Cara Gen Z Nepal Munculkan People Power Gulingkan PM Oli, Ada Jalan saat Medsos Diblokir Pemerintah
Generasi Z (Gen Z) Nepal menunjukkan kekuatan luar biasa melalui gerakan people power memaksa PM Oli lengser
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Tiara Shelavie
Wali kota Kathmandu berusia 35 tahun ini dikenal sebagai mantan rapper dan komposer yang sukses membersihkan jalanan dan saluran air kota sejak menjabat pada 2022.
Banyak pengunjuk rasa mendukungnya untuk menggantikan Oli.
Bimal Pokhrel, seorang warga, menulis di X, "Kepada @ShahBalen, kamu adalah harapan terakhir kami. Maju dan pimpin Nepal menuju masa depan yang lebih cerah!"
Setelah kematian pengunjuk rasa pada Senin, Shah dengan tegas menyebut Oli sebagai "teroris" yang tidak memahami penderitaan rakyat kehilangan anak.
Ketika Oli akhirnya mengundurkan diri pada Selasa, Shah mengajak 784.000 pengikutnya di Instagram untuk tetap tenang.
"Generasi Z yang terhormat, para pengganggu di dunia politik sudah mundur! Sekarang, sabar dan tahan diri," tulisnya.
"Kalian harus memimpin negara ini. Bersiaplah untuk masa depan!"
Keberhasilan Gen Z Nepal menggulingkan Oli menunjukkan kekuatan solidaritas dan kreativitas mereka dalam mengatasi rintangan, termasuk pemblokiran media sosial.
Dengan memanfaatkan teknologi dan semangat kolektif, mereka tidak hanya mengakhiri kekuasaan Oli, tetapi juga membuka jalan bagi harapan akan Nepal yang lebih adil dan bebas korupsi.

23 Tewas
Setidaknya 23 orang tewas, termasuk 19 pengunjuk rasa, 3 petugas polisi, dan Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Jhalanath Khanal, yang tewas ketika rumah mereka dibakar, seperti diberitakan News Live
Lebih dari 347 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Tentara Nepal telah dikerahkan untuk memulihkan ketertiban, menegakkan jam malam, dan memperingatkan bahwa tindakan vandalisme, penjarahan, dan pembakaran akan ditindak tegas. Helikopter tentara telah mengevakuasi para menteri dari kediaman mereka di tengah kekacauan.
Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri pada 9 September 2025, menyusul meningkatnya protes. Presiden Ram Chandra Paudel telah menerima pengunduran dirinya, dan Oli tetap menjabat sebagai pemimpin sementara.
Protes dipicu oleh rasa frustrasi atas tingginya angka pengangguran di kalangan muda (sekitar 20 persen), korupsi, dan persepsi nepotisme di kalangan elit politik. Tren media sosial yang menyoroti hak istimewa anak-anak politsi, yang dijuluki "Nepo Kids", telah meningkatkan kemarahan publik.
Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu ditutup karena kerusuhan, mengganggu penerbangan dan memicu dikeluarkannya imbauan perjalanan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.