Sabtu, 1 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Agresi Israel di Timur Tengah Belum Reda Meski Gencatan Senjata Diteken di Gaza

Israel masih melancarkan serangan di berbagai wilayah Timur Tengah, meskipun telah menyepakati gencatan senjata dengan Hamas.

Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
WARGA GAZA PULANG - Kondisi Gaza setelah gencatan senjata tercapai, diunggah YouTube Al Jazeera English pada 13 Oktober 2025. Meskipun telah menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada 10 Oktober 2025 kemarin, Israel masih melancarkan serangan di berbagai wilayah Timur Tengah. 
Ringkasan Berita:
  • Israel tetap melancarkan serangan di Gaza, Lebanon, Suriah, dan Tepi Barat meski telah menandatangani gencatan senjata dengan Hamas pada 10 Oktober 2025.
  • Serangan udara dan darat Israel terus berlanjut, menewaskan warga sipil dan melanggar batas wilayah negara tetangga. Di Tepi Barat, lebih dari 1.000 warga Palestina tewas sejak 2023.
  • Pengamat menilai, agresi ini menunjukkan upaya Israel mempertahankan ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan.

TRIBUNNEWS.COM – Israel masih melancarkan serangan di berbagai wilayah Timur Tengah, meskipun telah menyepakati gencatan senjata dengan Hamas di Gaza pada 10 Oktober 2025.

Serangan berlanjut ke Lebanon, Suriah, dan Tepi Barat.

Agresi Israel menimbulkan kekhawatiran bahwa Tel Aviv sengaja mempertahankan ketegangan di kawasan.

Dikutip dari Al Jazeera, gencatan senjata sempat meredakan tekanan terhadap warga Palestina di Gaza, namun serangan udara dan darat Israel masih berlanjut.

Dalam seminggu terakhir, militer Israel juga menggempur wilayah perbatasan di Suriah dan Lebanon, serta melakukan penangkapan besar-besaran di Tepi Barat.

Tepi Barat

Di Tepi Barat yang diduduki, militer Israel menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.

Warga yang mencoba memanen zaitun pun diganggu dan ditangkap oleh tentara serta pemukim Israel.

Kantor berita Wafa melaporkan, salah satu warga yang baru dibebaskan dalam pertukaran tahanan Januari lalu ditangkap kembali oleh Israel.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich bahkan menyerukan aneksasi penuh atas Tepi Barat dan menolak ide pembentukan negara Palestina.

Suriah

Baca juga: Fatah Bantah Klaim Israel, Tak Setuju soal Komite Palestina di Gaza

Di Suriah, serangan Israel meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

SANA melaporkan, pasukan Israel melancarkan operasi di desa al-Razaniyah dan Sayda al-Hanout, wilayah Quneitra, pada Minggu pagi.

Tentara Israel disebut mendirikan pos pemeriksaan, menahan warga, lalu menarik diri dari wilayah itu.

Beberapa serangan juga menargetkan fasilitas militer Suriah di sepanjang perbatasan selatan.

Perwakilan Suriah di PBB, Ibrahim Olabi, mengecam tindakan tersebut dalam sidang Dewan Keamanan pada 24 Oktober, menilai agresi Israel melanggar Perjanjian Pelepasan 1974 antara kedua negara.

Lebanon

Di Lebanon, serangan Israel terhadap wilayah selatan terus terjadi meski perang berakhir dan gencatan senjata ditandatangani pada 27 November 2024.

Al Jazeera melaporkan, pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) menembak jatuh drone Israel setelah pesawat itu menjatuhkan granat dekat patroli mereka.

Tak lama setelah itu, tank Israel menembaki posisi UNIFIL tanpa menimbulkan korban.

Israel juga membombardir area perbatasan di Naqoura dan Baalbek, menewaskan warga sipil dan merusak peralatan rekonstruksi.

Pemerintah Lebanon mendesak Amerika Serikat untuk meminta Israel menghormati perjanjian gencatan senjata.

Gaza

Di Gaza, meskipun Wakil Presiden AS JD Vance menyebut gencatan senjata berjalan “lebih baik dari yang diharapkan”, serangan Israel tetap terjadi.

BBC melaporkan, pesawat tak berawak Israel menyerang kamp pengungsi Nuseirat pada Sabtu (25/10/2025) malam, menewaskan satu warga dan melukai empat lainnya.

Baca juga: Netanyahu Mau Israel yang Tentukan Negara Mana Saja yang Boleh Kirim Tentara ke Gaza

Rumah Sakit al-Awda mencatat hampir 100 warga Palestina tewas sejak gencatan senjata diberlakukan.

Selain itu, Israel masih memblokir bantuan dan menolak izin keluar bagi warga sakit.

Rasha Abu Sbeaka, pasien kanker stadium tiga, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia belum diizinkan meninggalkan Gaza untuk berobat.

Pengamat menilai, agresi berkelanjutan Israel di berbagai front menunjukkan upaya untuk menjaga instabilitas regional dan menekan negara-negara tetangga agar tetap lemah, meskipun perjanjian gencatan senjata resmi masih berlaku.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved