Minggu, 23 November 2025

10 Kecelakaan Jet Tempur saat Pertunjukan Udara, Terbaru Tejas di Dubai Airshow 2025

Inilah 10 kecelakaan yang terjadi selama pertunjukan udara, yang biasanya dilakukan untuk menghibur penonton, terbaru ada Tejas di Dubai Airshow 2025.

Tangkap layar NDTV
PESAWAT TEJAS JATUH - Tangkap layar NDTV, memperlihatkan dari jarak dekat pesawat tempur Tejas yang jatuh saat melakukan atraksi di Dubai Airshow 2025, Jumat (21/11/2025). Inilah 10 kecelakaan yang terjadi selama pertunjukan udara, yang biasanya dilakukan untuk menghibur penonton, terbaru ada Tejas di Dubai Airshow 2025. 
Ringkasan Berita:
  • Inilah 10 kecelakaan yang terjadi selama pertunjukan udara, yang biasanya dilakukan untuk menghibur penonton
  • Insiden terbaru melibatkan jet tempur Tejas milik India di Dubai Airshow 2025
  • Pilot Tejas tewas dalam insiden tersebut


TRIBUNNEWS.COM - 
Sebuah jet tempur Tejas jatuh pada Jumat (21/11/2025) sore saat demonstrasi udara berkecepatan tinggi di Dubai Airshow.

Kecelakaan itu terjadi di Bandara Internasional Al Maktoum sekitar pukul 14.10 waktu setempat, menewaskan pilotnya, Komandan Wing Namansh Syal, yang berusia 34 tahun.

Menurut Angkatan Udara India (IAF), jet tempur buatan dalam negeri tersebut sedang melakukan manuver di ketinggian rendah ketika pilot kehilangan kendali sebelum pesawat jatuh ke tanah.

Insiden ini menambah daftar panjang tragedi dalam pertunjukan udara di berbagai negara.

Mengutip NDTV, berikut deretan kecelakaan yang pernah terjadi selama pertunjukan udara.

1. Poland Air Show – 2025

Sebuah jet tempur F-16 Angkatan Udara Polandia jatuh saat latihan untuk Pertunjukan Udara Radom pada Agustus 2025.

Jet tersebut kehilangan kendali saat melakukan manuver berbelok tajam di ketinggian rendah, menewaskan pilotnya.

Acara ini kemudian dibatalkan.

2. Pakistan Day Air Show – 2020

Sebuah jet F-16 buatan AS jatuh di kawasan hutan dekat Islamabad saat latihan untuk parade Hari Pakistan.

Pesawat kehilangan kendali saat bermanuver rendah dan jatuh, menewaskan pilotnya, Komandan Wing Noman Akram.

3. Shoreham Air Show – 2015

Pesawat tempur Hawker Hunter T7 jatuh di jalan utama saat pertunjukan udara di Shoreham Airshow, Inggris.

Insiden tersebut menewaskan 11 orang dan melukai 16 lainnya.

Pilot, Andy Hill, mengalami luka kritis namun selamat.

Baca juga: Pesawat Tempur Tejas India Alami Kecelakaan, Pilot Lakukan Manuver G Negatif sebelum Hantam Tanah

4. Bournemouth Air Festival – 2011

Letnan Penerbang Jon Egging tewas ketika pesawat Hawk T1 yang diterbangkannya jatuh di dekat Bandara Bournemouth, Dorset, saat pertunjukan.

Penyelidikan mengungkap bahwa Egging kemungkinan hampir pingsan sesaat sebelum pesawat jatuh.

5. Shoreham Air Show – 2007

Sebuah pesawat tempur Hawker Hurricane era Perang Dunia II jatuh saat melakukan simulasi “Battle of Britain”.

Menurut laporan Cabang Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB), pesawat melakukan manuver barrel roll yang tidak direncanakan sebelum menukik dan jatuh.

Pilot sekaligus pemeran pengganti James Bond, Brian Brown, tewas dalam kecelakaan ini.

6. Sknyliv Air Show – 2002

Dalam salah satu kecelakaan pertunjukan udara paling mematikan di dunia, jet tempur Sukhoi Su-27 kehilangan kendali dan menabrak kerumunan.

Sebanyak 77 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya terluka.

Kedua pilot selamat dengan luka ringan.

7. Moscow Air Show – 1992

Dua jet MiG-29 bertabrakan di udara saat pertunjukan.

Para pilot berhasil melontarkan diri, tetapi puing-puing pesawat jatuh sangat dekat dengan penonton.

8. Ramstein Air Show – 1988

Tiga pesawat tim aerobatik Angkatan Udara Italia bertabrakan saat melakukan formasi di Ramstein Air Base, Jerman Barat.

Insiden ini menewaskan 67 penonton dan tiga pilot, serta melukai ratusan orang lainnya.

9. Fairchild Air Force Base – 1987

Pesawat KC-135 Stratotanker jatuh saat latihan manuver pertunjukan udara di Pangkalan Angkatan Udara Fairchild, Spokane County.

Pesawat terbang memasuki turbulensi yang ditimbulkan B-52 di dekatnya, kehilangan kendali, dan jatuh ke lapangan terbuka, menewaskan enam penerbang dan seorang penonton.

10. Paris Air Show – 1973

Baca juga: 5 Jet Tempur Legendaris AS yang Akan Pensiun dalam 5 Tahun ke Depan, Termasuk F-16

Jet supersonik Tupolev Tu-144 kehilangan kendali selama penerbangan demonstrasi dan jatuh, menewaskan enam awak dan delapan penonton.

Pesawat hancur di udara saat melakukan manuver ekstrem dan jatuh di kota Goussainville, Prancis.

Kecelakaan ini secara efektif mengakhiri program pengembangan Tu-144.

Mengapa Pilot Tidak Melontarkan Diri dalam Situasi Serius?

Pesawat tempur biasa dilengkapi kursi pelontar (ejection seat) untuk menyelamatkan pilot jika terjadi bahaya.

Dalam kasus Tejas, pesawat ini memakai kursi pelontar Martin Baker Mark-16 atau setara.

Namun, seperti dilansir WION, keberhasilan eject bergantung pada sejumlah faktor, seperti:

  • ketinggian pesawatposisi (pitch/roll)
  • kecepatan udara
  • kondisi struktural pesawat
  • waktu reaksi pilot
  • kemampuan sistem otomatis

Menurut WION, penerbangan demonstrasi sering melibatkan manuver cepat naik-turun atau berguling pada ketinggian rendah.

Pada kondisi demikian, meski eject dipicu, parasut mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk mengembang sehingga pilot tidak bisa dideselerasi dengan aman.

Kegagalan struktural tiba-tiba, mesin mati mendadak, atau kerusakan sistem kendali juga dapat menghalangi pilot mencapai tuas eject maupun menghambat logika ejeksi otomatis.

Hingga kini, penyebab resmi kecelakaan Tejas belum dirilis.

Investigasi Angkatan Udara India (IAF) atau Hindustan Aeronautics Limited (HAL) nantinya akan memeriksa perekam data penerbangan, perekam suara kokpit (jika ada), jejak piroteknik kursi lontar, puing-puing struktur pesawat dan catatan perawatan.

Baca juga: Belanda Jual 18 Unit Jet Tempur F-16 dengan Harga Rp19.200 kepada Rumania

Penyidik juga akan mengonfirmasi apakah pegangan eject ditarik, apakah motor roket kursi aktif, bagaimana kondisi parasut, serta apakah ketinggian dan kecepatan pesawat berada dalam batas aman untuk eject.

Kegagalan atau ketidakmungkinan ejeksi memiliki implikasi besar bagi keselamatan pilot, desain pesawat, hingga persepsi internasional terhadap program Tejas, terutama di pasar ekspor.

Jika kecelakaan ini disebabkan faktor ketinggian rendah atau hambatan mekanis yang membuat eject tak dapat dilakukan, maka protokol penerbangan demo dan batasan amplop ejeksi kemungkinan akan direvisi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved