Konflik Palestina Vs Israel
Abaikan Ultimatum Trump, Netanyahu Ancam Siapkan Serangan Ganas ke Qatar Jika Tak Usir Hamas
PM Israel Netanyahu ancam bakal melakukan serangan tambahan ke Qatar jika negara itu menolak mengusir perwakilan politik Hamas dari wilayahnya
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
Salah satu sumber dekat Trump bahkan menyebut langkah Netanyahu sebagai “pengingat tidak menyenangkan” atas gaya kepemimpinan yang sempat menimbulkan ketegangan dengan Washington pada masa jabatan Trump sebelumnya.
Teguran keras ini menunjukkan adanya jarak antara Washington dan Tel Aviv terkait strategi menghadapi Hamas.
Trump menekankan bahwa stabilitas kawasan, khususnya di Teluk, tidak boleh dikorbankan demi operasi militer yang bisa memperburuk konflik.
PM Qatar Bersumpah Balas Israel
Sementara itu merespon serangan rudal yang dilakukan Israel hingga menewaskan 6 warga sipil, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani menegaskan negaranya akan membalas serangan Israel.
Dalam konferensi pers resmi, Al-Thani menyebut serangan itu sebagai “terorisme negara” dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Qatar.
“Negara Qatar berkomitmen untuk bertindak tegas terhadap apa pun yang menargetkan wilayahnya dan akan berhak untuk membalas serta mengambil semua tindakan yang diperlukan,” ujar Al-Thani, dilansir dari Reuters.
Sejauh ini Pemerintah Qatar tak merinci serangan apa yang akan dilakukan militernya untuk membalas gempuran yang dilakukan Israel.
Namun analis menilai Qatar kemungkinan tidak akan menempuh jalur militer seperti Iran. Lantaran kapasitas pertahanan dan kekuatan militer Qatar tidaklah seperti Iran atau Israel.
Sebagai gantinya Qatar kemungkinan besar akan menempuh jalur hukum internasional.
Al-Thani mengungkapkan pemerintahnya telah membentuk tim hukum khusus untuk membawa kasus ini ke forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Mahkamah Internasional (ICJ).
Lebih lanjut, sebagai salah satu negara produsen gas terbesar di dunia, Qatar memiliki kekuatan ekonomi yang bisa digunakan sebagai senjata diplomasi.
Pengamat yang dikutip Middle East Eye menilai Doha dapat mempertimbangkan pembatasan hubungan dagang dengan pihak-pihak yang mendukung Israel, atau memanfaatkan posisinya di pasar energi untuk menekan negara-negara sekutu Tel Aviv.
Balasan Qatar juga bisa berupa peningkatan dukungan politik dan finansial bagi Palestina, terutama Gaza.
Doha selama ini dikenal sebagai salah satu mediator utama dalam negosiasi gencatan senjata. Namun, serangan Israel ke ibu kota Qatar dinilai bisa mendorong Doha mengambil sikap lebih keras dengan memperluas bantuan kemanusiaan maupun logistik.
Jika Qatar menambah aliran dana dan logistik, kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Gaza bisa semakin kuat, baik dari sisi persenjataan, infrastruktur pertahanan, maupun dukungan publik. Hal ini membuat operasi militer Israel di Gaza semakin sulit.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.