Kamis, 7 Agustus 2025

AI Berpotensi Mentransformasi Praktik Dermatologi, Kurikulum Harus Sesuai Kemajuan Teknologi

Dunia kedokteran kini berada di ambang revolusi besar, didorong oleh kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI). 

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com
PEMANFAATAN AI - Ketua Kolegium Dermatologi, Venereologi, dan Estetika (DVE) Indonesia, Dr dr Prasetyadi Mawardi mengepalai studi mengenai pemanfaatan AI dalam meningkatkan akurasi diagnosis dan pengelolaan terapi di bidang dermatologi. 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Dunia kedokteran kini berada di ambang revolusi besar, didorong oleh kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI). 

Teknologi AI telah mengubah cara penyakit dideteksi, didiagnosis, dan diobati secara mendasar. 

Dengan kemampuannya menganalisis data dalam skala besar, AI dapat mengenali pola-pola kompleks pada citra medis yang mungkin berasal dari mata manusia, mempercepat penemuan obat baru, hingga merancang rencana terapi yang dipersonalisasi untuk setiap pasien.  

Baca juga: Kemenkes-Kemendiktisaintek Bentuk Komite Bersama Reformasi Pendidikan Kedokteran

Ketua Kolegium Dermatologi, Venereologi, dan Estetika (DVE) Indonesia, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.DVE, Subsp.Ven., FINSDV, FAADV, memimpin sebuah penelitian inovatif yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan presisi diagnosis dan terapi dokter spesialis DVE di Indonesia. 

Penelitian yang fokus pada aplikasi AI bernama ClinPath.ai ini berhasil meraih penghargaan di kancah nasional.

Riset yang menguji efektivitas ClinPath.ai ini melibatkan 44 dokter spesialis DVE sebagai responden. Hasilnya dipresentasikan dalam ajang Lomba Penelitian Ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) PERDOSKI 2025 di Bali dan berhasil meraih Juara (2nd Runner Up) dalam kategori Oral Presentation Research.

Acara PIT PERDOSKI 2025 yang baru saja berakhir, berlangsung dari 10 hingga 13 Juli 2025 di Bali Nusa Dua Convention Center dan RS Universitas Udayana.

Tim peneliti yang solid ini terdiri dari dr. Rina Purnamasari (PPDS DVE UNS), dr. Akbar Fahmi, Abdi Salam, SSi, Muhammad Ridho Isdi, SSi (Multimedika Mahadata), dan dipimpin oleh Dr. dr. Prasetyadi Mawardi.

Visi Masa Depan: AI Sebagai Alat Bantu, Dokter Tetap Kunci

Menanggapi keberhasilan penelitian ini, Prasetyadi menekankan bahwa teknologi AI memiliki potensi besar untuk mentransformasi praktik dermatologi. Menurutnya, inovasi seperti ClinPath.ai

"Tentunya akan banyak membantu sejawat dalam mengimplementasi, mendiagnosis, dan melakukan manajemen terapi yang tepat," kata dia seperti dikutip, Rabu (6/8/2025).

Dia juga menyoroti perlunya adaptasi dalam dunia pendidikan kedokteran.

Prasetyadi sepakat bahwa kurikulum spesialis pendidikan harus terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi.

“Ilmu pengetahuan selalu berkembang. AI merupakan tool  dalam membantu kita. Para sejawat juga didorong dan dimotivasi untuk selalu menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang dinamis, termasuk di bidang DVE,” tegasnya. 

Hal ini untuk memastikan dokter di masa depan tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi mampu memvalidasi dan memahami keterbatasan teknologi yang mereka gunakan.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan