Konsultasi Gigi dan Mulut
Bolak-balik ke Dokter, Tambalan Gigi Copot dan Bengkak, Apa Solusinya?
Saya bosan. Bolak-balik ke dokter gigi, tambalan lepas melulu. Kalau bengkak terasa sakit sekali. Apa solusinya, Dok?
Pertanyaan Konsultasi Pembaca Tribunnews.com:
Dokter,
Gigi nomor dua dari belakang rahang bawah kiri saya sudah lama berlubang. Seingat saya sih sejak SMA. Awalnya hanya tampak hitam kecil. Tetapi, lama-kelamaan membesar dan jadi sakit.
Kebetulan gigi belakangnya tumbuh agak miring ke gigi ini. Tapi gigi belakangnya tidak pernah sakit.
Rasa linu sudah terasa sejak sekitar masa kuliah. Gigi berlubang ini saya tambalkan ke dokter gigi. Sedihnya, selalu saja lepas. Hanya bertahan dalam hitungan bulan hingga beberapa tahun saja, kira-kira. Lubang gigipun makin besar, sampai umur saya sekarang, 46 tahun. Artinya sudah 20-an tahun lebih gigi ini bermasalah.
Saya sudah bosan ke dokter gigi. Tambalan saya copot terus. Beberapa kali jadi bengkak juga. Bongkar tambal terus-menerus.
Nah, sekitar satu bulan lalu saya ke dokter gigi. Kali ini dokternya agak berbeda. Beliau tampak sangat sabar, berhati-hati dan teliti. Syaraf gigi saya dirawat secara serius oleh beliau.
Sejak dirawat beliau, gigi tidak bermasalah. Setelah beres, gigi saya akan dipasang pasak dan dibuatkan pengganti mahkota gigi permanen yang kuat. Tapi mahal, Dok.. Saya masih menimbang-nimbang. Saya ingin agar gigi ditambal biasa saja, tapi yang kuat. Bagaimana menurut Dokter? Maaf, surat saya panjang lebar.
Terimakasih, Dokter..
(Anthony, 46 tahun, Lippo Karawaci)
Jawaban:
Terimakasih, Pak Anthony..
Saya ikut bersyukur, akhirnya Bapak bertemu dokter gigi yang sangat sabar, berhati-hati, dan teliti merawat gigi Bapak yang telah bermasalah lebih dari 20-an tahun. Saya paham, bagaimana perasaan Bapak selama ini terkait kasus penyakit gigi yang telah Bapak derita sekian lama.
Dari keterangan Bapak, saya simpulkan bahwa kasus ini menimpa gigi geraham permanen kedua rahang bawah kiri Bapak. Dan kini gigi telah dirawat syaraf/perawatan Endodontik (Endodontic treatment). Artinya, gigi telah disterilkan. Gigi tidak vital lagi.
Peristiwa traumatis sering copotnya tambalan gigi Bapak di masa lalu dapat disebabkan oleh ragam faktor. Selain oleh faktor prosedural (penentuan diagnose, pilihan jenis perawatan, bentuk preparasi, pilihan bahan tambalan, tehnik pengaplikasian material tambalan), serta kerja sama antara sang dokter dengan Bapak selama proses penambalan, juga terkait soal bagaimana sang gigi bertambal dipelihara oleh Bapak setelahnya.
Variabelnya sedemikian kompleks. Saya pribadi tidak berkompeten menjelaskan penyebab pasti sering copotnya tambalan gigi Bapak di masa lalu secara spesifik. Terlebih lagi, karena saya tidak menerima data yang lengkap.
Kembali ke jenis perawatan Endodontik terakhir yang Bapak terima, salah satu pertimbangan sang dokter yakni prediksi apakah setelah perawatan dilakukan, sang gigi masih dapat direstorasi sehingga fungsinya kembali normal dalam jangka waktu cukup lama, dan secara estetik dapat diterima dengan baik.
Dan, segera sesudah dipastikan bahwa dukungan jaringan pendukung giginya masih baik, beberapa macam restorasi dapat dilakukan untuk mempertahankan dan melindungi gigi yang telah dirawat tersebut.
Apabila sang dokter menyarankan perawatan pembentukan kembali anatomis sang gigi sebagai salah satu cara mengawetkan keberadaan serta fungsi sang gigi dalam rongga mulut dengan pembuatan pasak pada gigi, maka diasumsikan bahwa jenis restorasi tersebutlah yang paling ideal.
Karena terkait pembuatan preparasi gigi pasca perawatan Endodontik, para dokter gigi akan mempertimbangkan beberapa hal di antaranya sebagai berikut:
- Menjadi lebih getasnya gigi yang telah dirawat Endodontik. Kesalahan pilihan jenis preparasi dan material yang digunakan dapat menyebabkan gigi pecah vertikal, nantinya.
- Luasan bagian mahkota gigi yang terbebas sungguh dari kerusakan akibat proses karies. Hal ini menentukan pilihan preparasi yang sesuai dengan kondisi. Sebab andai dinding sisa mahkotanya sangat tipis, dapat pecah nantinya andai pilihan jenis restorasinya tidak tepat.
Khusus gigi geraham, terdapat beberapa jenis restorasi, sebagai berikut:
- Andai jaringan bebas karies mahkota gigi Bapak tersebut masih cukup besar, maka pilihan
preparasi onlay yang mencakup semua area tonjol gigi dapat dipilih sang dokter.
- Andai jaringan bebas karies mahkota gigi Bapak tersebut telah relatif lebih tipis sehingga tidak memungkinkan dilakukan preparasi onlay, maka pilihannya yakni preparasi mahkota tiga perempat maupun mahkota penuh.
Terkait penambahan pasak gigi sebagai penguat utama restorasi, maka pilihan jenis material serta ukuran pasak juga turut berperan terhadap keberhasilan perawatan serta keawetan sang gigi. Hal yang berimbas langsung pada prediksi besar biayanya. Terlebih untuk perawatan endodontik gigi geraham belakang Bapak yang cukup berperan menerima beban cukup besar dalam proses pengunyahan makanan.
Pasak dibuat dengan inti yang bersama-sama menopang mahkota buatan sang gigi.
Jenis perawatan ini memang membutuhkan ketelitian, disiplin, dan waktu yang cukup.
Itulah mengapa menurut saya, seyogyanya Bapak segera kembali ke dokter yang merawat gigi Bapak untuk melanjutkan perawatan. Kedua, berdiskusilah terkait kondisi gigi Bapak, termasuk rencana sang dokter serta segala kemungkinannya, demi mendapatkan perawatan terbaik yang pas bagi Bapak serta meningkatkan kerjasama.
Demikian penjelasan dari saya. Semoga bermanfaat. Salam sehat dari saya untuk Bapak dan seluruh keluarga.
D-smile 15 Maret 2013 21:56 WIB
Kontak Konsultasi Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi Gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage -Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, Happy Smile Dental Clinic Bali View Point (keduanya beralamat di Tangerang Selatan), dan praktik pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com. Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
BACA KONSULTASI SEBELUMNYA
-
Kamis, 14 Maret 2013 20:04 WIBAkhir-akhir ini gigi terasa sakit. Kata dokter gigi di Puskesmas, ini karena gigi bungsu saya sedang tumbuh. Benarkah itu, Dok?
-
Selasa, 12 Maret 2013 08:03 WIBGigi seri atas saya sudah dicabut. Kini saya bimbang memilih pasang gigi palsu atau yang model lepasan? Mohon saran.
-
Sabtu, 9 Maret 2013 15:35 WIBSaya merasa tak nyaman dengan gigi depan bagian bawah yang goyah-goyah. Sebaiknya dicabut atau dipertahankan?
-
Sabtu, 9 Maret 2013 15:16 WIBGigi puteri saya tumbuh jarang-jarang. Kurang rapat, gitu. Kenapa ya, Dok? Apakah harus dirapikan dengan kawat gigi?
-
Kamis, 7 Maret 2013 23:08 WIBMertua mendorong saya agar menyusui si kecil hingga dia usia dua tahun. Katanya biar gigi anak bagus. Apa bener ASI bagus buat gigi?
-
Rabu, 6 Maret 2013 19:27 WIBBerapakah biaya membersihkan, mencabut dan merapikan gigi? Kalau terasa sakit, boleh dicabut?
-
Rabu, 6 Maret 2013 15:40 WIBBerapa biaya pembersihan karat gigi? Apa penyebab dan bagaimana mencegahnya?
-
Selasa, 5 Maret 2013 14:55 WIBSetelah membersihkan karang gigi, muncul siksaan rasa ngilu berulang. Apa sebabnya? Apa solusinya?
-
Senin, 4 Maret 2013 21:08 WIBAnak saya sudah rajin gosok gigi, tapi kok berlubang juga ya? Akankah nanti menyakitkan seperti sakit giginya orang dewasa?
-
Senin, 4 Maret 2013 16:06 WIBGara-gara hobi minum kopi, gigi saya berkarat dan menghitam. Bagaimana membersihkannya?
-
Minggu, 3 Maret 2013 14:35 WIBSaya merasa kurang percaya diri untuk tersenyum lebar gara-gara gigi gingsul di rahang atas. Apa solusinya?
-
Minggu, 3 Maret 2013 14:15 WIBAnak saya gigi sering dan gigi taringnya berjejal serta menonjol ke depan. Tapi mengapa untuk merapikan dengan kawat gigi lama sekali?
-
Rabu, 27 Februari 2013 11:47 WIBTiap habis gosok gigi, anaknya saya bukannya berkumur-kumur, malah menelan busa pasta gigi. Berbahayakan, Dok?
-
Rabu, 27 Februari 2013 09:24 WIBPertanyaan: Istri saya giginya tumbuh miring, rasanya sakit banget, tapi dia takut dioperasi. Apa solusinya, Dok?
-
Rabu, 27 Februari 2013 09:15 WIBPertanyaan konsultasi: Anak saya giginya nggak berlubang, tapi kenapa bau mulutnya nggak sedap banget ya? Apa solusinya, Dok?
-
Rabu, 27 Februari 2013 09:08 WIBPertanyaan konsultasi: Anak saya pertumbuhan giginya melambat sejak kecil, sekarang malah gingsul, apa solusinya?
-
Rabu, 27 Februari 2013 09:00 WIBMemiliki deretan gigi indah, putih dan cemerlang seperti milik para artis jadi impian banyak orang. Bagaimana mewujudkannya?
-
Selasa, 26 Februari 2013 09:12 WIBDaripada pakai gigi palsu, ribet membersihkan, kini banyak orang memilih tanam gigi di gusi. Bagaimana cara dan biayanya?
-
Jumat, 22 Februari 2013 18:33 WIBSusunan gigi berantakan dan kurang putih cemerlang, apa solusinya? Simak jawaban dokter.