Kuasa Hukum Rodrigo Duterte Minta Keringanan ICC, Kondisi Kognitifnya Disebut Sudah Menurun Drastis
Tim pembelaan berargumen bahwa Duterte tidak layak diadili akibat gangguan kognitif yang dialaminya.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Endra Kurniawan
Adapun penangkapan Duterte pada kala itu didasari oleh putusan Kantor Jaksa Penuntut ICC pada 10 Februari 2025.
Kantor Jaksa Penuntut ICC pada kala itu mengajukan permohonan surat perintah penangkapan terhadap Duterte atas kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan.
Kamar Pra-Persidangan I ICC menilai materi yang diajukan Jaksa Penuntut dan menemukan alasan yang cukup untuk meyakini bahwa Duterte bertanggung jawab secara individual sebagai pelaku bersama tidak langsung dalam kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, yang diduga terjadi di Filipina antara 1 November 2011 hingga 16 Maret 2019.
Surat perintah penangkapan terhadap Duterte dikeluarkan oleh Kamar dengan status "Rahasia" pada 7 Maret 2025 dan diklasifikasikan ulang sebagai "Publik" pada 11 Maret 2025.
Kemudian pada 12 Maret 2025, Duterte diserahkan ke ICC setelah ditangkap oleh otoritas Republik Filipina sesuai dengan surat perintah penangkapan tersebut.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.