Senin, 24 November 2025

Art Collaboration Kyoto 2025 Gaet Kolektor Global, Penjualan Tembus Jutaan Yen

ACK 2025 catat penjualan seni puluhan juta yen dengan partisipasi global, termasuk artis Indonesia. Karya-karya unggulan laris hingga jutaan yen

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
KARYA SENI - Syotatsu dengan karya seninya yang terbagi tiga frame besar. Diselesaikan dalam waktu satu bulan menurutnya kepada Tribunnews.com 

Ringkasan Berita:
  • Art Collaboration Kyoto 2025 mencatat penjualan seni hingga puluhan juta yen dan menghadirkan 72 galeri dari 19 negara. 
  • Pameran ini dipuji karena kualitas karya, tata letak, dan keterlibatan kolektor dari Asia hingga Eropa. 
  • Artis Indonesia juga tampil, sementara beberapa karya terjual hingga jutaan yen.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pameran seni Art Collaboration Kyoto (ACK) yang berlangsung pada 13–16 November 2025 di Kyoto International Conference Center (ICC Kyoto) mencatat penjualan karya seni mencapai puluhan juta yen.

Direktur Program ACK, Yukako Yamashita, menjelaskan bahwa edisi tahun ini menegaskan posisi ACK sebagai salah satu pameran seni paling penting di kawasan Asia.

“Tahun ini menegaskan posisi kami sebagai pameran yang kolegial, kolaboratif, dan terhubung, dengan tetap menjaga ketelitian tertinggi dalam segala aspek,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).

Ia menambahkan bahwa pengunjung menilai setiap elemen pameran terasa lebih matang dan berkelas, mulai dari kualitas karya, tata letak stan, hingga interaksi dengan para kolektor.

Penjualan disebut berjalan kuat, dengan diskusi-diskusi bernilai di seluruh area pameran.

Baca juga: Jangan Baca Manga Jepang dari Situs Bajakan, Ini Alasannya

Kehadiran kolektor dari Jepang, Taiwan, hingga Korea turut menguatkan posisi ACK sebagai destinasi utama seni di Asia.

Pameran ACK 2025 menampilkan 72 galeri dari 19 negara dan wilayah, termasuk 25 peserta baru, menjadikannya edisi terbesar dan paling beragam secara global.

Komunitas seni dari Asia, Eropa, Amerika, Afrika, hingga Timur Tengah berkumpul selama sepekan, mempertegas peran Kyoto sebagai pusat budaya internasional.

ACK kembali beroperasi dengan status terikat, sehingga peserta internasional dibebaskan dari pajak penjualan 10 persen sebelum transaksi.

Pameran berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 7–9 November 2026, dengan pratinjau pada 6 November 2026.

Dari Indonesia, artis Maruto Ardi dari ROH Indonesia turut ambil bagian.

“Sungguh menyenangkan dapat kembali ke ACK untuk ketiga kalinya. Kami menghargai kolaborasi yang semakin dalam dengan MUJIN-TO Production dan keramahan para penyelenggara,” ujar Dea Aprilia, Associate Direktur ROH Indonesia.

Sejumlah karya seni laris terjual dengan harga tinggi, antara lain:

Satu karya Mori Yuka terjual 1,2 juta yen, dan karya lainnya 800.000 yen.

Lima karya Syotatsu terjual di kisaran 700.000–3 juta yen.

30 karya Noguchi Kansai terjual seharga 250.000–2 juta yen per karya.

Bagi masyarakat Indonesia yang berminat mengikuti diskusi seni di Jepang, komunitas Pencinta Jepang membuka kesempatan bergabung secara gratis. Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke tkyjepang@gmail.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved