Konflik Palestina Vs Israel
Membangun Kembali Gaza Disebut Butuh Upaya Monumental, Setara dengan Jerman setelah Perang Dunia II
Meskipun berita gencatan senjata Gaza membawa kelegaan, jalan di depan akan panjang dan penuh rintangan.
"Tentu saja, tidak ada rumah – semuanya telah hancur – tetapi kami senang bisa kembali ke tempat rumah kami semula, bahkan di atas reruntuhan," kata warga bernama Mahdi Saqla (40), sambil berdiri di dekat tenda darurat di Gaza tengah, dilansir Al Arabiya.
"Itu pun merupakan kebahagiaan yang luar biasa," jelasnya.
Meskipun perayaan besar-besaran menyambut berita gencatan senjata, banyak warga Palestina yang sangat menyadari bahkan sebelum kembali bahwa hanya sedikit yang tersisa dari kehidupan yang mereka kenal sebelum perang.
"Oke, sudah berakhir – lalu bagaimana? Tidak ada rumah yang bisa saya tuju," ujar Balqees, seorang ibu lima anak dari Kota Gaza yang berlindung di Deir al-Balah di Gaza tengah, kepada Reuters pada Jumat pagi.
"Mereka telah menghancurkan segalanya. Puluhan ribu orang tewas, Jalur Gaza hancur, dan mereka membuat gencatan senjata. Apakah saya seharusnya bahagia? Tidak, saya tidak bahagia," tambahnya.
Kesepakatan untuk Hentikan Perang di Gaza
Sebuah kesepakatan terobosan yang menghentikan perang di Gaza telah tercapai.
Israel ingin memastikan Hamas melucuti senjatanya.
Sementara, Hamas ingin memastikan Israel menarik pasukannya sepenuhnya dari Gaza dan tidak diizinkan untuk memulai kembali perang.
Pada saat yang sama, pemerintahan pascaperang untuk Gaza harus dibentuk untuk menggantikan pemerintahan Hamas.
Tanpa pemerintahan tersebut, rekonstruksi kemungkinan besar tidak akan terjadi, yang membuat lebih dari 2 juta penduduk Gaza terus menderita.
Baca juga: 2 Tahun Perang Israel-Hamas Berakhir, Bisakah Gaza Pulih dan Menjadi Layak Huni Lagi?

Penarikan sebagian pasukan Israel di Gaza kemudian akan dimulai, menurut pejabat Arab dan seorang pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim karena teks perjanjian belum dirilis.
Sejauh mana penarikan pasukan belum diumumkan ke publik, tetapi pejabat Hamas telah mengatakan pasukan akan bergerak keluar dari wilayah berpenduduk.
Diberitakan AP News, Hamas telah setuju untuk membebaskan 20 sandera yang masih hidup dalam beberapa hari, kemungkinan pada Senin (13/10/2025), dan Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Hamas juga akan menyerahkan jenazah sekitar 28 sandera yang diyakini telah meninggal, meskipun karena alasan logistik, hal itu mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
Baca juga: Gencatan Senjata Mulai Berlaku, Israel Tarik Pasukan, Ribuan Warga Gaza Kembali ke Rumah
Pada saat yang sama, ratusan truk bantuan akan mulai bergerak ke Gaza, dan jumlahnya akan terus bertambah seiring waktu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.