Selasa, 14 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Militer Israel Bersiap Hancurkan Terowongan Hamas Usai Gencatan Senjata, Misi Dipimpin Langsung AS

IDF bersiap membongkar jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza usai pemerintah Israel menekan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas

Instagram @idf
TEROWONGAN HAMAS - Foto diambil dari Instagram IDF, Rabu (23/4/2025), memperlihatkan tentara Israel berada di lokasi yang diklaim sebagai terowongan Hamas di koridor Philadelphia. IDF mengungkap bahwa pihaknya tengah bersiap membongkar jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza usai pemerintah Israel menekan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. 
Ringkasan Berita:
  • IDF bersiap membongkar jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza usai pemerintah Israel menekan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas
  • IDF bersiap membongkar jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza usai pemerintah Israel menekan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
  • Operasi ini menjadi bagian tahap kedua dari rencana 20 poin Presiden Trump, bertujuan untuk demiliterisasi Gaza, pelucutan senjata Hamas, dan menciptakan stabilitas jangka panjang di kawasan.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diinstruksikan untuk bersiap membongkar jaringan terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza.

Perintah itu diungkap Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz tepatnya setelah pemerintah Israel menekan kesepakatan gencatan senjata dengan militan sayap kanan Hamas.

Dalam pernyataannya melalui media sosial X, Katz menyebut operasi pembongkaran terowongan sebagai “tantangan utama bagi Israel setelah fase pemulangan sandera.”

Ia menegaskan bahwa langkah tersebut akan dilakukan secara langsung oleh IDF, namun juga melibatkan mekanisme internasional di bawah kepemimpinan dan pengawasan Amerika Serikat.

Dimana AS nantinya akan menyediakan dukungan teknis, logistik, dan intelijen, termasuk penggunaan sistem pemetaan bawah tanah dan sensor modern untuk membantu IDF melacak struktur terowongan Hamas yang kompleks.

Sementara itu untuk menjamin proses mekanisme, AS turut melibatkan para ahli pertahanan dari Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab, sebagai bagian dari koalisi stabilisasi Gaza. 

Langkah ini disebut sebagai tahap penting setelah proses pembebasan sandera yang tengah berlangsung dalam kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

“Pembongkaran terowongan Hamas merupakan makna utama dari proses demiliterisasi Gaza dan pelucutan senjata Hamas sebagaimana disepakati dalam kesepakatan gencatan senjata,” tulis Katz.

Fokus Baru Israel Pasca-Gencatan Senjata

Pembongkaran terowongan Hamas menandai fase baru dalam rencana gencatan senjata bertahap yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 29 September 2025.

Baca juga: Pertama Kali, Israel Akui Kekurangan Perwira dan Prajurit Tempur: Korban IDF Tembus 20 Ribu Prajurit

Dalam rencana 20 poin tersebut, tahap pertama mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Tahap pertama kesepakatan itu mulai berlaku pada Jumat siang (10/10/2025), ketika pasukan Israel menarik diri hingga ke “garis kuning”, batas yang menandai awal dari periode 72 jam untuk pertukaran sandera.

Sementara itu, tahap kedua dari kesepakatan mencakup pembentukan pemerintahan sipil baru di Gaza tanpa keterlibatan Hamas, serta pembentukan pasukan keamanan gabungan yang terdiri dari warga Palestina dan sejumlah negara Arab serta Islam.

Katz menyebut bahwa setelah pembebasan sandera selesai, pembongkaran infrastruktur militer Hamas, termasuk jaringan bawah tanah yang membentang di seluruh Gaza, akan menjadi prioritas utama.

Terowongan Hamas selama bertahun-tahun dikenal sebagai jantung pertahanan bawah tanah kelompok militan tersebut.

Jaringan itu digunakan untuk menyembunyikan senjata, mengatur pergerakan pasukan, dan melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel.

Menurut intelijen Israel sistem terowongan ini memiliki panjang puluhan kilometer, terkoneksi dengan infrastruktur sipil seperti rumah, sekolah, dan rumah sakit.

Karena itu, Israel menganggap keberadaan terowongan ini menjadi ancaman jangka panjang bagi stabilitas dan keamanan regional, bahkan setelah gencatan senjata diterapkan.

Analis pertahanan dari The Guardian menilai bahwa pembongkaran terowongan ini akan menjadi misi paling sulit secara teknis dan politis, karena melibatkan wilayah padat penduduk serta pengawasan global yang ketat.

Namun bagi Israel, keberhasilan operasi ini dianggap kunci utama untuk mencegah konflik baru.

“Ini bukan hanya tentang menghancurkan terowongan, tapi juga membangun fondasi perdamaian yang tahan lama,” kata Katz.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved