Prabowo Pidato Urutan ke-3 di Sidang Umum PBB, Pakar: Kalau Bukan Prabowo Mungkin Tak Dapat Nomor 3
Pakar menyoroti nomor urut pidato Prabowo di Sidang Umum PBB karena merupakan forum multilateral pada tingkat paling tinggi.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Pravitri Retno W
Selanjutnya, urutan pidato negara-negara lain biasanya ditentukan berdasarkan pertimbangan protokol, status politik, serta pentingnya peran diplomatik masing-masing negara.
"Karena sebenarnya dalam tata cara di sidang itu privilege-nya ada di Brazil kemudian Amerika. Nah, yang ketiga dan seterusnya itu tergantung siapa yang datang. Jadi kalau bukan Pak Prabowo, mungkin kita tidak akan dapat di nomor tiga," tegasnya.
"Artinya ini betul-betul satu momentum bagi Indonesia untuk tampil dalam arena internasional bahwa kita hadir di situ," ujar Muhadi.
Pemimpin Indonesia terdahulu yang hadir dalam Sidang Umum PBB diketahui belum pernah ada yang mendapat nomor urut awal untuk berpidato.
Presiden Soekarno berpidato di urutan ke-46, Presiden Soeharto di urutan ke-61, Presiden Megawati Soekarnoputri di urutan ke-17, kemudian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tercatat tiga kali berpidato mendapatkan urutan 20, 21, dan 16.
Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dua kali menyampaikan pidato secara daring, sama-sama mendapatkan giliran pidato di urutan ke-16.
Prabowo yang kini hadir dalam Sidang Umum PBB dan berpidato di urutan ketiga itu berkesempatan untuk memengaruhi fokus pembahasan global, menyampaikan isu-isu penting yang ingin didorong ke panggung dunia, dan memosisikan diri sebagai suara yang diperhitungkan.
Pidato di awal-awal sesi ini juga sering kali dianggap bergengsi karena dapat memengaruhi arah percakapan global, menarik perhatian dunia, dan menunjukkan posisi kepemimpinan.
Muhadi pun mengatakan, kehadiran Prabowo dalam Sidang Umum PBB itu menjadi momen yang sangat menarik.
Apalagi, setelah sekian lama Indonesia tidak hadir langsung dalam forum multilateral tersebut karena selama 10 tahun pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi), Presiden RI ke-7 itu biasanya mendelegasikan tugas menghadiri SMU PBB kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Jokowi hanya tercatat menghadiri secara daring SMU PBB, yakni saat pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021.
"Saya saya kira ini satu hal yang menarik ya, setelah sekian lama kita tidak punya pemimpin yang hadir di sini dan forum ini adalah forum yang sangat luar biasa karena dia adalah forum tahunan di mana para kepala negara punya kesempatan untuk melakukan diplomasi secara multilateral," jelasnya.
Sekilas Tentang Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB
Ketika menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB itu, Prabowo menyatakan Indonesia mendukung penuh two state solution atau solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.
Prabowo menegaskan, Palestina harus segera merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara.
"Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.