Sabtu, 1 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Trump Gempur Kapal di Lepas Pantai Venezuela, 27 Tewas, Caracas Kecam Tindakan Terorisme Negara

Serangan udara AS ke kapal di perairan Venezuela tewaskan 27 orang. Venezuela kecam tindakan Trump sebagai terorisme negara.

Kolase X/@realDonaldTrump dan Instagram @nicolasmaduro
PERANG KARTEL NARKOBA - Kolase foto dari X/@realDonaldTrump dan Instagram Presiden Venezuela, Nicolas Maduro @nicolasmaduro, Selasa (26/8/2025). Donald Trump kembali melancarkan serangan udara di perairan internasional lepas pantai Venezuela, Selasa (14/10/2025) 
Ringkasan Berita:
  • Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump kembali melancarkan serangan udara di Laut Karibia dekat Venezuela, menewaskan enam orang yang disebut anggota kartel narkoba.
  • Ini merupakan pengeboman kelima dalam enam minggu terakhir.
  • Venezuela mengecam tindakan itu sebagai “terorisme negara” dan akan memprotes ke PBB.
  • Para analis menilai langkah ini bagian dari tekanan politik Trump terhadap Presiden Nicolás Maduro.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali melancarkan serangan udara di perairan internasional lepas pantai Venezuela.

Serangan yang dilakukan pada Selasa (14/10/2025) menewaskan enam orang yang disebut sebagai anggota kartel narkoba.

Tindakan itu merupakan pengeboman kelima AS di Laut Karibia dalam enam minggu terakhir, sehingga total korban jiwa mencapai 27 orang.

Dikutip dari Al Jazeera, Trump mengumumkan operasi tersebut melalui unggahan di media sosial.

“Di bawah otoritas tetap saya sebagai Panglima Tertinggi, Menteri Perang pagi ini memerintahkan serangan kinetik mematikan terhadap kapal yang berafiliasi dengan Organisasi Teroris Tertunjuk,” tulisnya.

Trump mengklaim kapal tersebut tengah mengangkut narkoba, meski tidak memberikan bukti langsung.

Dalam unggahan yang sama, Trump juga membagikan video pengeboman yang menunjukkan rudal AS menghantam kapal kecil yang tampak berhenti di tengah laut.

Menurut laporan The Guardian, serangan ini menjadi bagian dari rangkaian operasi militer AS yang meningkat di Karibia sejak awal September.

Serangan-serangan sebelumnya dilancarkan pada 2, 15, 19 September, dan 3 Oktober, dengan korban antara tiga hingga sebelas orang.

Kelompok Human Rights Watch (HRW) dan Amnesty International mengecam langkah tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional.

Sebab, para tersangka pengedar narkoba tidak dapat dikategorikan sebagai kombatan bersenjata.

“Menyerang kapal sipil tanpa proses hukum adalah bentuk eksekusi di luar pengadilan,” kata HRW dalam pernyataannya, dikutip dari BBC.

Venezuela Meradang

Baca juga: AS Serang Kapal di Lepas Pantai Venezuela, Empat Warga Sipil Tewas

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Venezuela menuduh Amerika Serikat melakukan “terorisme negara” dan berencana mengajukan protes resmi ke Dewan Keamanan PBB.

Caracas menilai serangan tersebut adalah bagian dari upaya Trump menekan pemerintahan Presiden Nicolás Maduro, yang sejak lama menjadi musuh politik Washington.

Hubungan antara AS dan Venezuela telah memburuk sejak 2019, ketika Trump secara terbuka mengakui Juan Guaidó sebagai presiden sah Venezuela.

Langkah itu memicu pemutusan hubungan diplomatik dan serangkaian sanksi ekonomi besar-besaran terhadap perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA.

Sejumlah analis menyebut pengeboman terbaru ini sebagai kelanjutan dari kebijakan keras Trump terhadap Maduro.

CNN mencatat bahwa sejak 2020, AS telah menjalankan Operation Enhanced Counter-Narcotics, operasi militer di Laut Karibia dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.

Pemerintahan Maduro menilai operasi itu hanyalah dalih untuk intervensi militer terselubung.

Dalam perkembangannya, Trump terus memperluas kewenangan eksekutif di bidang militer.

BBC melaporkan bahwa pada awal Oktober, Gedung Putih mengirim memo ke Kongres yang menyatakan AS kini terlibat dalam “konflik bersenjata non-internasional” melawan kartel narkoba.

Sejak Februari, pemerintahan Trump juga berusaha melabeli sejumlah kelompok kriminal sebagai organisasi teroris asing (FTO) — langkah yang dinilai membuka jalan bagi intervensi militer di luar negeri.

Penumpukan pasukan AS di Karibia, termasuk di pangkalan militer Puerto Riko, juga memicu kekhawatiran akan kemungkinan serangan langsung terhadap Venezuela.

Baca juga: Operasi Antinarkoba AS di Karibia, Trump Serang Kapal Narkoba di Venezuela, Video Serangan Tersebar

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump kembali menuduh Caracas “mengirim penjahat dan geng asing” ke Amerika Serikat, termasuk jaringan kriminal Tren de Aragua.

Namun laporan intelijen AS yang dideklasifikasi pada Mei lalu tidak menemukan bukti bahwa Maduro terlibat dalam pergerakan geng tersebut.

Para pengamat menilai langkah Trump ini mempertegas ambisinya menggunakan kekuatan militer untuk menekan musuh politik sekaligus memperkuat citra sebagai pemimpin keras terhadap kejahatan lintas negara.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved