Jumat, 31 Oktober 2025

Proyek Ambisius Terowongan Putin-Trump di Bawah Selat Bering, Sepanjang Jarak Solo-Temanggung

Pemerintah Rusia melalui utusan investasi Presiden Vladimir Putin, Kirill Dmitriev, mengusulkan pembangunan terowongan bawah laut

Google Earth
TEROWONGAN PUTIN TRUMP - Penampakan Selat Bering via Google Earth. Selat Bering rencannya menjadi tempat pembangunan terowongan menghubungkan Rusia dan Amerika Serikat dengan nama Terowongan Putin-Trump sejauh 112 kilometer 
Ringkasan Berita:
  • Kirill Dmitriev, mengusulkan pembangunan terowongan bawah laut sepanjang 70 mil di bawah Selat Bering menghubungkan Rusia dan Amerika Serikat
  • Proyek ini disebut sebagai “Terowongan Putin-Trump”
  • Diperkirakan menelan biaya sebesar 8 miliar dolar AS atau senilai Rp132 triliun
  • Total sumber dananya dari Rusia dan mitra internasional, dikutip dari Modern Diplomacy
 

 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Rusia melalui utusan investasi Presiden Vladimir Putin, Kirill Dmitriev, mengusulkan pembangunan terowongan bawah laut sepanjang 70 mil atau 112 kilometer di bawah Selat Bering yang akan menghubungkan Rusia (Chukotka) dan Amerika Serikat (Alaska). 

Proyek ambisius ini disebut sebagai “Terowongan Putin-Trump” dan diperkirakan menelan biaya sebesar 8 miliar dolar AS atau senilai Rp132 triliun, dengan pendanaan dari Rusia dan mitra internasional, dikutip dari Modern Diplomacy.

Selat Bering terletak di antara Semenanjung Dezhnev di Rusia dan Semenanjung Pangeran Wales di Alaska, Amerika Serikat. Dengan lebar sekitar 83 kilometer dan kedalaman rata-rata 30–50 meter, selat ini menghubungkan Laut Chukchi di utara (bagian dari Laut Arktik) dengan Laut Bering di selatan (bagian dari Samudra Pasifik).

Secara geografis, wilayah ini menjadi titik terdekat antara dua benua dan memiliki sejarah penting sebagai jalur migrasi manusia purba dari Asia ke Amerika sekitar 10.000 tahun lalu, ketika selat ini masih berupa daratan.

Melihat jarak terowongan 112 kilometer, memiliki jarak hampir sama dengan jarak Solo ke Temanggung sepanjang sekitar 116 kilometer.  

Adapun Dmitriev, yang juga menjabat sebagai kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), menyampaikan bahwa terowongan ini bertujuan untuk menyatukan Rusia dan Amerika serta membuka peluang eksplorasi sumber daya alam bersama. 

Ia menyebut proyek ini sebagai simbol persatuan antara dua negara yang selama ini memiliki hubungan diplomatik yang kompleks.

Usulan ini muncul setelah percakapan telepon antara Presiden Putin dan Presiden AS Donald Trump, di mana keduanya sepakat untuk bertemu di Budapest guna membahas penyelesaian konflik di Ukraina.

Terowongan yang direncanakan akan memiliki jalur kereta dan kargo ini membentang dari wilayah Chukotka di Rusia ke Alaska di Amerika Serikat.

Jarak terpendek antara kedua titik ini adalah sekitar 82 kilometer. 

Dmitriev menyatakan bahwa proyek ini dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari delapan tahun jika mendapat dukungan penuh dari kedua negara dan mitra global.

Baca juga: Serangan Besar-besaran Rusia ke Ukraina, 20 Kendaraan Lapis Baja Pasukan Putin Serang Donetsk

Menariknya, Dmitriev juga menyebut kemungkinan keterlibatan perusahaan milik Elon Musk, The Boring Company, dalam proses pengeboran dan konstruksi terowongan.

Hal ini menunjukkan bahwa Rusia membuka peluang kerja sama teknologi dengan pihak swasta dari Amerika. Gagasan untuk menghubungkan Rusia dan Amerika melalui Selat Bering bukanlah hal baru.

Sejak tahun 1904, berbagai rencana telah diajukan, termasuk proyek rel Siberia-Alaska dan proposal tahun 2007 dari Rusia.

Namun, hingga kini belum ada yang terealisasi karena tantangan teknis, politik, dan biaya.

Meski terdengar ambisius, proyek ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketegangan geopolitik antara Rusia dan AS, persetujuan dari pemerintah dan parlemen kedua negara, serta risiko lingkungan dan teknis dari pembangunan bawah laut di wilayah ekstrem.

Beberapa pengamat menilai bahwa usulan ini lebih bersifat simbolik dan bagian dari strategi diplomasi Rusia untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat di tengah konflik global.

Jika proyek ini benar-benar dijalankan, ia akan menjadi salah satu pencapaian infrastruktur paling monumental abad ini.

Dunia kini menanti apakah dua kekuatan besar ini benar-benar akan terhubung secara fisik melalui jalur bawah laut yang melintasi perbatasan alam dan politik.

Siapa Kirill Dmitriev?

Kirill Dmitriev adalah tokoh penting dalam dunia investasi dan diplomasi ekonomi Rusia, dikenal luas sebagai CEO Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan utusan khusus Presiden Vladimir Putin untuk kerja sama ekonomi dan investasi asing.

Lahir pada 12 April 1975 di Kiev, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet, Dmitriev menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat.

Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Stanford University dan kemudian menyelesaikan gelar MBA sebagai Baker Scholar di Harvard Business School, sebuah prestasi yang hanya diberikan kepada mahasiswa dengan peringkat akademik tertinggi.

Pendidikan internasional ini menjadi fondasi kuat bagi karier globalnya di bidang keuangan dan investasi.

Sebelum memimpin RDIF, Dmitriev memulai kariernya di perusahaan keuangan ternama seperti Goldman Sachs dan firma konsultan McKinsey & Company. Ia kemudian mengelola sejumlah dana ekuitas swasta besar dan terlibat dalam transaksi strategis dengan perusahaan global seperti General Electric, Société Générale, dan Fidelity Investments. Pengalaman ini memperkuat reputasinya sebagai figur yang mampu menjembatani kepentingan bisnis internasional dengan kebijakan ekonomi Rusia.

Sejak tahun 2011, Dmitriev menjabat sebagai CEO RDIF, sebuah sovereign wealth fund milik pemerintah Rusia yang mengelola dana investasi senilai lebih dari $10 miliar. Di bawah kepemimpinannya, RDIF menjalin kemitraan dengan berbagai negara seperti Tiongkok, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan India, serta berinvestasi dalam sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, teknologi, kesehatan, dan energi. Ia juga aktif dalam forum-forum internasional, termasuk sebagai anggota Dewan Bisnis BRICS dan APEC, serta duduk di dewan pengawas perusahaan besar Rusia seperti ALROSA, Transneft, Rostelecom, Gazprombank, dan Russian Railways.

Selain kiprah bisnisnya, Dmitriev juga dikenal sebagai pendukung aktif kegiatan budaya dan pendidikan. Ia menjadi anggota dewan pengawas berbagai institusi ternama seperti Teater Mariinsky, Universitas Negeri Moskow, Institut Seni Teater Rusia (GITIS), dan Dana Sejarah Nasional Rusia. Ia juga pernah dinobatkan sebagai Young Global Leader oleh World Economic Forum pada tahun 2009 dan menerima berbagai penghargaan, termasuk Order of Alexander Nevsky dan Order of Honour atas kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi Rusia.

Pada Februari 2025, Dmitriev diangkat sebagai utusan khusus presiden untuk kerja sama investasi asing, memperkuat perannya sebagai tokoh kunci dalam diplomasi ekonomi Rusia. Salah satu usulan terbesarnya adalah proyek terowongan bawah laut senilai $8 miliar yang menghubungkan Rusia dan Amerika Serikat melalui Selat Bering, yang disebut sebagai “Terowongan Putin-Trump.” Proyek ini mencerminkan ambisi Dmitriev untuk menjadikan infrastruktur sebagai alat diplomasi dan simbol persatuan antarnegara.

Dengan latar belakang pendidikan internasional, pengalaman investasi global, dan kedekatan dengan lingkaran kekuasaan Rusia, Kirill Dmitriev menjadi figur sentral dalam upaya Rusia membangun citra sebagai negara yang terbuka terhadap kerja sama ekonomi lintas batas. Ia tidak hanya berperan sebagai eksekutif investasi, tetapi juga sebagai diplomat ekonomi yang menjembatani kepentingan strategis Rusia dengan dunia internasional.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved