Kamis, 13 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gertak Netanyahu, Macron Minta Israel Setop Caplok Tepi Barat: Eropa Tak Akan Diam

Macron beri ultimatum keras ke Netanyahu: rencana caplok Tepi Barat adalah garis merah! Eropa siap bertindak jika Israel langgar hukum internasional.

Editor: Nuryanti
Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
PRANCIS AKUI PALESTINA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English menampilkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron beri ultimatum keras ke Netanyahu, menyebut rencana Netanyahu caplok Tepi Barat adalah tindakan ilegal, mendorong Eropa untuk bertindak jika Israel langgar hukum internasional. 

Dengan pernyataan tegas Macron, Prancis mengirimkan sinyal bahwa Eropa siap mengambil langkah nyata baik dalam bentuk sanksi politik maupun tekanan diplomatik jika Israel tetap melanjutkan rencana aneksasinya.

Untuk memperkuat konsolidasi negara Palestina, Macron dan Presiden Abbas juga sepakat membentuk komite bersama.

Komite ini akan membantu proses penyusunan konstitusi baru Palestina yang disebut-sebut hampir rampung.

“Kami hampir menyelesaikan draf konstitusi sementara dan undang-undang pemilu,” ujar Abbas, seraya menegaskan komitmennya untuk melakukan reformasi politik dan penyelenggaraan pemilu setelah perang berakhir.

Langkah Prancis tersebut menunjukkan upaya nyata Eropa untuk kembali berperan aktif dalam isu Palestina, terutama setelah meningkatnya ketegangan dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di wilayah pendudukan.

Eropa Mulai Bersikap Keras

Tak hanya Prancis, belakangan sejumlah negara di Eropa kini mulai mengambil sikap yang lebih keras terhadap kebijakan Israel di wilayah pendudukan Palestina, terutama setelah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dan operasi militer berkelanjutan di Gaza.

Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Belgia termasuk di antara pihak yang kini secara terbuka menekan Tel Aviv agar menghentikan perluasan permukiman ilegal dan menghormati hukum internasional.

Perubahan sikap ini menandai pergeseran diplomatik yang signifikan di kawasan Eropa, yang selama bertahun-tahun cenderung berhati-hati dalam mengkritik Israel.

Para analis menilai, perubahan sikap negara-negara Eropa ini dipicu oleh meningkatnya korban sipil di Palestina serta tekanan opini publik di dalam negeri yang menuntut langkah konkret terhadap pelanggaran hak asasi manusia.

Banyak warga Eropa yang turun ke jalan menuntut pemerintah mereka untuk berhenti bersikap netral dan mengambil tindakan nyata terhadap kebijakan Israel.

Dengan semakin banyak negara Eropa yang bersuara keras, peta diplomasi internasional terhadap konflik Israel–Palestina kini tengah bergeser.

Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin blok Eropa akan memainkan peran yang lebih aktif dalam mendorong pengakuan negara Palestina dan menekan Israel agar kembali ke meja perundingan damai.

(Tribunnews.com / Namira)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved