Kamis, 25 September 2025

Dari Laporan hingga Penyidikan, Begini Telitinya Polisi Jepang Tangani Kasus Pencurian

Polisi menanyakan berbagai kemungkinan, termasuk apakah pelaku masuk melalui pintu belakang menggunakan kunci palsu

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Richard Susilo
KASUS PENCURIAN - Dua polisi sedang menyidik korban pemilik toko yang kecurian, termasuk mengambil sidik jari korban (kanan), untuk dicocokkan dengan sidik jadi yang ditemukan di toko yang kecurian tersebut 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kasus pencurian di Jepang bukan sekadar tindak pidana biasa.

Proses pelaporannya pun berlangsung sangat teliti dan penuh prosedur.

Hal ini dialami seorang pemilik toko di Tokyo, sebut saja A, yang belum lama ini kehilangan dua tas kerajinan mahal di tokonya.

Tas yang hilang itu bernilai hampir 30.000 yen dan 20.000 yen, atau total sekitar lima juta rupiah.

“Pagi-pagi saya kaget melihat dua barang itu sudah tidak ada di rak tempat jualan,” ujar A kepada Tribunnews.com, Senin (22/9/2025).

Begitu menyadari pencurian, A bersama seorang temannya langsung mendatangi kantor polisi terdekat.

Baca juga: Paviliun Indonesia Pukau Pengunjung di Expo 2025 Osaka, Warga Jepang Terpesona

Meski pelaporan bisa dilakukan melalui telepon darurat 110, ia memilih datang langsung karena jaraknya cukup dekat.

“Sekitar lima jam saya berurusan dengan kepolisian sejak pertama kali melapor,” tuturnya.

Di kantor polisi, A diminta menunjukkan kartu identitas untuk difotokopi, kemudian mengisi data pribadi seperti pekerjaan dan keterangan kronologis kejadian.

Polisi menanyakan berbagai kemungkinan, termasuk apakah pelaku masuk melalui pintu belakang menggunakan kunci palsu.

“Polisi bertanya sambil membuat laporan pengaduan sekitar dua jam. Setelah itu laporan dikonfirmasi ulang dua kali, tidak boleh ada salah ketik atau data yang keliru,” jelas A.

Setelah laporan final disetujui, pelapor menandatangani dokumen yang kemudian diserahkan kepada atasan petugas untuk diproses lebih lanjut.

Di Jepang, pelapor tidak menerima bukti laporan tertulis, karena seluruh dokumen langsung masuk ke database kepolisian dan dapat dilacak sewaktu-waktu.

“Yang penting kita mengingat nama petugas, tanggal, jam, dan lokasi pelaporan. Data itu sudah cukup untuk menemukan arsip laporan,” tambahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan