Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

8 Kebohongan yang Diucapkan PM Israel Benjamin Netanyahu dalam Pidatonya di Sidang Umum PBB

Netanyahu mengeluarkan klaim-klaim yang dinilai sebagai kebohongan dalam Sidang Umum PBB, berikut faktanya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube United Nations
PIDATO NETANYAHU - Tangkap layar YouTube United Nations, menampilkan pidato PM Israel Benjamin Netanyahu di Sidang Umum PBB pada 26 September 2025. Netanyahu mengeluarkan klaim-klaim yang dinilai sebagai kebohongan dalam Sidang Umum PBB, berikut faktanya. 

Dalam pidatonya, Netanyahu menyerukan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

"Saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara di Palestina," ujar Prabowo dalam pidatonya dalam Bahasa Inggris.

"Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan dan keamanan Israel."

"Hanya dengan demikianlah kita dapat mencapai perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa kecurigaan."

"Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, damai, dan harmoni."

"Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama. Kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini."

"Apakah ini mimpi? Mungkin. Namun inilah mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama."

"Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan."

Tentang Sidang Umum PBB

Setiap bulan September, para pemimpin dunia berkumpul di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York untuk berdebat dan mengesahkan resolusi terkait isu-isu global.

Mengutip Al Jazeera, Sidang Umum PBB (UNGA) dibuka setiap tahun pada hari Selasa kedua di bulan September.

Tahun ini, sidang dimulai pada 9 September, ditandai dengan pelantikan presiden sidang, pengesahan agenda, dan dimulainya pekerjaan pengorganisasian.

Setelah itu, para delegasi mengadakan pertemuan, membentuk komite, dan mempersiapkan diri untuk debat tingkat tinggi.

Debat Umum tingkat tinggi dimulai pada 23 September, menjadi agenda utama di mana para pemimpin dunia menyampaikan pidato di hadapan Majelis Umum PBB.

Setiap pidato direkam dan audio-nya diunggah ke situs resmi PBB.

Pernyataan biasanya dibatasi secara sukarela hingga 15 menit, meski banyak yang melampaui waktu tersebut.

Debat berlangsung dalam dua sesi harian:

  • Sesi pagi: pukul 09.00–14.45 waktu setempat
  • Sesi sore: pukul 15.00–21.00 setelah jeda makan siang singkat.

Pertemuan akan terus berlanjut hingga semua pembicara yang dijadwalkan selesai menyampaikan pidatonya.

Tahun ini, lebih dari 150 kepala negara dan pemerintahan dijadwalkan berpidato.

Semua negara anggota diundang untuk berbicara, dan sidang dibuka oleh Presiden Sidang Umum PBB, Annalena Baerbock, mantan Menteri Luar Negeri Jerman.

Secara tradisi, Brasil selalu menjadi negara pertama yang berbicara, sebuah kebiasaan yang dimulai pada 1955 ketika Brasil secara sukarela membuka debat.

Amerika Serikat, sebagai tuan rumah, biasanya berbicara setelahnya.

Untuk negara anggota lainnya, urutan bicara ditentukan berdasarkan tingkat perwakilan (kepala negara, kepala pemerintahan, atau menteri), preferensi yang diajukan, serta keseimbangan geografis.

Selain negara anggota, Takhta Suci (Kota Vatikan), Negara Palestina, dan Uni Eropa juga diundang untuk berpartisipasi, dengan slot bicara yang disesuaikan dengan tingkat perwakilannya.

Debat berlanjut hingga Sabtu, 27 September, dan dilanjutkan kembali pada Senin, 29 September, karena tidak ada sesi pada hari Minggu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan