Minggu, 23 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Trump Bikin Geger, Serukan Hukuman Mati untuk Politisi Demokrat

Donald Trump menyerukan hukuman mati bagi politisi Demokrat setelah menuduh mereka melakukan pengkhianatan terkait video seruan tolak perintah ilegal.

https://www.whitehouse.gov/
TRUMP DESAK NATO - Foto ini diambil dari https://www.whitehouse.gov/ pada Minggu (14/9/2025) Donald Trump memicu kontroversi nasional setelah melalui Truth Social menyerukan kemungkinan hukuman mati bagi anggota Kongres Demokrat yang dituduhnya melakukan penghasutan dan pengkhianatan karena menyerukan militer untuk menolak perintah ilegal. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi besar di dunia politik setelah mengusulkan kemungkinan hukuman mati bagi sekelompok anggota Kongres dari Partai Demokrat.

Ancaman itu disampaikan Trump melalui serangkaian unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Kamis (21/11/2025).

Dalam cuitannya, Trump menuduh para politisi Demokrat melakukan tindakan penghasutan dan “pengkhianatan” terhadap Amerika Serikat setelah mereka merilis video yang menyerukan anggota militer dan intelijen untuk menolak perintah ilegal.

“Ini sangat buruk dan berbahaya bagi negara kita. Perilaku pengkhianat dari para pengkhianat kunci mereka???” tulis Trump.

“perilaku penghalang, dapat dihukum mati!” imbuhnya

Mengutip laporan Al Jazeera, ancaman Trump muncul setelah video yang dipublikasikan tanggal 18 November, menampilkan enam anggota Kongres Demokrat yang mayoritas merupakan veteran militer dan mantan anggota intelijen AS.

Dalam video itu, mereka menegaskan bahwa anggota militer memiliki kewajiban moral dan hukum untuk menolak perintah yang melanggar Konstitusi.

Menekankan bahwa loyalitas utama adalah kepada Konstitusi AS, bukan hanya kepada komando atasan

“Kalian harus menolak perintah ilegal. Tidak seorang pun wajib melaksanakan perintah yang melanggar hukum atau Konstitusi kita,” ujar Senator Mark Kelly dalam video tersebut.

Ajakan tersebut merujuk pada Uniform Code of Military Justice, yang menyatakan bahwa anggota militer wajib menolak perintah yang dinilai jelas bertentangan dengan hukum.

Partai Demokrat menilai seruan itu sebagai bentuk perlindungan hukum bagi angkatan bersenjata,menegaskan bahwa mereka hanya mengingatkan prinsip dasar militer AS.

Baca juga: Demo Guncang AS: 1.600 Lokasi Diserbu Demonstran, Serukan Perlawanan Atas Kebijakan Trump

Namun bagi Trump video tersebut mendorong perpecahan dalam struktur militer dan keamanan nasional.

Kondisi yang menurutnya “berbahaya bagi negara kita” karena tindakan tersebut setara dengan pengkhianatan.

Alasan itu yang mendorong pemimpin AS tersebut mengambil langkah ekstrem, mengusulkan kemungkinan hukuman mati bagi sekelompok anggota Kongres dari Partai Demokrat.

Gedung Putih kemudian mencoba menanggapi dengan mengatakan bahwa Trump tidak bermaksud secara literal meminta eksekusi anggota Kongres.

Melainkan menekankan bahwa mereka “harus bertanggung-jawab” atas yang dianggapnya tindakan berbahaya.

Trump Dikecam

Pasca Trump melontarkan ancaman, Partai Demokrat dengan cepat mengecam pernyataan Trump sebagai “sangat keji” dan “tidak pantas dilakukan seorang kepala negara”.

Menurut mereka, ancaman hukuman mati terhadap anggota legislatif yang sedang menjalankan tugas publik dianggap sebagai bentuk retorika ekstrem yang melewati batas kebebasan berbicara dan perbedaan politik dalam demokrasi.

Para pemimpin Demokrat menilai bahwa Presiden dengan posisi tertinggi seharusnya berfungsi sebagai simbol kesatuan dan penegak hukum, bukan mendorong kriminalisasi atau kekerasan terhadap lawan politiknya

Jika kepala negara menyebut anggota Kongres sebagai “pengkhianat” yang pantas dieksekusi, itu menciptakan preseden berbahaya di mana oposisi dan kritikus bisa diperlakukan sebagai musuh negara.

Banyak anggota Demokrat mengingatkan bahwa prinsip checking-and-balancing (pengawasan dan keseimbangan) dalam sistem pemerintahan AS bergantung pada fakta bahwa legislatif dapat mengawasi eksekutif tanpa takut akan pembalasan kekerasan.

Adapun ancaman hukuman mati atau penjara terhadap lawan politik bukan hal baru bagi Trump.

Selama kampanye 2016, ia berulang kali menyerukan “Penjarakan dia!” terhadap Hillary Clinton.

Trump juga pernah menuntut penahanan tokoh-tokoh yang terlibat dalam penyelidikan campur tangan Rusia pada pemilu 2016.

Kini, setelah kembali menjabat sebagai presiden untuk periode kedua pada Januari lalu, kritik menilai Trump semakin berusaha mewujudkan ancaman-ancaman tersebut dalam tindakan nyata.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved