Kamis, 11 September 2025

Tentara Nepal Lanjutkan Perundingan dengan Demonstran Gen Z Tentukan Pemimpin Sementara

Tentara Nepal akan melanjutkan perundingan dengan para demonstran "Gen Z" untuk menentukan pemimpin sementara yang baru.

Penulis: Nuryanti
Tangkapan layar YouTube First Post
KERUSUHAN DI NEPAL - Tangkapan layar YouTube First Post menunjukkan aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Nepal akibat pelarangan media sosial oleh pemerintah pada Senin (8/9/2025). Tentara Nepal akan melanjutkan perundingan pada Kamis (11/9/2025) dengan para demonstran "Gen Z" untuk menentukan pemimpin sementara yang baru. 

Demonstrasi - yang dijuluki protes Gen Z - dimulai setelah pemerintah memblokir platform media sosial, termasuk Facebook, X, dan YouTube, dengan mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.

Larangan media sosial dicabut pada Selasa, tetapi protes terus berlanjut, dipicu oleh kemarahan atas kematian 19 pengunjuk rasa yang disalahkan pada polisi dan meskipun pemerintah berjanji untuk menyelidiki kematian tersebut.

Protes-protes tersebut meluas dan mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas.

Baca juga: Sosok Balen Shah, Rapper Jadi Politisi Pilihan Gen Z Nepal untuk Jabat Posisi Perdana Menteri Baru

Banyak anak muda marah karena anak-anak pemimpin politik - yang disebut anak-anak nepo - tampaknya menikmati gaya hidup mewah dan berbagai keuntungan, sementara sebagian besar anak muda kesulitan mencari pekerjaan.

Dengan pengangguran di kalangan pemuda mencapai sekitar 20 persen tahun lalu, menurut Bank Dunia, pemerintah memperkirakan bahwa lebih dari 2.000 pemuda meninggalkan negara itu setiap hari untuk mencari pekerjaan di Timur Tengah atau Asia Tenggara.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa memukuli pemimpin Partai Kongres Nepal, Sher Bahadur Deuba, dan istrinya, Arzu Rana Deuba, yang saat ini menjabat sebagai menteri luar negeri.

Keduanya tampak berdarah, sementara satu video menunjukkan pemimpin partai tersebut ditolong ke tempat aman.

Partai ini adalah partai terbesar di negara itu dan merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa.

Para pengunjuk rasa juga membakar gedung parlemen, rumah presiden, sekretariat pusat yang menaungi kantor perdana menteri dan kementerian utama, serta kediaman resmi perdana menteri.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan