Prabowo Pidato Urutan ke-3 di Sidang Umum PBB, Pakar: Kalau Bukan Prabowo Mungkin Tak Dapat Nomor 3
Pakar menyoroti nomor urut pidato Prabowo di Sidang Umum PBB karena merupakan forum multilateral pada tingkat paling tinggi.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pakar hubungan internasional, Muhadi Sugiono, menyoroti tentang urutan pidato para kepala negara atau kepala pemerintahan di Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/9/2025), terutama Presiden RI Prabowo Subianto yang mendapat giliran pidato ketiga.
SMU PBB merupakan forum utama tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mempertemukan seluruh negara anggota dan biasanya berlangsung setiap bulan September berdekatan dengan ulang tahun organisasi (bulan Oktober) di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Sidang tersebut membahas isu-isu global, mulai dari perdamaian, keamanan internasional, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, hingga hak asasi manusia.
Dalam forum itu, setiap kepala negara atau kepala pemerintahan diberi kesempatan menyampaikan pidato di hadapan dunia yang berisi tentang pandangan, usulan, dan posisi resmi negaranya terkait persoalan global maupun regional.
Selain sesi pidato umum, ada juga pertemuan tingkat tinggi dan diskusi komite yang membahas isu-isu spesifik.
Prabowo diketahui mendapatkan urutan pidato ketiga, setelah Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Muhadi menyoroti nomor urut pidato Prabowo tersebut karena Sidang Umum PBB ini merupakan forum multilateral pada tingkat paling tinggi yang dihadiri oleh para kepala negara atau kepala pemerintahan.
Dia pun mengklaim, jika bukan Prabowo yang hadir dan berpidato dalam Sidang Umum PBB itu, mungkin saja tidak bisa mendapatkan nomor urut 3 untuk pidato.
Sebab, urutan pidato dalam Sidang Umum PBB ini memiliki nilai strategis yang penting dan tidak bisa dianggap remeh.
Fakta Indonesia mendapat giliran ketiga menunjukkan pengakuan dunia terhadap peran aktif, relevansi, dan kredibilitas diplomasi Indonesia di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
"Ini forum multilateral pada tingkat yang paling tinggi yang dihadiri oleh para kepala negara dan seperti kita lihat dalam urutan itu tadi Pak Prabowo dapat nomor tiga," katanya, dikutip dari YouTube tvOneNews, Rabu (24/9/2025).
Baca juga: Prabowo di Sidang Umum PBB: Ungkit Masa Penjajahan di Indonesia, Tegaskan Palestina Harus Merdeka
Muhadi kemudian menjelaskan, urutan pidato itu sudah diatur dan biasanya yang memiliki keistimewaan pidato pertama adalah Brasil, kemudian di urutan kedua ada Amerika Serikat.
Sejak 1955, Brasil selalu menjadi negara pertama yang menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB.
Tradisi ini bermula dari kebiasaan historis di mana Brasil bersedia membuka sesi saat negara-negara lain enggan berbicara terlebih dahulu.
Setelah Brasil, Amerika Serikat sebagai tuan rumah mendapat kehormatan untuk berbicara di urutan kedua.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.