Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Peringatkan Netanyahu Tak Sabotase Negosiasi Israel di Mesir
Hamas memperingatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu agar tidak menyabotase negosiasi Hamas dan Israel di Mesir untuk akhiri perang di Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Fawzi Barhoum, memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak menyabotase putaran negosiasi yang bertujuan mengakhiri perang genosida di Jalur Gaza.
"Kami memperingatkan upaya kriminal Netanyahu untuk menghalangi dan menyabotase putaran negosiasi saat ini, sebagaimana ia dengan sengaja menyabotase semua putaran sebelumnya," katanya di Doha, Qatar, Selasa (7/10/2025).
"Meskipun kekuatan militer yang luar biasa, dukungan tanpa batas, dan kemitraan penuh Amerika dalam perang pemusnahan di Gaza, mereka belum dan tidak akan berhasil mencapai citra kemenangan yang palsu," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa kelompok perlawanan tersebut bertanggungjawab dalam mengikuti jalannya perundingan negosiasi.
"Dengan keyakinan akan tanggung jawab nasional kita terhadap rakyat dan hak-hak mereka yang sah, gerakan ini telah menangani semua usulan gencatan senjata secara bertanggung jawab selama dua tahun terakhir, yang terbaru adalah usulan Presiden AS Donald Trump," katanya, lapor Al Jazeera.
Fawzi Barhoum menyebutkan sejumlah tuntutannya, di antaranya gencatan senjata permanen dan menyeluruh, penarikan penuh militer Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza, masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, memastikan kembalinya para pengungsi, rekonstruksi Jalur Gaza, dan pertukaran tahanan yang adil.
Ia juga menegaskan prioritas mereka adalah mengakhiri perang genosida di Jalur Gaza dan menegakkan hak Palestina untuk merdeka.
Pada hari Selasa, kepala negosiasi Hamas sekaligus pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, mengakhiri negosiasi hari kedua antara mediator dan Hamas di Mesir.
Brigade Al-Quds: Tahanan Israel Tak akan Lihat Cahaya Matahari Tanpa Pertukaran
Pada hari Selasa, sayap militer Jihad Islam Palestina (PIJ), Brigade Al-Quds menyatakan para tahanan tidak akan melihat cahaya matahari kecuali melalui kesepakatan pertukaran yang akan mengakhiri perang genosida.
"Tawanan musuh tidak akan melihat cahaya matahari kecuali melalui kesepakatan pertukaran di mana entitas Zionis berkomitmen untuk mengakhiri perang," kata Brigade Al-Quds dalam pernyataannya.
Baca juga: 2 Tahun Perang di Gaza, Ini Data Jumlah Korban dan Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Israel
"Kami menegaskan bahwa kami dan seluruh faksi perlawanan akan berupaya sekuat tenaga untuk menemukan cara mengakhiri perang dan penderitaan rakyat kami," lanjutnya.
Brigade Al-Quds juga menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerahkan senjatanya sampai meraih kemerdekaan bagi Palestina.
"Kami menegaskan bahwa senjata perlawanan ada untuk membebaskan negeri ini dan melawan musuh, dan senjata itu tidak akan dilepaskan sampai kedua tujuan ini tercapai," tegasnya, lapor Quds.
Brigade Al-Quds bergabung dengan perlawanan bersama Hamas dan faksi-faksi lain dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
Pernyataan Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel akan berupaya untuk membebaskan tahanan dan melenyapkan Hamas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.