Sabtu, 8 November 2025

Topan Kalmaegi Tewaskan 85 Orang di Filipina, Vietnam dan Thailand Siaga Jadi Sasaran Berikutnya

Kebuasan Topan Kalmaegi turut jadi atensi pemerintah Vietnam dan Thailand yang diprediksi juga akan dihantam dalam waktu dekat

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
Tangkap Layar Youtube TNN
RUTE TOPAN KALMAEGI - Tangkap Layar Youtube TNN pada Rabu (5/11/2025), memperlihatkan rute Topan Kalmaegi yang akan menyerang Vietnam dan Thailand setelah Tewaskan 85 Orang di Filipina. Kebuasan Topan Kalmaegi turut jadi atensi pemerintah Vietnam dan Thailand yang diprediksi juga akan dihantam dalam waktu dekat. 
Ringkasan Berita:
  • Topan Kalmaegi menewaskan sedikitnya 85 orang di Filipina, mayoritas korban tinggal di Provinsi Cebu
  • Vietnam dan Thailand kini dalam kondisi siaga penuh mengingat kedua negara tersebut akan dilintasi Topan Kalmaegi
  • Topan Kalmaegi diprediksi akan menghantam wilayah Vietnam pada 6 November 2025 dan tiba di Thailand pada 7 November 2025

TRIBUNNEWS.COM - Topan Kalmaegi tengah menjadi momok di Asia Tenggara karena telah menewaskan sejumlah warga di lokasi yang dilintasinya.

Dikutip dari Reuters, setidaknya ada 85 warga di Sentral Filipina yang meninggal akibat Topan Kalmaegi dan 66 di antaranya berasal dari Provinsi Cebu per Rabu ini (5/11/2025).

Di Kota Talisay, para penyintas berusaha menyelamatkan sisa-sisa yang masih dapat dipulihkan dari antara reruntuhan.

Salah satunya adalah Eilene Oken, 38 tahun, yang berjalan menyusuri bekas lingkungan tempat tinggalnya, hanya untuk menemukan rumahnya luluh lantak.

“Kami bekerja dan menabung selama bertahun-tahun untuk ini, lalu dalam sekejap, semuanya hilang,” katanya dengan suara bergetar.

Meski demikian, Oken mengaku tetap bersyukur karena seluruh anggota keluarganya, termasuk kedua putrinya, selamat tanpa cedera.

Pemandangan serupa terlihat di Cebu, salah satu pusat wisata utama Filipina, setelah air banjir surut.

Rumah-rumah hancur, kendaraan terbalik, dan puing berserakan terpampang jelas di sejumlah wilayah.

Dari 66 korban tewas, enam di antaranya merupakan personel militer yang helikopternya jatuh di Agusan del Sur, Pulau Mindanao, saat menjalankan misi kemanusiaan.

Badan penanggulangan bencana setempat juga melaporkan 26 orang masih hilang dan 10 lainnya mengalami luka-luka.

Kehancuran akibat Kalmaegi, yang dikenal secara lokal sebagai Tino, terjadi kurang dari sebulan setelah gempa bermagnitudo 6,9 mengguncang wilayah utara Cebu, menewaskan puluhan jiwa dan mengungsi ribuan warga.

Topan Kalmaegi, yang menjadi topan ke-20 yang melanda Filipina tahun ini, sempat sedikit menguat saat melintasi Laut Tiongkok Selatan dalam perjalanan menuju Vietnam.

Baca juga: Polres Malang Sigap Bantu Warga Bersihkan 33 Rumah Rusak Akibat Angin Puting Beliung

Menurut siaran terbaru badan cuaca nasional PAGASA, topan tersebut diprakirakan kembali menguat meskipun telah melemah usai mendarat pada Selasa dini hari (4/11/2025).

Lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi dari wilayah Visayas, termasuk sebagian selatan Luzon dan utara Mindanao, menjelang kedatangan topan yang menyebabkan rumah-rumah terendam, banjir luas, serta pemadaman listrik.

Badan cuaca PAGASA menjelaskan, kombinasi Topan Kalmaegi dengan garis geser telah memicu hujan lebat dan angin kencang di wilayah Visayas serta sekitarnya.

Sebanyak lebih dari 180 penerbangan dari dan ke daerah terdampak dibatalkan pada Selasa, sementara kapal di laut disarankan segera berlabuh di pelabuhan aman terdekat.

Sebelumnya, PAGASA telah mengeluarkan peringatan dini terkait risiko tinggi terjadinya "badai pasang yang mengancam jiwa dan merusak" dengan ketinggian mencapai lebih dari 3 meter di wilayah pesisir dan dataran rendah Filipina bagian tengah, termasuk sebagian wilayah Mindanao.

Vietnam dan Thailand Mulai Siaga

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul melihat ke Bandara Suvarnabhumi di Bangkok pada 9 Januari 2023, dalam sebuah acara untuk menyambut para pelancong pertama dari Tiongkok sejak negara itu menghapus pembatasan perjalanan akibat Covid-19. China mencabut persyaratan karantina untuk pelancong yang datang pada hari Minggu, mengakhiri hampir tiga tahun isolasi yang dipaksakan sendiri bahkan ketika negara itu berjuang melawan lonjakan kasus Covid.
TOPAN KALMAEGI - Anutin Charnvirakul saat masih menjadi Menteri Kesehatan Thailand melihat ke Bandara Suvarnabhumi di Bangkok pada 9 Januari 2023. Kebuasan Topan Kalmaegi turut jadi atensi pemerintah Vietnam dan Thailand yang diprediksi juga akan dihantam dalam waktu dekat. (Arsip Tribunnews)

Kebuasan Topan Kalmaegi ini turut menjadi atensi pemerintah Vietnam dan Thailand yang diprediksi juga akan dihantam oleh angin kencang tersebut dalam waktu dekat.

Pemerintah Vietnam sendiri telah menyatakan kesiapannya menghadapi skenario terburuk menjelang kedatangan topan yang diprediksi tiba di Vietnam pada Kamis malam (6/11/2025)

Adapun Topan Kalmaegi diprediksi akan menyerang wilayah tengah Vietnam yang sebelumnya telah dilanda banjir besar karena Topan Bualoi pada September lalu.

Banjir yang terjadi selama sepekan tersebut menewaskan sedikitnya 40 orang dan membuat enam lainnya hilang.

“Ini adalah topan yang sangat kuat, yang terus menguat setelah memasuki Laut Timur,” demikian pernyataan resmi pemerintah Vietnam, merujuk pada Laut Tiongkok Selatan.

Di Thailand, Perdana Menteri Anutin Charnvirakul juga telah menginstruksikan seluruh gubernur provinsi dan Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA) untuk memantau secara ketat pergerakan Topan Kalmaegi.

"Gubernur dari 76 provinsi diwajibkan memastikan kesiapsiagaan daerah rawan banjir, khususnya di Bangkok dan kawasan ekonomi strategis, dalam menghadapi hujan lebat dan kemungkinan banjir" terang Anutin. 

Topan yang berasal dari Samudra Pasifik sebelah timur Filipina ini diperkirakan akan melemah menjadi depresi cuaca dan bergerak ke wilayah timur laut Thailand pada Jumat mendatang (7/11/2025)

Badan meteorologi Thailand memprediksi, Topan Kalmaegi akan membawa hujan lebat serta potensi banjir hingga 9 November 2025 mendatang.

Otoritas setempat juga sudah diperintahkan untuk mempercepat penanganan drainase air banjir serta memberikan bantuan segera kepada masyarakat terdampak.

Dikutip dari Bangkok Post, PM Anutin juga menekankan pentingnya komunikasi efektif kepada publik melalui berbagai saluran guna memastikan keselamatan, termasuk peringatan mengenai kondisi jalan dan potensi bahaya.

"Langkah darurat yang harus segera dilaksanakan antara lain membersihkan sistem drainase, mengamankan papan reklame, serta memeriksa stabilitas infrastruktur publik seperti pohon dan bangunan untuk mencegah risiko kecelakaan."

Pemerintah juga memerintahkan pemasangan rambu peringatan di lokasi rawan banjir yang berpotensi membahayakan kendaraan maupun pejalan kaki.

Selain itu, koordinasi intensif dilakukan bersama tim tanggap darurat, kepolisian, relawan, dan media guna menyampaikan informasi cuaca terkini serta memberikan bantuan lalu lintas secara real time.

(Tribunnews.com/Bobby)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved