Rabu, 8 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kekuasaan Netanyahu di Ujung Tanduk, Oposisi Satukan Kekuatan Jegal PM Israel Jelang Pemilu 2026

Politik Israel memanas akibat retaknya hubungan antara kabinet keamanan dan PM Netanyahu, perbedaan arah kebijakan militer di Jalur Gaza jadi pemicu

MNA/screenshot
PM ISRAEL NETANYAHU - Politik Israel memanas akibat retaknya hubungan antara kabinet keamanan dan PM Netanyahu, perbedaan arah kebijakan militer di Jalur Gaza jadi pemicunya. Oposisi menilai Netanyahu gagal menunjukkan strategi yang jelas untuk mengakhiri konflik, bahkan dianggap memperpanjang perang demi kepentingan politik. 

TRIBUNNEWS.COM – Politik di Israel tengah bergejolak setelah mencuatnya isu keretakan hubungan menteri dan anggota kabinet keamanan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Adapun retaknya hubungan politik terjadi buntut perbedaan arah kebijakan militer Israel di Jalur Gaza.

Sumber internal di Tel Aviv menyebutkan beberapa pejabat tinggi menilai pendekatan Netanyahu terhadap Gaza terlalu keras dan tidak memiliki strategi keluar yang jelas.

Mereka menuding Netanyahu terjebak pada keputusan militer tanpa arah diplomasi yang konkret sehingga memperpanjang penderitaan warga sipil dan memperburuk citra Israel di mata dunia di tengah memanasnya konflik Gaza yang telah berlangsung sejak 2023 silam.

Di sisi lain, Netanyahu bersikukuh bahwa operasi di Gaza harus berlanjut hingga “tujuan keamanan nasional sepenuhnya tercapai”.

Ia menolak tekanan dari pihak manapun yang mendesak gencatan senjata, dengan alasan bahwa setiap jeda hanya akan memberi waktu bagi Hamas untuk memperkuat diri.

Netanyahu Dianggap Gagal Bawa Perdamaian

Namun, sikap keras tersebut justru menimbulkan ketegangan di dalam kabinet.

Beberapa anggota dewan keamanan nasional merasa bahwa Netanyahu menggunakan isu keamanan untuk mempertahankan posisi politiknya di tengah turunnya popularitas.

Ketidaksepahaman itu membuat rapat-rapat kabinet berlangsung tegang, bahkan dalam beberapa kesempatan, sumber internal menyebutkan terjadi adu argumen terbuka antara Netanyahu dan pejabat militernya.

Baca juga: Minta Netanyahu Stop Serangan ke Palestina, Trump: Hamas Sudah Mau Damai

Baru-baru ini Menteri Pertahanan Yoav Gallant secara vokal mengkritik strategi Netanyahu.

Ia menilai serangan terus-menerus tanpa rencana politik jangka panjang justru dapat memperluas konflik dan merugikan posisi Israel di kawasan.

Beberapa petinggi militer juga disebut frustasi karena tidak diberi ruang cukup untuk mengambil keputusan operasional secara independen lantaran Netanyahu terlalu ikut campur dalam keputusan taktis.

Selain itu, di dalam negeri, Netanyahu dianggap gagal menjaga persatuan nasional. Pemerintahannya kerap diguncang skandal korupsi, kebijakan ekonomi yang memicu kesenjangan sosial, serta meningkatnya ketegangan antara kelompok sayap kanan dan moderat.

Oposisi Diam-Diam Tendang Netanyahu

Karena muak dengan gaya kepemimpinan Netanyahu, sejumlah koalisi oposisi yang dipimpin Yair Lapid dan mantan Perdana Menteri Naftali Bennett dilaporkan menyusun langkah besar untuk menumbangkan dominasi Netanyahu yang telah memimpin Israel hampir dua dekade.

Mengutip laporan The Times of Israel, keduanya diam-diam menggelar pertemuan pada malam menjelang perayaan hari raya Yahudi Sukkot yang jatuh pada Senin (6/10/2025).

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved