Konflik Palestina Vs Israel
Alasan Hamas Ambil Risiko Percayai Trump meski Tak Ada Jaminan Bisa Tarik Pasukan Israel dari Gaza
Inilah alasan mengapa Hamas berani mengambil risiko besar dengan mempercayai Presiden AS Donald Trump meski tak mendapatkan jaminan.
"Sejauh yang kami ketahui, perjanjian ini mengakhiri perang," ujar salah seorang pejabat Hamas, dikutip dari Reuters.
Para Pengungsi Gaza Pulang ke Rumah
Puluhan ribu warga Palestina berbondong-bondong kembali menuju wilayah Gaza Utara yang porak-poranda pada Jumat (10/10/2025).
Mereka pulang setelah gencatan senjata yang dimediasi oleh AS secara resmi berlaku.
Dikutip dari Arab News, kesepakatan ini membuka harapan besar bagi berakhirnya perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama dua tahun.
Gencatan senjata terbaru ini merupakan langkah krusial untuk mengakhiri konflik yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perang tersebut diperkirakan telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan membuat sekitar 90 persen dari 2 juta populasi Gaza harus mengungsi, bahkan berulang kali.
Banyak dari pengungsi ini yang kembali dan mendapati rumah mereka hanya tinggal tumpukan puing.
Militer Israel telah mengonfirmasi dimulainya gencatan senjata tersebut.
Baca juga: Gencatan Senjata Berlaku, Hamas Didesak Bebaskan 20 Sandera, 600 Truk Bantuan Mulai Masuk Gaza
Sebanyak 48 sandera yang tersisa, dengan sekitar 20 orang diyakini masih hidup, dijadwalkan akan dibebaskan paling lambat Senin (13/10/2025.
Pembebasan ini dilakukan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tahap selanjutnya dari kesepakatan tersebut adalah pelucutan senjata Hamas dan demiliterisasi Gaza.
"Jika ini tercapai dengan cara yang mudah — maka terjadilah."
"Jika tidak — itu akan dicapai dengan cara yang sulit," ujar Netanyahu.
Ia juga mengisyaratkan bahwa Israel mungkin akan melanjutkan serangan militernya jika Hamas tidak menyerahkan senjatanya.
Netanyahu menambahkan bahwa Hamas menyetujui kesepakatan itu “hanya ketika merasa pedang sudah ada di lehernya — dan pedang itu masih ada di leher mereka”.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.