SD Gunung Batu Bogor Juara Dokter Kecil Mahir Gizi
Penyuluhan gizi untuk anak, tidak melulu harus diterangkan melalui media papan tulis, namun bisa dengan cara bermain
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyuluhan gizi untuk anak, tidak melulu harus diterangkan melalui media papan tulis, namun bisa dengan cara bermain. Salah satunya dengan wahana ular tangga yang sering kita temukan.
Nah, terinspirasi ular tangga untuk berbagi pengetahuan ini, SD Gunung Batu Bogor berhasil menjadi juara Dokter Kecil Mahir Gizi 2011: "Sehat Dimulai dari Sekolahmu".
Tim beranggotakan Siti Nurlatifah, Nabila Syamlan, Wildan Septian, dan Erizal Heriansyah mengalahkan 26 tim finalis dari 25 kota se-Indonesia. Mereka berhak menerima uang tunai Rp 10 juta, seperangkat komputer dan pembuatan kantin sehat.
Kompetisi Nasional ini merupakan kerjasama Nestlé Dancow bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Nurlatifah menuturkan, penggunaan bentuk ular tangga adalah kesempatan mereka berempat.
Mengapa? "Kami memilihnya karena anak-anak tahu cara permainan ular tangga," ungkap Latifah di Graha Utama Kemdikbud, Jakarta, Senin (30/1/2012).
Mereka membuat ular tangga dengan menggunakan kertas karton dengan ukuran satu kali satu meter. Seperti halnya ular tangga, lalu dari dalam kotak dibagi lagi dengan membuat 100 bujur sangkar yang lebih kecil. Kemampuan masing-masing anggota tim membuat pekerjaan membuat ular tangga menjadi mudah.
Kotak pertama ada piramida makanan yang terdiri karbohidrat, vitamin dan mineral, protein dan zat penambah seperti gula, minyak kelapa sawit, dan garam. Dalam 'ular tangga itu' juga ditemukan tangga ke atas menunjukkan akibat dari mengonsumsi makanan bergizi, sedangkan ular (turun) menunjukkan akibat dari mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Untuk tangga dibagi tiga jenis. Tangga rendah adalah karbohidrat yang berarti mengonsumsi karbohidrat secara teratur, menguatkan badan. Tangga sedang, untuk vitamin dan mineral yang berfungsi mengatur sel-sel tubuh kita dengan baik. Sedangkan tangga tertinggi dimaknai sebagai protein yang bisa membuat tambah tinggi dan berat badan.
Bagaimana memainkannya? "Setelah dadu dikocok nanti diperoleh angka. Nah, jika jatuhnya ke angka yang bertuliskan jajanan tidak sehat, maka dokter kecil akan menjelaskan makanan seperti apa yang tidak sehat. Permainan berlanjut terus dan pemenangnya ditentukan yang sampai kotak 100 dahulu," ungkapnya.
Para dokter kecil mengungkapkan penyuluhan mengenai gizi dengan permainan ular tangga ini dilakukan seminggu 2 sampai 3 kali baik dalam jam pelajaran atau setelah pulang sekolah.
Ketua Tim Dewan Juri Dr. dr. Carmen M. Siagian, MS, SpGK, yang juga Ketua I Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) mengungkapkan, ular tangga yang dibuat anak-anak sungguh menarik.
"Dengan cara yang dipakai, dengan ular tangga yang akrab dan dikenal akan memudahkan untuk mengenalkan pada rekan-rekan seusianya," ungkapnya.
Pendamping dokter kecil SD Gunung Batu, Bogor, E. Kosasih mengungkapkan sosialisasi ular tangga ini telah dilakukan kepada 400 siswa dengan total dokter cilik berjumlah 86 siswa.
Mereka mendatangi tiap kelas untuk mensosialisasikan pesan kesehatan tersebut melalui permainan ular tangga yang mereka kembangkan.
Juara kedua tim SD Al-Irsyad (Cirebon) dengan proyek Hari Santapan Sehat dan Seimbang, berhak memperoleh hadiah Rp 7,5 juta dan seperangkat komputer. Juara III diraih SD Sabilillah (Malang) dengan proyek Makanan untuk Tubuh Sehatku sehingga berhak mendapatkan uang tunai Rp 5 juta, seperangkat komputer. Juara ke-2 dan ke-3 berhak mendapatkan hadiah pembuatan kantin sehat. SD Oesapa Kecil I (NTT) raih Duta Perubahan Dokter Kecil.