Kamis, 20 November 2025

Siaga Perang , Taiwan Rilis Buku Panduan Hadapi Serangan dari China

Taiwan edarkan buku panduan darurat untuk hadapi ancaman invasi China, di tengah meningkatnya tekanan militer dan serangan siber yang makin agresif

Dok.Angkatan Laut Tiongkok
SIAGA PERANG - Taiwan mulai mendistribusikan buku panduan darurat berisi langkah bertahan hidup, menghadapi serangan militer China, ancaman siber, serta pelanggaran ADIZ, manuver kapal perang Tiongkok. 

Ringkasan Berita:
  • Pemerintah Taiwan mendistribusikan buku panduan keselamatan kepada seluruh 23 juta warganya
  • Buku tersebut berisi petunjuk bertahan hidup, daftar perlengkapan darurat, cara menghadapi tentara musuh, peringatan aplikasi China berbahaya, serta ancaman non-militer seperti serangan siber dan disinformasi.
  • Langkah ini diambil karena meningkatnya tekanan militer dan “zona abu-abu” China.

 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Taiwan mulai mendistribusikan buku panduan keselamatan kepada seluruh warganya, sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi invasi militer dari China, pada Selasa (18/11/2025).

Langkah ini diumumkan Kementerian Pertahanan kepada sekitar 23 juta penduduk yang tersebar di seluruh pulau Taiwan.

Buku panduan itu diluncurkan sebagai petunjuk bertahan hidup, memuat penjelasan rinci mengenai perlengkapan yang harus disiapkan di setiap rumah, seperti kebutuhan dasar untuk bertahan selama satu minggu serta tas darurat yang harus diletakkan di dekat pintu.

Selain itu, dokumen tersebut memberikan arahan tentang tindakan yang harus dilakukan warga jika berhadapan dengan tentara musuh.

Termasuk imbauan untuk segera menjauh dan tidak melakukan perekaman yang dapat membocorkan pergerakan militer Taiwan.

Buku panduan tersebut juga memperingatkan warga mengenai risiko serangan siber serta potensi penyalahgunaan aplikasi buatan Tiongkok.

Baca juga: China Peringatkan Jepang Akan Kalah Telak Jika Nekat Intervensi Militer di Taiwan

Diantaranya seperti WeChat, TikTok, DeepSeek, dan RedNote, yang disebut dapat dimanfaatkan untuk pengintaian dan manipulasi data di masa krisis.

Selain ancaman militer, buku itu membahas ancaman non-militer seperti sabotase infrastruktur, pemadaman listrik, gangguan kabel bawah laut, dan situasi darurat akibat bencana alam seperti topan.

Pemerintah menyatakan bahwa masyarakat harus mampu mengenali tanda-tanda awal krisis dan memahami langkah-langkah penyelamatan diri sebelum bantuan tiba.

Panduan tersebut juga menekankan bahwa setiap klaim mengenai penyerahan pemerintah atau kekalahan Taiwan dalam situasi konflik harus dianggap sebagai disinformasi.

Pemerintah menegaskan bahwa panduan ini merupakan bagian dari strategi memperkuat ketahanan sipil, bukan untuk menimbulkan kepanikan.

Untuk tahap awal, Kementerian Pertahanan akan mencetak sekitar 11 juta eksemplar, termasuk versi berbahasa Inggris untuk komunitas internasional, sebagaimana dikutip dari CNN International.

Distribusi dijadwalkan selesai pada Januari tahun depan, menjangkau hampir seluruh rumah tangga di pulau itu.

Langkah ini disebut sejalan dengan negara-negara Eropa seperti Swedia dan Finlandia yang memperbarui panduan kesiapsiagaan warga di tengah situasi global yang tidak stabil.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved