Konflik Pakistan vs Taliban
Konflik Pakistan vs Taliban: Serangan Udara dan Baku Tembak di Perbatasan Tewaskan Puluhan Orang
32 orang tewas dalam bentrokan besar di perbatasan Pakistan–Afghanistan. Serangan udara Pakistan memicu balasan Taliban.
Ringkasan Berita:
- 32 orang tewas dalam bentrokan besar di perbatasan Pakistan–Afghanistan, disebut paling serius sejak Taliban berkuasa.
- Serangan udara Pakistan di Kabul memicu balasan bersenjata Taliban hingga Minggu pagi.
- Pakistan menutup seluruh penyeberangan di sepanjang Garis Durand, mengganggu arus perdagangan.
- Ketegangan meningkat seiring kunjungan pejabat Taliban ke India yang memicu kekhawatiran Islamabad.
TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan di perbatasan Pakistan dan Afghanistan kembali memuncak.
Puluhan tentara dilaporkan tewas dalam bentrokan sengit pada Sabtu (11/10/2025) malam.
Insiden akhir pekan kemarin disebut sebagai pertempuran paling serius sejak Taliban berkuasa di Kabul pada 2021.
Militer Pakistan menyatakan 23 tentaranya tewas.
Sementara pihak Taliban mengklaim sembilan pejuangnya gugur
Kedua pihak saling menuding telah menimbulkan korban jauh lebih besar di pihak lawan.
Menurut laporan Reuters, Pakistan mengklaim berhasil menewaskan lebih dari 200 pejuang Taliban Afghanistan dan sekutunya.
Di sisi lain, Afghanistan menyebut 58 tentara Pakistan tewas. Angka-angka ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Taliban adalah kelompok militan Islam yang berasal dari Afghanistan, terdiri dari para mantan pejuang mujahidin yang muncul pada awal tahun 1990-an setelah invasi Soviet berakhir.
Kelompok ini bertujuan menegakkan hukum Islam (syariah) secara ketat dan membentuk pemerintahan Islam di Afghanistan.
Taliban pertama kali berkuasa pada 1996–2001, namun digulingkan oleh invasi militer pimpinan Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001.
Setelah perang panjang, Taliban kembali merebut kekuasaan pada Agustus 2021 setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dari Afghanistan.
Baca juga: Bentrok Afghanistan-Pakistan Memanas, Arab Saudi dan Qatar Minta Kedua Negara Kendalikan Diri
Kini, Taliban memimpin pemerintahan di Kabul, meski belum diakui secara resmi oleh sebagian besar komunitas internasional.
Ini lantaran kebijakan kerasnya terhadap hak perempuan dan kebebasan sipil.
Serangan Udara Picu Balasan Taliban
Bentrokan bermula setelah serangan udara Pakistan menghantam wilayah Kabul dan sebuah pasar di Afghanistan timur pada Kamis (9/10/2025).
Pejabat keamanan Pakistan dan Taliban mengonfirmasi insiden tersebut, meski Islamabad belum secara resmi mengakui operasi udara itu.
Sebagai balasan, pasukan Afghanistan menembaki pos-pos perbatasan Pakistan pada Sabtu malam.
Militer Pakistan menyebut mereka membalas dengan tembakan artileri dan senjata berat, serta mengklaim berhasil menghancurkan beberapa pos militer Taliban.
CNN melaporkan, video yang dirilis pejabat Pakistan menunjukkan serangan ke arah pos-pos Afghanistan, namun kebenarannya belum dapat dipastikan.
Baku tembak baru berhenti pada Minggu pagi, meski bentrokan kecil masih terjadi di wilayah Kurram, Pakistan.
Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut operasi telah berakhir sekitar tengah malam waktu setempat.
Kabul kemudian menghentikan serangan atas permintaan Qatar dan Arab Saudi, dua negara Teluk yang menyerukan deeskalasi dan dialog damai.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan, “Tidak ada ancaman apa pun di wilayah Afghanistan. Emirat Islam dan rakyat Afghanistan akan mempertahankan tanah mereka dan tetap teguh dalam pembelaan ini.”
Dia juga mengakui bahwa pertempuran masih berlangsung di beberapa daerah.
Pakistan Tutup Jalur Perbatasan
Baca juga: Tentara Pakistan dan Taliban Terlibat Baku Tembak di Perbatasan, Pemantiknya Serangan Udara ke Kabul
Pascainsiden tersebut, pemerintah Pakistan menutup seluruh penyeberangan di sepanjang perbatasan 2.600 kilometer yang dikenal sebagai Garis Durand, batas warisan kolonial Inggris yang kerap disengketakan kedua negara.
Pejabat lokal mengatakan, dua jalur utama — Torkham dan Chaman, serta tiga penyeberangan kecil di Kharlachi, Angoor Adda, dan Ghulam Khan — telah ditutup sejak Minggu (12/10/2025).
Penutupan perbatasan ini berdampak besar pada arus perdagangan dan mobilitas warga di kedua sisi.
Ketegangan meningkat di tengah tekanan Islamabad agar Taliban menindak kelompok militan yang diduga melakukan serangan di wilayah Pakistan dari tempat persembunyian di Afghanistan — klaim yang dibantah keras oleh Kabul.
Kunjungan Taliban ke India Perburuk Ketegangan
Insiden ini bertepatan dengan kunjungan langka Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, ke India, yang diikuti dengan pengumuman New Delhi untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di Islamabad, mengingat India dan Pakistan merupakan rival lama di kawasan Asia Selatan.
Baik Pakistan maupun Afghanistan belum menunjukkan tanda-tanda untuk mengendurkan ketegangan.
Komunitas internasional menyerukan penahanan diri dan penghentian kekerasan di sepanjang perbatasan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.