah menandatangani perjanjian untuk mengekspor sekitar 130 miliar meter kubik gas ke Mesir pada tahun 2040.

Kontrak senilai $35 miliar ini telah memecahkan rekor kontrak ekspor energi terbesar bagi rezim Israel.

Menurut pernyataan perusahaan, perjanjian dengan perusahaan Mesir, Ocean Energy, akan dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama akan dilaksanakan mulai awal tahun 2026 dengan pengiriman tahunan sebesar 20 miliar meter kubik setelah pembangunan pipa baru.

Tahap kedua adalah ekspor sisa 110 miliar meter kubik setelah pengembangan lapangan gas Leviathan dan pembangunan pipa baru melalui penyeberangan Nitsana.

Menurut rincian yang dirilis, perjanjian ini, selain memenuhi kebutuhan Mesir, juga akan mengekspor sebagiannya ke Eropa melalui fasilitas gas cair Mesir.

Namun, Netanyahu menggunakan ini sebagai alat menekan Mesir dengan memerintahkan penghentian pembicaraan kesepakatan.

Tuduhan Pelanggaran Perjanjian Perdamaian

Sumber-sumber politik di pemerintahan Israel yang dikutip oleh media Ibrani menyatakan kalau keputusan Netanyahu untuk menangguhkan kesepakatan gas muncul di tengah klaim kalau Mesir diduga melanggar perjanjian damai.

"Meskipun laporan tersebut tidak merinci sifat dugaan pelanggaran tersebut, laporan tersebut menunjukkan adanya krisis kepercayaan yang mendalam yang mendorong Netanyahu untuk menggunakan proposal kerja sama energi tersebut sebagai alat tawar-menawar," kata laporan RNTV.

Jika terkonfirmasi, tuduhan tersebut menandai eskalasi serius dalam hubungan yang telah stabil selama beberapa dekade di bawah perjanjian damai 1979.

Netanyahu Minta Jaminan

Media berbahasa Ibrani juga mencatat kalau Netanyahu tidak berniat melanjutkan kesepakatan energi apa pun dengan Kairo tanpa apa yang digambarkan oleh beberapa sumber sebagai “jaminan jelas dari Mesir untuk sepenuhnya memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian damai.”

"Tuntutan ini menunjukkan kalau Netanyahu sedang mencari jaminan politik dan keamanan baru dari Mesir, menggunakan kesepakatan gas strategis sebagai alat tawar-menawar," tulis ulasan tersebut.

 Langkah Netanyahu ini berpotensi membuka jalan bagi negosiasi rumit antara kedua negara di periode mendatang.

Terlebih, Mesir sudah menunjukkan sikap konfrontatif terhadap agresi milter Israel di Gaza dan Tepi Barat, Palestina.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan