Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Sebut NATO Sudah Memulai Perang Nuklir Gegara Polandia Rayu AS Minta Rudal
Rusia menyebut Warsawa membujuk Washington agar ikut serta dalam usaha penempatan senjata nuklir AS di wilayah Polandia
Rusia Sebut NATO Sudah Memulai Perang Nuklir Gegara Polandia Rayu AS Minta Rudal
TRIBUNNEWS.COM - Rusia yakin sejumlah anggota NATO, khususnya Polandia, ingin mencabut pembatasan penempatan senjata nuklir di negara mereka.
Negara NATO memang dipagari oleh pembatasan kepemilikan atau penempatan senjata nuklir sebagai bagian dari perjanjian keamanan di masa lalu dengan Rusia.
Rusia menyebut, langkah dari negara NATO ini sebagai langkah awal perang terbuka dan akan memperburuk "risiko strategis" dan ketegangan.
Baca juga: Apa Itu Tembok Drone NATO yang Disebut Menteri Pertahanan Jerman Tak Akan Menghentikan Rusia?
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dilansir NW, menyoroti kekhawatiran negaranya soal ancaman dari NATO.
Hal itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas Ukraina dan runtuhnya kerangka kerja pengendalian senjata seperti Perjanjian INF.
"Bubarnya perjanjian seperti Perjanjian INF meningkatkan kekhawatiran akan munculnya kembali perlombaan senjata dan salah perhitungan strategis," kata dia.
Apa itu Perjanjian INF, yang merupakan satu dari serangkaian perjanjian pengendalian senjata nuklir bagi negara-negara di kawasan Eropa?
Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty merupakan perjanjian pengendalian senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 8 Desember 1987.
Perjanjian ini ditandatangani Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Ronald Reagan dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet yang juga Presiden terakhir dari Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
Perjanjian ini mewajibkan kedua negara untuk menghapus seluruh rudal balistik dan jelajah berbasis darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 kilometer, baik yang bersenjata nuklir maupun konvensional.
Tujuan utamanya adalah mengurangi ancaman perang nuklir di Eropa dan menekan eskalasi perlombaan senjata pada masa Perang Dingin.
Rusia Tuding Polandia Membujuk AS
Dalam konteks perkembangan situasi eskalasi di Eropa dampak berlarutnya perang Ukraina, Zakharova mengatakan kalau para pejabat Polandia mengajukan banding ke AS.
"Hal itu dalam upaya untuk membujuk Washington agar ikut serta dalam usaha penempatan senjata nuklir AS di wilayah Polandia," katanya.
"Dengan melakukan langkah-langkah seperti itu, anggota NATO yang secara formal non-nuklir sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir," ujarnya dalam sebuah pengarahan, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS.
"Tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa di antara mereka, yang masih mematuhi pembatasan nasional terkait penempatan senjata nuklir di wilayahnya, dapat sepenuhnya meninggalkan kewajiban tersebut di masa mendatang," ujarnya.
Zakharova juga mengatakan kalau latihan pencegahan nuklir tahunan NATO bulan ini, “Steadfast Noon,” yang melibatkan 14 anggota aliansi dan hingga 60 pesawat, “sangat mengganggu stabilitas.”
Ia mengatakan, “skema ini dan kemampuan negara-negara NATO yang sesuai” akan menyebabkan “peningkatan risiko strategis dan ketegangan.”
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pekan kemarin mewanti-wanti kalau "kebijakan (yang dianggap sebagai sikap permusuhan oleh Rusia) dari negara-negara NATO" dapat "menyebabkan bentrokan langsung antara kekuatan nuklir."
Minggu ini, Trump menunda pertemuan yang direncanakan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Budapest untuk membahas perang di Ukraina dan Putin mengawasi latihan nuklir besar yang melibatkan rudal balistik antarbenua , pembom strategis, dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam.
Kutipan Pernyataan
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, menjelang latihan militer Steadfast Noon bulan ini, mengatakan:
“Kita perlu melakukan ini karena ini membantu kita memastikan bahwa penangkal nuklir kita tetap kredibel, seaman, dan seefektif mungkin. Ini juga mengirimkan sinyal yang jelas kepada setiap musuh potensial bahwa kita akan dan mampu melindungi dan membela semua sekutu dari semua ancaman.”
Ryabkov, dalam webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Energi dan Keamanan, mengatakan:
"Di antara faktor-faktor negatif yang relevan, kami menyoroti kebijakan permusuhan negara-negara NATO, yang dapat memicu bentrokan langsung antara kekuatan nuklir, serta pengembangan skema dan sarana yang disebut misi nuklir bersama oleh aliansi nuklir yang memproklamirkan diri ini, termasuk perluasan geografi kehadiran nuklir AS di Eropa dan lingkaran negara-negara yang menjadi delegasi pengiriman amunisi khusus Amerika ke target."
Rusia telah mengisyaratkan potensi penarikan diri dari perjanjian pengendalian senjata yang masih ada, dan NATO sedang mengintensifkan postur pencegahannya.
Adapun Trump telah menyatakan frustrasi dengan penolakan Putin untuk menyetujui persyaratan penyelesaian perang di Ukraina.
(oln/nw/*)
Konflik Rusia Vs Ukraina
| Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal |
|---|
| Apa Itu Tembok Drone NATO yang Disebut Menteri Pertahanan Jerman Tak Akan Menghentikan Rusia? |
|---|
| Putin Unjuk Gigi, Pamer Kekuatan Rudal Nuklir Yars, Sineva, dan Tu-95MS Usai Disanksi Trump |
|---|
| Alasan Trump Tak Beri Tomahawk ke Ukraina, Butuh Latihan Khusus dan Lama |
|---|
| Trump Batal Bertemu Putin, AS Langsung Jatuhi Sanksi Minyak ke Rusia |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.