Konflik Pakistan vs Taliban
Konflik Pakistan vs Afghanistan Kembali Panas, Taliban Dituding Dalangi Bom Bunuh Diri di Islamabad
Tudingan tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi dalam sidang parlemen pada Kamis
Ringkasan Berita:
- Pakistan melalui Menteri Dalam Negeri Mohsin Nagvi menuding Taliban Afghanistan sebagai dalang dua serangan bom bunuh diri di Islamabad
- Kelompok Jamaat-ul-Ahrar mengklaim bertanggung jawab, menyatakan bahwa serangan akan terus dilakukan hingga Pakistan menerapkan hukum Syariah
- Serangan bom bunuh diri di Islamabad menewaskan 13 orang termasuk pelaku, 36 orang lainnya mengalami luka-luka
TRIBUNNEWS.COM - Hubungan bilateral antara dua negara bertetangga, Pakistan dan Afghanistan kembali memanas setelah terjadinya ledakan bom bunuh diri di kompleks pengadilan Islamabad pada Selasa lalu (11/11/2025).
Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Ibu Kota Pakistan sekitar pukul 12.30 waktu setempat ini menewaskan 13 orang termasuk sang pelaku.
Sementara 36 orang lainnya menjalani perawatan setelah mengalami luka dengan tingkat keseriusan yang beragam.
Pemerintah Pakistan menuding bahwa administrasi Taliban Afghanistan melalui kelompok militan Jamaat-ul-Ahrar dituding menjadi dalang dari serangan mematikan tersebut.
Jamaat-ul-Ahrar adalah kelompok militan yang memisahkan diri dari Tehrik-i-Taliban Pakistan, sebuah kelompok teroris yang ditetapkan secara internasional, pada Agustus 2014
Dikutip dari Reuters, tudingan tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi dalam sidang parlemen pada Kamis (14/11/2025).
Naqvi menyatakan bahwa ia dapat mengonfirmasi para pelaku yang terlibat dalam dua serangan ledakan bunuh diri mematikan di wilayahnya dalam pekan ini merupakan warga negara Afghanistan.
"Keterlibatan warga Afghanistan dalam serangan di luar gedung pengadilan di ibu kota pada Selasa dan serangan lainnya di sekolah militer pada Senin sehari sebelumnya merupakan keprihatinan utama dan serius kami," ujar Mendagri Pakistan Mohsin Naqvi dalam sidang parlemen.
Naqvi pun menuding bahwa pemerintahan Afghanistan terus mendukung upaya militan Islam Jamaat-ul-Ahrar untuk terus melakukan penyerangan di Pakistan.
Sementara itu, administrasi pemerintahan Taliban yang telah berkuasa di Afghanistan sejak 2021 balik menuduh Pakistan sebagai pihak yang terus memerkeruh hubungan antara kedua negara.
Menurut Juru Bicara Taliban Afghanistan, Zabihullah Mujahid, tindakan penyerangan di Pakistan merupakan respons karena negara tetangganya tersebut terus mendukung militan ISIS-K atau ISIS-Khorasan yang terus melakukan penyerangan di wilayahnya
"Dalam banyak kesempatan operasi kami melawan ISIS-K, kami berulang kali membunuh, melumpuhkan, atau menangkap warga negara Pakistan yang ternyata ikut terlibat," ujar Zabihullah Mujahid kepada Reuters.
Adapun kecaman Mujahid ini disampaikan sebagai respons terkait tudingan dalam pidato Mendagri Pakistan tersebut yang juga dilaporkan di tayangan televisi di Afghanistan.
Baca juga: Taliban di Afghanistan Perintahkan Perempuan Kenakan Burka untuk Masuk Rumah Sakit di Herat
Selain Afghanistan, India ikut menjadi pihak yang dituding menjadi dalang pada serangan di Islamabad oleh Pakistan.
Islamabad menuding India ikut mendanai kegiatan terorisme yang dilakukan kelompok Taliban Pakistan dan subkelompok militan lainnya yang berbasis di Afghanistan
Adapun organisasi Taliban Pakistan, atau Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), telah berperang melawan negara Pakistan sejak 2007.
Taliban Pakistan ini memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintah dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Islam versi mereka.
Kronologi Kejadian
Seperti yang diberitakan sebelumnya, serangan bom bunuh diri mengguncang area luar kompleks pengadilan tingkat rendah di Islamabad pada Selasa.
Pelaku bom bunuh diri diketahui meledakkan diri di dekat patroli polisi sekitar pukul 12.30 waktu setempat.
Adapun serangan serupa juga terjadi pada Senin (10/11/2025) di distrik South Waziristan, dekat perbatasan Afghanistan
Di serangan yang terjadi pada Senin, pelaku menabrakkan kendaraan berisi bahan peledak ke gerbang utama sekolah militer dan menewaskan tiga orang.
Sejumlah rekan pelaku kemudian memasuki sekolah yang dikelola militer tersebut dan memicu baku tembak dengan tentara Pakistan selama lebih dari 24 jam hingga seluruh penyerang tewas.
Setelah kejadian pada Senin dan Selasa ini, Jamaat-ul-Ahrar yang merupakan faksi dari TTP, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Hakim, pengacara, dan pejabat yang menjalankan putusan berdasarkan hukum Pakistan yang tidak Islami akan terus menjadi target." ungkap pihak Jamaat-ul-Ahrar.
Mereka juga menegaskan bahwa serangan-serangan tersebut akan terus berlanjut hingga pemerintah Pakistan menerapkan hukum Syariah.
Menanggapi serangan ini, Adam Weinstein yang merupakan seorang Analis Ilmu Pemerintahan dan Wakil Direktur dari program Timur Tengah di Quincy Institute pun buka suara.
Baca juga: Baku Tembak Mematikan Pakistan vs Taliban, Trump Siap Jadi Penengah
Di wawancaranya dengan New York Times, Adam menilai bahwa pengeboman tersebut merupakan salah satu cara bagi Taliban untuk melakukan "ujian litmus" di Pakistan
Ujian litmus adalah tes yang dirancang untuk menguji dan mengukur tingkat kualitas atau posisi dari suatu isu strategis dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci.
Adapun menurut Adam Weinstein, pertanyaan yang coba dites oleh Taliban adalah tingkat keamanan Islamabad yang diklaim lebih baik dibandingkan wilayah barat laut Pakistan.
"Jika Islamabad tidak aman, maka tidak ada tempat yang aman di Pakistan," ungkap Adam.
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.