Jumat, 3 Oktober 2025

Kesehatan

Screening Nutrisi Cegah Sakit dan Cacat di Usia Senja

Melalui screening dapat dideteksi apakah seseorang mengalami kekurangan gizi atau tidak.

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Screening Nutrisi Cegah Sakit dan Cacat di Usia Senja
Istimewa
Wanita berusia senja perlu screening untuk mendeteksi apakah berstatus kekurangan gizi atau tidak.

Pertanyaan tersebut merujuk pada instrumen screening Malnutrition Screening Tool (MST), yaitu adakah penurunan berat badan dan apakah ada gangguan makan. Pasien yang datang ke poliklinik, puskesmas, atau rumah sakit pun wajib melakukannya. Dan yang wajib mengerjakan adalah tenaga medis (dokter atau perawat).

"Screening dilakukan secara berkala. Tidak ada patokan harus sebulan atau dua bulan sekali. Pasien datang, harusnya itu dilakukan, lalu dievaluasi. Kalau ada gangguan nutrisi harus lebih sering," jelas Nina.

Dengan screening, usi lanjut bisa menurunkan angka kesakitan, menurunkan rawat inap, mengurangi beban biaya kesehatan, menurunkan angka kematian, hingga peningkatan kualitas hidup dan fungsional.

Dan merujuk kategori usia lanjut, dr. Siti Setiati, SpPD, KGER menjelaskan bahwa di Indonesia patokan usia lanjut di atas 60 tahun, sedangkan di negara barat 60 - 75 tahun (young old), dan 75 tahun ke atas (old old). Tetapi jika dilihat dari sisi biologis dan psikologis berbeda.

"Sisi biologis, 50 tahun sehat dikatakan masih muda, tapi kalau udah sakit-sakit dikategorikan tua, kalau psikologis orang yang berumur 90 tahun aja masih mau dibilang muda," kata Atik, panggilan akrab Siti Setiati.

"Kita tidak hanya memerpanjang umur, tapi panjang umur, dengan menurunkan kecacatan atau kebergantungan, berkualitas, bermanfaat bagi lingkungannya. Itu yang lebih bagus," tandasnya. 

Baca artikel menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved