Sabtu, 22 November 2025

Konflik Korea

Ledakan Misterius Guncang Zona DMZ Perbatasan Korut–Korsel, Sinyal Perang Menguat?

Ledakan misterius guncang DMZ, 1 tentara Korsel terluka. Di tengah upaya dialog dengan Korut, insiden ini memicu ketegangan baru di Semenanjung Korea

Tangkapan layar YouTube TaiwanPlus News
KIM JONG UN - Tangkapan layar YouTube TaiwanPlus News pada Selasa (9/9/2025). Ledakan misterius guncang DMZ, 1 tentara Korsel terluka. Insiden terjadi di tengah upaya dialog militer yang baru diajukan Seoul kepada Pyongyang, sehingga memicu kekhawatiran eskalasi meski belum ada bukti keterlibatan Korut. 
Ringkasan Berita:
  • Seorang tentara Korsel terluka akibat ledakan di kawasan MDL, DMZ, saat melakukan penyisiran ranjau. Militer menduga ledakan berasal dari ranjau lama yang masih aktif.
  • Insiden terjadi di tengah upaya dialog militer yang baru diajukan Seoul kepada Pyongyang, sehingga memicu kekhawatiran eskalasi meski belum ada bukti keterlibatan Korut.
  • DMZ tetap menjadi zona berisiko tinggi karena dipenuhi ribuan ranjau warisan Perang Korea dan ketegangan lintas batas yang meningkat sepanjang 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan terjadi di sepanjang Garis Demarkasi Militer (MDL) yang memisahkan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut), Kamis (20/11/2024).

Menurut laporan resmi Kementerian Pertahanan Seoul, ledakan terjadi sekitar pukul 09.20 waktu setempat di kawasan Paju, wilayah barat DMZ yang berada tak jauh dari Seoul.

Saat itu, seorang sersan Korsel staf berusia 24 tahun tengah melakukan misi untuk memeriksa kemungkinan keberadaan ranjau darat di sisi selatan garis perbatasan wilayah MDL yang merupakan salah satu tempat dengan ranjau terbanyak di dunia.

Ketika penyisiran dilakukan. tiba-tiba terjadi ledakan yang menghantam area patroli.

Militer Korsel menyebut korban memakai perlengkapan pelindung anti ranjau lengkap ketika insiden terjadi.

Meski demikian, guncangan ledakan cukup kuat hingga menyebabkan cedera serius pada pergelangan kaki.

Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah Seoul mengajukan tawaran dialog militer kepada Pyongyang, upaya perdamaian pertama dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga kini, otoritas militer masih menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut.

Mengutip laporan Yonhap, Pihak berwenang Korea Selatan menyatakan bahwa dugaan awal mengarah pada ledakan ranjau lama yang terpicu saat pasukan melakukan pemeriksaan jalur patroli.

Belum ada bukti yang menunjukkan adanya serangan langsung atau aktivitas mencurigakan dari Korea Utara.

Namun, militer tidak mengabaikan kemungkinan lain, termasuk penanaman ranjau baru oleh Korut.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Rudal Jelajah Saat Trump Kunjungi Korsel, Pyongyang Sebut untuk Musuh-Musuhnya

Kemungkinan ini muncul karena peristiwa serupa pernah terjadi pada 2015, ketika dua tentara Korsel kehilangan kaki akibat ranjau yang terbukti ditanam oleh pasukan Korut di jalur patroli selatan.

Bagi pengamat keamanan regional, potensi eskalasi tetap ada, terutama karena insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer dan retorika keras dari Pyongyang sepanjang tahun 2024.

Terlebih sedikitnya sudah 10 pelanggaran lintas batas yang dilakukan pasukan Korut sejak awal tahun, Alasan itu yang mendorong pejabat keamanan Korea Selatan untuk waspada.

Mereka menilai bahwa insiden ini kecil kemungkinannya langsung memicu perang, mengingat belum ada indikasi provokasi terbuka dari Korea Utara.

“Prioritas kami adalah memastikan penyebab ledakan tanpa mempercepat asumsi yang dapat memperburuk situasi,” kata Kementerian Pertahanan dalam pernyataan resminya.

DMZ Korea: Wilayah Paling Berbahaya di Asia

Zona Demiliterisasi Korea atau DMZ merupakan salah satu wilayah paling tegang dan dijaga ketat di dunia.

Zona ini terbentang sepanjang 250 kilometer dengan lebar sekitar empat kilometer, memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir pada 1953.

DMZ dibentuk melalui perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran terbuka antara kedua belah pihak.

Namun tidak pernah disertai perjanjian damai, sehingga kedua negara secara teknis masih berada dalam keadaan perang hingga hari ini.

Meski disebut "demiliterisasi", kawasan ini justru menjadi salah satu area paling termiliterisasi di dunia.

Setiap sisi DMZ dijaga ketat oleh pasukan kedua negara dengan pos pengawasan, terowongan, pagar listrik, dan sistem pertahanan canggih.

Di tengah wilayah tersebut terdapat Garis Demarkasi Militer (MDL), yaitu batas yang tidak boleh dilewati oleh baik tentara Korsel maupun Korut tanpa memicu risiko bentrokan.

Alasan DMZ dipenuhi ranjau darat berakar dari sejarah panjang konflik dan upaya defensif kedua negara sejak gencatan senjata 1953.

Ribuan ranjau ditanam oleh Korea Selatan maupun Korea Utara di sekeliling zona ini sebagai garis pertahanan untuk mencegah infiltrasi pasukan lawan.

Selain ranjau yang sengaja dipasang, banyak ranjau lama yang masih tertinggal dari masa perang, terkubur di tanah dan tetap aktif hingga puluhan tahun kemudian.

Ranjau-ranjau ini menjadikan DMZ sebagai salah satu wilayah dengan risiko ledakan tertinggi di Asia.

Kondisi geografis DMZ yang jarang tersentuh manusia juga membuat banyak ranjau sulit ditemukan atau diidentifikasi.

Vegetasi liar yang tumbuh lebat dan tanah yang bergeser akibat hujan atau musim dingin membuat ranjau sering berpindah posisi atau tertimbun pada kedalaman berbeda.

Inilah yang menyebabkan ledakan masih kerap terjadi, termasuk insiden terbaru yang melukai seorang tentara Korea Selatan saat melakukan patroli pendeteksian ranjau.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved