Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata Rapuh, Israel Tewaskan Komandan Batalyon Hamas, Bantai 22 Warga Sipil di Kota Gaza
Pejabat senior Hamas tersebut adalah Imad al-Salem, komandan Batalyon Hamas Zeitoun dan wakil komandan Brigade Kota Gaza
Gencatan Senjata Rapuh, Israel Tewaskan Komandan Batalyon Hamas dan Bantai 22 Warga Sipil di Kota Gaza
Ringkasan Berita:
- Militer Israel membunuh komandan senior Hamas Imad al-Salem dalam serangan terhadap sebuah gedung di Kota Gaza.
- Serangan itu menandai ketegangan baru pada gencatan senjata yang rapuh dan bertepatan dengan serangan Israel yang menewaskan 22 warga Palestina di Jalur Gaza pada hari Rabu, menurut pejabat Gaza.
- Israel juga melalukan pembantaian di Khan Younis di Gaza Selatan.
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel dilaporkan menewaskan seorang pejabat senior Hamas dalam serangan terhadap sebuah gedung di Kota Gaza.
Pejabat senior Hamas tersebut adalah Imad al-Salem, komandan Batalyon Hamas Zeitoun dan wakil komandan Brigade Kota Gaza, menurut laporan kantor berita berbahasa Ibrani Walla, Rabu (19/11/2025).
Tak lama setelah laporan itu, Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sebanyak 22 orang warga sipil.
Baca juga: Ratusan Pejuang Hamas Masih Terjebak di Terowongan Rafah, Kata Media Israel
Militer Israel mengklaim serangan tersebut mengenai target-target yang terafiliasi gerakan pembebasan Palestina Hamas di seluruh wilayah Palestina.
Menambah jumlah korban sebelumnya yang mencapai 11, juru bicara badan tersebut mengatakan 12 orang tewas di utara Jalur Gaza, di wilayah Kota Gaza.
"Sementara 10 orang lainnya tewas dalam serangan lain Israel di selatan Jalur Gaza, sekitar Khan Younis," kata Badan Pertahanan Sipil Gaza.
Militer Israel mengklaim serangan di Gaza Selatan dilakukan sebagai respons terhadap pejuang Hamas yang diduga melepaskan tembakan ke arah wilayah tempat pasukan Israel beroperasi di Khan Younis.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Gencatan senjata, yang berlaku sejak 10 Oktober, sangat rapuh ditandai dengan terjadinya serangan sporadis dan tidak terorganisir yang bisa memicu esklasi lebih besar dan reaksi militer dari tentara Israel.
Gencatan senjata tersebut dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan berfokus pada pemulangan 48 tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Meskipun hanya sisa tiga tawanan yang dilaporkan tertinggal di Gaza, kesepakatan belum dicapai mengenai pelaksanaan Tahap Dua dari rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.
Fase ini meliputi demiliterisasi Hamas, pembentukan otoritas transisi, dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional.
Hamas menolak kehadiran pasukan internasional karena menilai mereka potensial cenderung tidak netral.
"Penugasan tugas dan peran pasukan internasional di Jalur Gaza , termasuk melucuti senjata Hamas, menghilangkan netralitasnya dan menjadikannya pihak dalam konflik yang mendukung pendudukan Israel," kata pernyataan Hamas.
Konflik Palestina Vs Israel
| Pengakuan Negara Palestina Meluas, Menteri Israel Kelabakan, Minta Presiden Abbas Dipenjara |
|---|
| Bendera Palestina Berkibar di Balai Kota Toronto untuk Pertama Kali, Kelompok Yahudi Gelar Protes |
|---|
| Indonesia Bakal Kirim 20 Ribu TNI ke Gaza, MUI: Jangan Sampai Masuk Jebakan Amerika Serikat |
|---|
| Rusia Tolak Ikut Campur, Sebut Resolusi Gaza Versi AS 'Jebakan Berbahaya' bagi Masa Depan Palestina |
|---|
| Apa Tugas Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza setelah Disahkan oleh PBB? |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.