Konflik Palestina Vs Israel
Perundingan Hamas-Israel soal Perang Gaza Dilanjut, Putaran Pertama Berakhir dalam 'Suasana Positif'
Kedua belah pihak telah mengisyaratkan dukungan terhadap rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Diberitakan AP News, berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas akan membebaskan semua sandera yang ditahannya, baik yang hidup maupun yang mati, dalam waktu 72 jam.
Para militan masih memiliki 48 sandera. Israel yakin sekitar 20 di antaranya masih hidup.
Di sisi lain, Israel akan membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara-penjaranya dan 1.700 orang yang ditahan dari Gaza sejak perang dimulai, termasuk perempuan dan anak-anak.
Israel juga akan menyerahkan jenazah 15 warga Palestina untuk setiap jenazah seorang sandera yang diserahkan.
Pasukan Israel akan ditarik dari Gaza setelah Hamas melucuti senjatanya, dan pasukan keamanan internasional akan dikerahkan.
Wilayah tersebut akan berada di bawah pemerintahan internasional, dengan Trump dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang mengawasinya.
Pemerintahan sementara yang terdiri dari para teknokrat Palestina akan menjalankan urusan sehari-hari.
Hamas tidak akan terlibat dalam pengelolaan Gaza, dan semua infrastruktur militernya, termasuk terowongan, akan dibongkar.
Anggota yang berjanji untuk hidup damai akan diberikan amnesti. Mereka yang ingin meninggalkan Gaza pun bisa.
Warga Palestina tidak akan diusir dari Gaza.
Baca juga: HNW Apresiasi Kolaborasi Diplomatik Menlu RI dan Negara Arab-Islam untuk Akhiri Konflik Gaza

Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar akan diizinkan dan akan dikelola oleh "badan internasional yang netral", termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah.
Seorang pejabat senior, Mousa Abu Marzouk, mengatakan bahwa Hamas bersedia menyerahkan persenjataannya kepada badan Palestina di masa depan yang akan mengelola Gaza, tetapi hal itu tidak disebutkan dalam pernyataan resmi kelompok tersebut yang menanggapi rencana Trump.
Pejabat lainnya, Osama Hamdan, mengatakan kepada televisi Al Araby bahwa Hamas akan menolak administrasi asing di Jalur Gaza dan bahwa masuknya pasukan asing "tidak dapat diterima".
Beberapa bagian dari rencana tersebut masih belum jelas.
Hamas ingin Israel meninggalkan Gaza sepenuhnya, tetapi rencana tersebut menyatakan bahwa Israel akan mempertahankan "kehadiran perimeter keamanan", yang bisa berarti Israel akan mempertahankan zona penyangga di dalam wilayah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.